INDONESIAKININEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD melihat bahwa selama prakteknya...
Di mata Mahfud MD, hal tersebut merupakan kekeliruan. Alasannya ialah menteri dan DPR atau badan lainnya memiliki kedudukan yang sama alias sejajar.
Hal ini pula, menurut Mahfud MD, yang menyebabkan seorang menteri terlalu takut saat mendapatkan undangan dari DPR.
Mahfud MD mencontohkan ketika dirinya termasuk salah satu orang yang diundang oleh Komisi III DPR RI, bersama Menkeu Sri Mulyani, serta Ketua PPATK Ivan Yustiavandana beberapa waktu lalu. Terkait transaksi mencurigakan Rp 349 T di Kemenkeu.
Dengan tegas, ia menyatakan dirinya memang tidak memiliki rasa takut sejak dulu, asalkan tidak salah jawab.
"Sejak dulu nggak punya takut," tegas Mahfud MD, Minggu (16/4/2023).
Ia menjelaskan bawasannya, rasa takut itu harus dilawan. Terlebih, posisi seorang menteri dan DPR memanglah sejajar, meski keduanya memiliki tugas dan fungsi yang berbeda.
"Ini biar ada keseimbanganlah dalam demokrasi itu. Apa poros-poros kekuasaan, jangan DPR itu pengawas, lho pengawas itu tidak lebih tinggi loh itu. Hanya fungsinya aja pengawas. Minimal sejajar," ungkapnya.
Oleh karena hal tersebut, Mahfud merasa heran terhadap perilaku para menteri yang kebingungan saat mendapatkan surat undangan dari DPR.
"Itu yang saya lihat, ni kok temen-temen kalau dipanggil DPR pada takut. Menteri itu harus menyiapkan ini, menyiapkan itu. Melobi ini, melobi itu. 'Lha ngapain?,' saya bilang. 'Datengi aja!,' kalau ditanya ya dijawab aja, asal tidak salah jawab. Kalau saya ditanya ya, dijawab aja," ujarnya.
Ia menambahkan, dari sisi kacamatanya, karena perilaku takut di atas, seolah menjadikan menteri berada di bawah posisi DPR.
"Saya selama ini melihat, kalau menteri sama DPR kok seperti bawahan, yo, yang dimarah-marahin dan segala macem. Kalau saya bilang,'jangan dong, jangan dimarah-marahain, kita kan sejajar. Emang Anda siapa, saya siapa.' Begitu aja," tambahnya.
S: suara