INDONESIAKININEWS.COM - Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menyebut ada tentara bayaran yang berada di belakan kelom...
Connie Bakrie meyakini KKB Papua tidak mampu bertahan dan terus melakukan serangkaian aksi pemberontakan atau separatis jika tidak disokong pihak lain.
Berbicara dalam Pos Kupang Podcast pada Selasa (30/5/2023), pengamat dari Universitas Jenderal Ahmad Yani Bandung ini menyebut bahwa tentara bayaran yang 'bermain' di Papua bisa berasal dari organisasi tentara bayaran asing.
"Nggak mungkin anda ( KKB Papua ) mampu kalau tidak disuport sesuatu. Bisa kekuatan dari Inggris, Amerika, Australia, New Zealand," sebut Connie Bakrie.
Ia menyebut, operasi tentara bayaran dalam aktivitas dan aksi aksi separatis di Papua bisa diukur.
"Ada tentara bayaran (di Papua). Mau diakui atau tidak, kita bisa ngukur. Dan ini TNI tidak mungkin tidak tahu," ujar perempuan kelahiran Bandung, 3 November 1964 itu.
Dia mengingatkan bahwa, konsep tentara bayaran tidak lagi harus berperawakan bule atau orang asing. Organiasi tentara bayaran bisa membayar para desersi lokal untuk kepentingan mereka.
"Tentara kita yang desersi juga masuk ke mereka. Ada pengakuan dari mereka bahwa mereka dibantu orang batak, dan lain lain," kata perempuan yang meneliti tentara Israel itu.
"Jangan liat siapanya, tapi pasti di belakang itu ada tentara bayaran," lanjut dia lagi.
Teranyar, Connie Bakrie juga menduga penyerangan terhadap anggota TNI yang melakukan operasi penyelamatan Pilot Susi Air dilakukan oleh tentara bayaran. Dalam operasi tersebut, empat prajurit Kopassus TNI dilaporkan gugur.
Karena itu, menurut dia, untuk memberantas KKB Papua yang terus melakukan gerakan separatis maka harus dilakukan operasi militer layaknya Aceh pada waktu lalu.
Dalam Pos Kupang Podcast yang mengangkat tema Posisi Strategis NTT dalam Kerangka Pertahanan NKRI yang dipandu manejer Online Alfons Nedabang, Connie Bakrie juga menyoroti posisi NTT sebagai gerbang strartegis yang harus menghadapi berbagai gangguan dan ancaman.
S: tribunnews