INDONESIAKININEWS.COM - Pengacara kondang Hotman Paris tidak segan-segan menyindir Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, terkait ancamannya un...
INDONESIAKININEWS.COM - Pengacara kondang Hotman Paris tidak segan-segan menyindir Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, terkait ancamannya untuk membongkar skandal korupsi di Pertamina. Alih-alih bersimpati, Hotman justru mempertanyakan kinerja Ahok selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina dari 2019 hingga 2024.
Belakangan, Ahok menjadi sorotan publik karena mengaku siap membantu Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam membongkar kasus korupsi yang menjerat Riva Siahaan dan sejumlah pejabat Pertamina. Ahok menegaskan bahwa ia memiliki bukti kuat, termasuk rekaman suara rapat, yang dapat digunakan untuk membongkar skandal tersebut.
"Saya senang kalau jaksa mau panggil, saya punya rekaman suara rapat semua. Saya cuma minta Pak Jaksa sidang terbuka di Republik ini," kata Ahok dalam tayangan Liputan 6.
Respon Mengejutkan dari Hotman Paris
Hotman Paris, yang dikenal sebagai pengacara tajam, menanggapi pernyataan Ahok dengan delapan konten berturut-turut di Instagram. Hotman merasa kesal dengan aksi Ahok yang kini koar-koar soal skandal Pertamina.
"Yang membongkar mega korupsi Pertamina bukan Ahok, tapi kejaksaan. Ahok sama sekali tidak punya peran apapun membuat kasus mega korupsi Pertamina ini terbongkar. Justru itulah yang aku tanyakan, sekarang tiba-tiba Ahok ngoceh di mana-mana, Anda itu berapa tahun jadi komisaris, honor sangat besar, bonus sangat besar, Anda mundur adem ayem aja enggak ada suara, enggak ada protes apapun, kok sekarang setelah Kejaksaan berhasil membongkar, Anda mengatakan 'saya jadi saksi'. Aku itu bertanya kenapa Anda dulu diam," tegas Hotman Paris.
Hotman menegaskan bahwa ia tidak menuduh Ahok terlibat dalam skandal tersebut, namun mempertanyakan mengapa Ahok tidak membongkar kasus tersebut saat masih menjabat.
"Saya tidak pernah menyalahkan Ahok, saya hanya mempertanyakan, fokus ke arah tindak pidananya yang sangat besar. Karena dia komisaris, kok bisa sama sekali seorang komisaris tidak tahu apa yang terjadi, tindak pidana yang sangat besar itu. Saya tidak mengatakan Ahok terlibat, bukan," ucap Hotman.
Ahok Emosional dan Tetap Teguh
Sementara itu, Ahok tetap pada pendiriannya dan bahkan semakin lantang menyuarakan rencananya untuk membongkar kasus Pertamina. Dalam tayangan YouTube channel Narasi TV, Ahok mengaku pernah mengancam para direksi Pertamina saat masih menjabat.
"Saya sering ngancam mereka (direksi Pertamina) secara kasar kok 'kalian jangan menganggap saya enggak berjaya hari ini. Mungkin ada yang anggap saya macan ompong di Pertamina karena enggak jadi Dirut'. Saya bilang 'kalian tunggu waktu akan berputar. Semua catatannya saya pegang. Satu hari ganti rezim, ku penjarain kalian semua, dan inget baik-baik kalimat saya direksi'," ujar Ahok.
Ahok menegaskan bahwa ia memiliki bukti yang kuat, termasuk catatan dan rekaman suara, yang dapat membantu Kejaksaan Agung membongkar skandal tersebut. Ia meyakini bahwa ada lebih banyak oknum yang terlibat di dalamnya.
"Kalau rezim betul-betul mau membereskan negeri ini dari korupsi di Migas dan Pertamina, saya berani jamin dengan data ini akan penjarakan kalian semua. Saya harap ini kasus bukan cuma si Riva Siahaan Patra Niaga kok, mana mungkin. Saya kira oknum BPK bisa terlibat, ada yang audit kok," kata Ahok.
Lebih lanjut, Ahok menyindir adanya sosok besar di balik skandal Pertamina. Ia percaya bahwa kasus ini akan membongkar kasus lain yang lebih besar jika benar-benar terungkap.
"Ini bukan beyond (kasus luar biasa), ini ada tangan yang berkuasa ikut main menurut saya di republik ini. Ini bisa jadi lebar ke mana-mana kalau kasusnya dibongkar. Saya senang banget ini," pungkas Ahok.
"Saya agak emosi soal ini. Saya di sini bukannya mau men-defend Pertamina atau siapapun. Saya ingin masyarakat mengerti bahwa akar masalah RI adalah korupsi dan kemunafikan. Jadi orang semua saling sandra menyandra, dikasih jabatan dan wewenang," sambungnya dengan nada bicara meninggi.
Sumber: Tribun Pekanbaru
Sumber: Tribun Pekanbaru