INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi yang selama ini dikenal sebagai pendukung Presiden Jokowi, kini mengaku sudah tida...
INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial Eko Kuntadhi yang selama ini dikenal sebagai pendukung Presiden Jokowi, kini mengaku sudah tidak percaya lagi dengan omongan Jokowi.
Terutama terkait pernyataan Jokowi yang mengaku tidak ikut campur dalam putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan gugatan syarat pencalonan capres dan cawapres menjadi berusia paling rendah 40 tahun atau pernah atau sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah.
Menurut Eko Kuntadhi, Jokowi hanya berpura-pura bahwa putusan MK bukan karena campur tangannya karena ingin putranya Gibran Rakabuming maju menjadi cawapres Prabowo Subianto yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Lalu gimana sikap Jokowi? seperti biasa ya pura-pura bilang bahwa putusan MK urusan MK. soal pencapresan ya urusan partai-partai politik," kata Eko dalam video yang dibagikan di akun Instagramnya @ekokuntadhi, Kamis (19/10/2023).
Eko mengatakan dirinya tidak percaya bahwa putusan MK dan rencananya majunya Gibran sebagai cawapres, tidak ada hubungannya dengan campur tangan Presiden Jokowi.
"Dia menyatakan bahwa semua ini enggak ada hubungannya sama Presiden. Itu di luar kendalinya," katanya.
"Tapi ya setelah isu 3 periode yang gagal itu, bahkan setelah isu perpanjangan masa jabatan presiden yang mandek itu, kok saya jadi mulai susah percaya pada sebuah statement, pada sebuah omongan," kata Eko.
Menurut Eko, dirinya kini lebih mengamati tindakan dari pada omongan.
"Saya sekarang lebih memperhatikan tindakan. Mulut bisa bohong, tapi tindakan-tindakan itulah yang menunjukkan bagaimana sebetulnya tujuan seseorang," katanya.
Menurut Eko, hal ini bukan hanya soal Gibran yang diloloskan maju menjadi Cawapres lewat putusan MK.
"Sekali lagi ini bukan soal Gibran. Di mata saya ini soal betapa mudahnya kekuasaan mengacak-ngacak hukum, demi sebuah ambisi," kata Eko.
Eko mengatakan bila nantinya Gibran benar-benar menjadi cawapres Prabowo, maka hal ini hanya meneruskan ide Jokowi 3 periode tetapi dengan menggunakan wajah lain.
"Jika akhirnya nanti Gibran benar dipasangkan dengan Prabowo, di mata saya kondisi ini hanya meneruskan ide Jokowi tiga periode, tetapi dengan menggunakan wajah yang lain. Prosesnya ya mirip-mirip banget. Apakah ini akan terwujud? Saya enggak tahu," kata Eko.
Ia lalu menjelaskan sebuah tulisan menarik di Kompas yang ditulis oleh gurunya Imam Ansari Saleh.
"Jika pun terbuka peluang Gibran untuk maju, kan Gibran bisa bilang tidak. Sebuah yang nasehat yang menurut saya dilandasi kecintaan pada Jokowi, kecintaan pada Gibran," ujar Eko.
"Agar di akhir masa jabatannya, kesannya tidak mentang-mentang, kesannya bisa landing dengan mulus. Tidak landing dengan menunjukkan keserakahan pada jabatan. Sebab Indonesia lebih lebar atau lebih luas dari sekedar keluarga Jokowi," kata Eko.
Gibran Lebih Baik
Sementara pegiat media sosial Ade Armando yang juga politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) justru memiliki pendapat berbeda dengan Eko Kuntadhi.
Ade menilai Gibran Rakabuming calon yang lebih baik menjadi cawapres Prabowo dibandingkan calon lainnya.
Hal itu diungkapkan Ade lewat akun media sosialnya baik X dan Instagram, Kamis (19/10/2023).
"Saya menganggap KIM lebih baik memilih Gibran daripada Erick Thohir sebagai cawapres. Gibran mewakili Jokowi, Gen Milenial dan Z," kata Ade Armando.
Ade juga memposting foto dengan tulisan 'Lebih bagus mana buat Indonesia? Gibran atau Erick? Saya sih, Gibran'.
Seperti diketahui Prabowo Subianto diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
KIM terdiri atas Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Gelora.
Respect Mahfud
Sebelumnya Ade Armando mengaku sangat respect, cawapres pendamping Ganjar Pranowo adalah Mahfud MD, yang saat ini menjabat Menkopolhukam.
"Walau saya bukan pendukung Ganjar, tapi kalo jadi Ganjar berduet dg Mahfud keren sih. Tinggal kita dorong mereka terus perang melawan korupsi! Respect!," ujar Ade Armando di akun X (Twitter) nya, @adearmando61, Rabu (18/10/2023).
Ade Armando diketahui pernah menjadi pendukung Ganjar Pranowo, namun kini menjadi pendukung Prabowo Subianto.
Hal itu terjadi setelah Ade Armando ditendang dari kanal YouTube CokroTV.
Baca juga: Eko Kuntadhi: Kostum Taliban Mirip Orang-orang Yang Ngaku Hijrah di Indonesia ya?
Sebelumny Ade Armando adalah pengisi tetap di CokroTV.
Ade Armando yang saat ini bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia.
Ia menyebut terpaksa berpisah dengan Cokro TV, dalam perjuangannya.
"Saya mundur dari Cokro TV karena dilarang mengkritik PDIP terkait Ganjar. Kritik semacam ini dianggap akan mengurangi elektabilitas Ganjar," tulis Ade.
Ade Armando memang beberapa kali melontarkan kritik menohok kepada PDI Perjuangan dan Ganjar Pranowo melalui CokroTV.
Hal ini yang membuat Ade ditendang dari CokroTV.
Hubungan Ade Armando dengan PDIP dan pendukung Ganjar semakin menghangat menyusul kunjungan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ke kantor PSI, pekan lalu.
Ade Armando secara terbuka memuji Prabowo sebagai sosok yang rendah hati.
Padahal, di masa lalu Ade Armando kerap mengkritik Prabowo, bahkan ia menyebut eks Danjen Kopassus tersebut tidak pantas memimpin Indonesia ke depannya.
“Jujur saja, saya sangat terkesan dengan Pak Prabowo. Sebab, selama ini saya adalah orang yang kerap mengkritiknya dengan tajam dan keras," katanya ketika itu.
"Namun saat bertemu, di hadapan orang-orang, dia justru mengapresisi apa yang saya lakukan."
"Bahkan hal lain yang saya kagumi, dia itu saat ini adalah calon presiden dengan elektabilitas terbesar. Kalau saya kan hanya sekadar caleg, seorang YouTuber, seorang aktivis media sosial. Jauh sekali jaraknya. Namun, yang terjadi dia justru memuji-muji saya. Ini sikap yang sangat humble dari seorang Prabowo," tuturnya.
Sumber: WartaKotaLive