INDONESIAKININEWS.COM - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) memberikan pesan kepada bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Per...
Dia mengatakan, kekuasaan itu perlu direbut lewat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang untuk mendatangkan kemajuan dan menjaga agar Indonesia tetap dalam keadaan damai.
Awalnya, JK menyebut ketidakadilan yang terjadi belakangan bisa menimbulkan terulangnya peristiwa kerusuhan Mei 1998.
Hal itu ia sampaikan di depan Anies dalam acara HUT ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
"Jangan sampai (terjadi lagi kerusuhan), mari kita jaga agar tidak (terjadi lagi), tetapi tidak hanya menjaga, rebut kekuasaan untuk kemajuan," ujar JK dalam pidatonya, Sabtu (20/5/2023).
"Pemilu itu memang merebut kekuasaan dengan demokrasi," sambung dia.
Tokoh yang juga mendukung Anies dalam Pilpres 2024 itu kemudian menyebut ada banyak masalah di negeri ini, termasuk utang luar negeri yang semakin membesar.
Selain itu masalah keamanan juga masih jadi isu penting, khususnya di wilayah Papua.
"Jadi banyak masalah-masalah, Anies, adinda, lima tahun yang datang bukan tempat yang nyaman. Tetapi kalau bisa diselesaikan, merupakan hero dan pahlawan kemanusiaan," ucap JK.
JK menyebut berutang memang gampang, tetapi yang susah adalah mereka yang membayar utang. Jika terpilih, Anies disebut akan mewarisi negeri yang membayar utang hingga ribuan triliun rupiah per tahunnya.
"Kita diwariskan untuk membayar utang, tapi pahlawan sebenarnya ialah yang menyelesaikan persoalan. Pemberani yang sebenarnya ia berani tampil untuk menyelesaikan persoalan, itulah harapan kita semua," pungkas JK.
Jusuf Kalla (JK) menyinggung utang luar negeri yang semakin menumpuk di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
JK menyebut berutang memang gampang, tetapi yang susah adalah mereka yang membayar utang. Jika terpilih, Anies disebut akan mewarisi negeri yang membayar utang hingga ribuan triliun rupiah per tahunnya.
"Kita diwariskan untuk membayar utang, tapi pahlawan sebenarnya ialah yang menyelesaikan persoalan. Pemberani yang sebenarnya ia berani tampil untuk menyelesaikan persoalan, itulah harapan kita semua," pungkas JK.
Jusuf Kalla (JK) menyinggung utang luar negeri yang semakin menumpuk di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
JK mengatakan, ekonomi Indonesia memiliki permasalahan baik di dalam dan luar negeri, khususnya utang luar negeri yang semakin menumpuk.
Ia membenarkan utang luar negeri Indonesia yang besar seperti yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di tempat yang sama.
Petinggi Partai Golkar ini menegaskan, pembayaran utang luar negeri Indonesia menembus angka terbesar sepanjang sejarah republik ini berdiri.
"Pak AHY tadi mengatakan utang besar, betul, setahun bayar utang lebih Rp 1.000 triliun, terbesar dalam sejarah Indonesia sejak merdeka," kata dia.
JK mengaku terlibat dalam kebijakan utang tersebut karena menjadi Wakil Presiden saat Jokowi menjabat periode pertama sebagai presiden.
Namun, menurut JK, yang lebih penting saat ini adalah perubahan agar utang negara ini tidak berdampak pada masalah sosial yang semakin meluas di Indonesia.
"Masalah sosial sekarang sudah mulai berbahaya, ibu-ibu (flexing) pakai tas bagus jadi musuh masyarakat, apalagi pakai tas Hermes, bukan dia yang salah suaminya yang ditawan," ucap JK.
"Ada anak pakai motor besar jadi musuh masyarakat," sambung dia.
Menurut JK, masalah sosial yang terjadi saat ini menandakan adanya kondisi sosial yang buruk di negeri ini, khususnya pada pemerataan ekonomi.
Dia khawatir, apabila pemerataan dan keadilan sosial tidak segera terlaksana, maka peristiwa kerusuhan Mei 1998 bisa terulang kembali.
S: tribunnews