INDONESIAKININEWS.COM - Di tengah pencapresan Anies Baswedan terus mendapat serangan dengan tuduhan sebagai bapak politik identitas. Teruta...
Kali ini, serangan Niluh Djelantik itu pun mendapat sindiran dari seorang pendeta Hindu atau sulinggih. Mpu Jaya Prema Ananda yang punya nama walaka Putu Setia turut mengkritik Niluh Djelantik.
Melalui unggahan di Twitter @mpujayaprema Rabu (9/11/2022), sulingguh dari soroh Pasek ini mengatakan bahwa Anies Baswedan memiliki banyak teman dari berbagai kalangan umat beragama atau suku, termasuk dari Bali atau Hindu.
“Teman @aniesbaswedan orang Bali/ Hindu itu banyak, saya salah satu bahkan sangat jarang ketemu,” kata Mpu Jaya Prema yang memiliki griya di Pupuan, Tabanan, Bali ini, dikutup Suara Denpasar Jumat (11/11/2022).
Bagi Mpu Jaya Prema Ananda, Niluh Djelantik bersikap demikian, yakni asal menuduh Anies Baswedan bisa jadi karena tidak kenal saja.
“Mungkin @niluhdjelantik gak kenal saja, lalu menuduh. Memang kita tak mungkin kenal semua orang seperti saya juga gak kenal siapa Niluh ini. Santai saja,” pungkas Mpu Jaya Prema yang juga seorang penulis ini.
Mantan wartawan Tempo, ini menanggapi tautan cuitan dari akun Twitter @mkusumawijaya yang membagikan tautan berita berjudul “Niluh Djelantik Punya Bukti Anies Bapak Politik Identitas” dari media online keuangannews.id dan me-mention akun Twitter @mpujayaprema.
“Makin cepat dikeluarkan makin baik, Mbak @niluhdjelantik, biar ada yang bisa cepat langsung spesifik bantu beri pencerahan atas hoax yg mbak alami. Kalau di Bali ada @mpujayaprema,” tulis @mkusumawijaya.
Dalam berita keuangannews.id itu disebutkan bahwa mantan kader Partai NasDem, Niluh Djelantik memberi bukti bahwa Pilkada DKI Jakarta 2017 diwarnai politik identitas hingga ada seorang nenek yang tidak disalatkan karena mendukung Ahok.
“Kamu bertanya minta bukti. Ini jawabannya. Ini baru satu ya. Jutaan rakyat Indonesia bisa cari jejak digital Pilkada DKI 2017,” tulis Niluh Djelantik di media sosialnya @NiluhDjelantik.
Cuitan Mpu Jaya Prema ini ternyata menimbulkan pro-kontra. Ada yang mendukung, ada yang sebaliknya. Yang mendukung karena melihat bahwa banyak orang yang termakan hoaks sehingga membenci Anies Baswedan atau mereka pendukung Ahok yang belum move on karena kalah. Sebaliknya bagi yang tak mendukung malah balik mengkritik Mpu Jaya Prema yang seolah-olah ikut-ikutan berpolitik.
S: suara