INDONESIAKININEWS.COM - Hubungan Effendi Simbolon dengan Jenderal Dudung Abdurachman tampak masih panas. Mereka terlihat saling sindir. Se...
Setelah panas Effendi menyebut anggota TNI seperti gerombolan ormas, kini Effendi Simbolon menyebut bakal ada perombakan besar-besaran di institusi TNI.
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyebut Presiden Joko Widodo bakal melakukan pergantian Kepala Staf TNI, setelah Laksamana Yudo Margono resmi menjabat Panglima TNI.
Diketahui ada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo yang masih aktif menjabat.
Terkait ucapan Effendi Simbolon tersebut, Dudung tak mau ambil pusing.
"Jiaahh, Effendi Simbolon didengerin. Apa hubungannya dia? Dia sebagai apa?" kata Dudung, Senin (5/12/2022).
Dudung menilai Effendi Simbolon tidak ada hubungannya soal pergantian di pucuk pimpinan TNI, yang merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.
Diberitakan sebelumnya, politisi PDI Perjuangan Effendi Simbolon mengatakan, rotasi kepala staf TNI bakal dilakukan awal tahun 2023.
"Sambil menunggu proses pergantian total, mungkin awal tahun? Ganti semua, jebret," kata anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon, ditulis Minggu (4/12/2022).
"Seluruh tiga kepala staf (TNI), seluruh danjen-danjen, Danjen Kopassus, Pangkostrad, semua itu dirotasi," imbuhnya.
Menurutnya, rencana tersebut tak perlu mendapat persetujuan dari Komisi I DPR.
Pasalnya, presiden memiliki hak prerogatif untuk keputusan tersebut.
"Kalau itu kan ranah sepenuhnya Presiden itu. Nggak, dia nggak perlu konsultasi sama kita, nggak perlu persetujuan," tandasnya.
Berawal saat rapat Komisi I DPR dengan Panglima TNI dan Kepala Staf, Effendi Simbolon sempat mengucap TNI sebagai gerombolan, hingga berujung mendapat kritik dari anggota TNI di berbagai daerah.
Effendi juga menyinggung hubungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan KSAD Dudung Abdurrachman yang dinilai terjadi disharmoni.
Setelah mendapat berbagai kecaman dan tekanan hingga dilaporkan ke MKD, Effendi akhirnya menyampaikan permohonan maaf.
“Saya mohon maaf, saya tujukan ini pada seluruh prajurit baik yang bertugas maupun yang sudah purna," kata Effendi Simbolon.
"Juga para pihak yang mungkin tidak nyaman dengan perkataan saya dan juga pada Panglima TNI saya mohon maaf juga kepada Kepala Staf Angkatan Darat saya mohon maaf dan juga Kepala Staf Angkatan Laut, Kepala Staf Angkatan Udara yang juga mungkin merasa hal yang kurang nyaman."
Effendi Simbolon mengaku dapat teror
Effendi mengatakan bentuk teror yang terjadi yaitu salah satunya adalah ponsel miliknya terus berdering seharian.
Bahkan, alamat rumahnya pun turut disebar.
"Mungkin teman-teman lihat sendiri viral-viral, alamat rumah saya dikasih. Kemudian handphone saya 24 jam enggak berhenti-henti berdering," kata Effendi seperti dikutip dari Kompas.TV, Jumat (16/9/2022).
Effendi memaparkan ancaman yang diterimanya bukan hanya data pribadinya saja yang disebar.
Namun, ia dan keluarganya juga mendapatkan ancaman nyawa.
Effendi mengatakan bentuk ancaman yang dialamatkan kepadanya dan keluarga masih tersimpan di ponsel pribadinya.
"Iya, iya (dapat ancaman). Ancaman nyawa. Semua (keluarga juga kena ancaman). Ada di handphone saya," ucapnya.
Effendi menambahkan pihaknya sudah melakukan pendataan terkait ancaman yang ia dapat tersebut.
Ia mengaku belum berencana menempuh jalur hukum.
Namun, di waktu yang tepat nanti akan ia buka ancaman-ancaman tersebut.
"Ada semua saya profiling semua. Nanti pada waktunya saya buka. Enggak, enggak (jalur hukum) jauh di atas hukum," ujar Effendi.
Lebih lanjut, Effendi Simbolon mengaku heran dirinya mendapatkan intimidasi dan ancaman yang begitu banyak atas pernyataannya tersebut.
Menurut dia, upaya pengancaman tersebut sudah bukan zamannya lagi terjadi sekarang ini.
"Saya kira enggak zamannya lagi hanya seorang Effendi Simbolon kemudian dikepung dengan begitu hebatnya," kata Effendi.
Ketika ditanya wartawan apakah nama Jenderal Dudung yang memerintahkan prajurit TNI AD untuk melakukan intimidasi itu, Effendi enggan menjawab lugas.
"Ya kalau itu kalianlah yang menyikapi sendiri," katanya.
S: tribunnews