INDONESIAKININEWS.COM - Setelah hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan putusan yang kontroversial terkait batas usia capres-cawapres, s...
INDONESIAKININEWS.COM - Setelah hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan putusan yang kontroversial terkait batas usia capres-cawapres, sejumlah lembaga melakukan survei.
Hasilnya cukup mengejutkan. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dibanding Ganjar Pranowo-Mahfud MD (Ganjar-Mahfud) dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Padahal, kritik luar biasa diarahkan ke pasangan Prabowo-Gibran, namun respons publik berbeda.
Mereka menilai Prabowo-Gibran pantas memimpin Indonesia, meski diwarnai isu kolusi dan nepotisme.
Berdasarkan ulasan Tribunnews.com, ada empat lembaga yang melakukan survei setelah ada putusan MK.
1. Survei LSJ (Lembaga Survei Jakarta)
Hasil survei LSJ menjelang Pemilu 2024, sejauh ini terlihat bahwa pasangan Prabowo-Gibran, memimpin dengan elektabilitas 40,2 persen. Disusul pasangan Ganjar-Mahfud memiliki elektabilitas sebesar 34,5 persen, dan Anies-Cak Imin memperoleh dukungan 19,3 persen. Sementara, sebanyak 6 persen responden masih ragu-ragu atau belum dapat menentukan pilihan (undecided).
Survei LSJ ini dilakukan pada periode 18-26 Oktober 2023 di 38 provinsi yang ada di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden.
Adapun, metode survei diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertahap (Multistage Random Sampling) dengan margin of errornya kurang lebih 2,83 persen dan pada tingkat kepercayaan (Level of Confidence) sebesar 95 persen.
2. Indikator Politik Indonesia (IPI).
Survei Indikator Politik dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi (MK) membacakan putusan soal gugatan batas usia capres-cawapres. Survei tersebut dilakukan mulai 16 sampai 20 Oktober 2023.
Jumlah responden dalam survei tersebut sebanyak 2.567 orang. Metode yang dilakukan ialah dengan survei tatap muka.
Berdasarkan hasil survei itu, pasangan Prabowo-Gibran berada di puncak. Mereka memiliki elektabilitas sebesar 36,1 persen.
Kemudian disusul oleh Ganjar-Mahfud MD dengan 33,7 persen dan Anies-Muhaimin di posisi ketiga mendapatkan 23,7 persen.
3. Lembaga Survei Indonesia (LSI)
Survei LSI menunjukkan dukungan terhadap Prabowo Subianto akan meningkat apabila maju ke kontestasi Pilpres 2024 dengan menggandeng Gibran Rakabuming Raka.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, di kanal YouTube Lembaga Survei Indonesia bertajuk 'Sikap Publik terhadap Putusan MK dan Dampaknya terhadap Dukungan Politik dalam Pemilu 2024' disiarkan Minggu (22/10/2023).
"Ketika kita tanyakan secara umum dukungan masyarakat terhadap tiga nama calon presiden, seperti yang sudah saya sampaikan di depan, ada 35,8 persen mendukung Prabowo, 30,9 persen mendukung Ganjar, 19,3 persen mendukung Anies," kata Djayadi.
"Tapi kalau kita masukan, jika Gibran mengajukan diri menjadi cawapres Prabowo, bagaimana dukungannya? Terlihat dukungan untuk Prabowo sedikit meningkat dari 35,8 persen menjadi 39,2, persen. Jadi ada peningkatan sekitar 3,4 persen, sementara untuk Ganjar ada penurunan sekitar 5 persen sementara itu Anies stabil," jelasnya.
Sebagai informasi, survei tersebut dilakukan pada 16 sampai 18 Oktober 2023.
4. Ipsos Public Affair
Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan keputusan soal batas usia capres-cawapres, lembaga survei asal Prancis, Ipsos Public Affair, merilis hasil telesurvei soal elektabilitas capres-cawapres jelang Pilpres 2024.
Hasilnya ketiga bacapres dan bacawapres bersaing ketat dan hanya terpaut tipis satu sama lain.
Namun sedikit berbeda dengan dua survei sebelumnya, kali ini Ganjar-Mahfud lebih unggul dari Prabowo-Gibran.
Anies Baswedan-Cak Imin berada di posisi ketiga dengan memperoleh persentase angka 28,91 persen.
Lalu disusul Prabowo-Gibran di posisi kedua dengan persentase angka 31,32 persen.
Sementara itu, posisi puncak dihuni oleh pasangan Ganjar-Mahfud MD dengan mencatatkan 31,98 persen.
"Simulasi pertama hasilnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (28,91 persen), Ganjar–Mahfud MD (31,98 persen) sedangkan Prabowo-Gibran (31,32 persen)," kata pengamat politik dan peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, Sabtu (21/10/2023).
Sementara itu, Prabowo Subianto menanggapi kritik yang dilayangkan oleh PDIP terhadap Gibran Rakabuming Raka.
"Ya, yang penting rakyat yang menilai, ya, kita jangan ambil negatifnya kalau menurut saya, oke?" kata Prabowo di Kawasan Jakarta Selatan, Senin (30/10/2023) malam.
Kekecewaan partai berlogo banteng moncong putih itu terhadap sikap Gibran disampaikan oleh Ketua DPP PDIP bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat.
Hal itu dikatakan Djarot dalam diskusi publik bertajuk 'Positioning PDIP dalam Pemenangan Pilpres Ganjar-Mahfud' di Kawasan Matraman, Jakarta, Senin (30/10/2023).
"Saya curhat aja di sini, saya kecewa sama Mas Gibran bukan apa-apa, dia anak muda, dia anak muda, tapi dia tidak punya kesabaran," kata Djarot.
Djarot mengatakan, pihaknya dalam menggembleng kader selalu menekankan soal proses yang bertahap dari bawah.
Tak terkecuali dengan Gibran selaku kader PDIP yang digembleng dan didorong secara bertahap mulai dari menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Tidak langsung potong kompas karena ada karpet merah, misalnya, ya, sehingga semuanya ditabrak," katanya.
"Ini contoh-contoh yang tidak bagus menurut saya untuk anak muda. Mohon maaf. Contoh tidak bagus," jelasnya.
Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, seharusnya Gibran sebagai anak muda mempunyai semangat berjuang dan bekerja keras dari bawah.
"Untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih bagus. Ini semangat anak muda. Bukan yang mengharapkan privilege (hak istimewa)," tuturnya.
Rasa Sayang Berujung Kecewa
Djarot juga menceritakan bagaimana sayangnya Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, kepada Presiden Jokowi dan Gibran. Namun, rasa sayang terhadap keluarga Jokowi itu justru berujung dengan kekecewaan.
Djarot mengaku, Megawati dan seluruh kader PDIP kecewa karena Gibran memilih jalan pintas dari Wali Kota Solo untuk menjadi cawapres.
"Kami sayang sama Mas Gibran. Mengambil jalan pintas seperti ini dan ini contoh yang kurang baik, itu bentuk ekspresi dari kita semua," kata Djarot di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
"Ibu Megawati Soekarnoputri itu sangat sayang kepada Pak Jokowi, kepada Mas Gibran," tuturnya.
Ia menjelaskan, rasa sayang tersebut diungkapkan Megawati melalui penugasan dari partai kepada masing-masing kader. Oleh karena itu, ia menyayangkan langkah politik Gibran.
"Rasa sayang itu disampaikan dengan berbagai macam bentuk, gitu ya, penugasan-penugasan kepada beliau, sangat sayang. Kita semua sayang. Tetapi, dengan langkah seperti ini kita menyayangkan," katanya.
Lebih lanjut, Djarot menambahkan pihaknya pun turun ke bawah untuk mendengar aspirasi dari sejumlah kader.
Hasilnya, ada kekecewaan dan kemarahan dari akar rumput PDIP.
"Ketika kita turun ke bawah memang ada kekecewaan, ada kejengkelan, ada mungkin kemarahan dari teman-teman ranting, anak ranting, PAC, satgas partai, simpatisan, pada manuver yang dilakukan oleh Mas Gibran," jelasnya.
Oleh sebab itu, Djarot menegaskan kekecewan kader ini pun nantinya akan membuat semakin bersemangat untuk memenangkan pasangan capres-cawapres yang mereka usung di Pilpres 2024 mendatang, yaitu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
"Yang bisa kita petik adalah bentuk kekecewaan itu kemudian dikonversi oleh teman-teman dalam bentuk semangat juang, yang semakin menggebu-gebu untuk memenangkan Pak Ganjar dan Pak Mahfud MD," pungkasnya.
Sumber: WartaKotaLive