INDONESIAKININEWS.COM - Bisnis atau usaha yang dijalani tak selalu berjalan mulus. Malah ada rugi dan bahkan utang besar dalam menjalani bi...
INDONESIAKININEWS.COM - Bisnis atau usaha yang dijalani tak selalu berjalan mulus. Malah ada rugi dan bahkan utang besar dalam menjalani bisnis.
Hal ini dirasakan Sugiyono yang terlilit utang Rp1,5 triliun dalam menjalani bisnis semut rangrang. Dirinya pun harus mengembalikan uang dari berbagai orang yang mempercayai usahanya tersebut.
Sugiyono mengungkapkan bahwa menggeluti bisnis semut rangrang bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp3 juta per bulannya.
Hal itu karena semut rangrang atau yang dikenal juga sebagai kroto memberikan harga jual yang sangat tinggi.
Bahkan untuk patokan harga, semut rangrang bisa dibuat dalam hitungan per kilogram dengan kisaran mulai Rp175.000 hingga Rp250.000. Harga bisa naik lebih mahal atau turun tergantung pada kebutuhan pasar.
Jika dalam sehari berhasil terjual dua kilogram, maka peternak bisa mendapatkan Rp350 ribu. Sehingga dalam sebulan bisa meraih omzet hingga Rp10,5 juta.
Dalam pengembangan usahanya, Sugiyono mendapat uang Rp1,5 triliun untuk modal dan hasil untuk para mitra bisnis semut rangrang. Dana itu berasal dari 9.397 mitra yang terbagi dalam 700.877 paket semut rangrang di masing-masing kantor wilayah.
“Nanti saya butuh pengertian mitra, apakah dengan kondisi seperti ini, mereka menginginkan pengembalian modal saja atau dengan hasilnya. Nanti akan kami bicarakan baik-baik dengan mitra,” ucapnya.
Namun usaha yang dijalani Sugiyono tak mulus. Dirinya pun harus dipenjara karena usahanya ini.
Sugiyono pun bisa menghirup udara segar setelah majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Sragen memutuskan mantan Sekretaris Desa Taraman itu terlepas dari jeratan pidana.
Dirinya pun langsung membuat skema untuk membayar uang mitra bisnis semut rangrang. Dalam waktu empat tahun, kini utang tersebut sudah lunas.
“Saya tetap butuh tambahan waktu. Sebab, selama mengelola MSB, saya tidak menumpuk uang dan aset dalam jumlah besar. Tergantung nanti kesepakatannya seperti apa. Yang jelas sumber dananya riil dan nyata,” ujarnya.
Dalam pembayaran utang itu, Sugiyono mengandalkan keuntungan dari unit usaha jual beli sembako yang dikelola Komunitas Mitra Sejahtera (KMS). Namun, usaha sembakonya itu pun sempat terpaksa ditutup sebagai imbas masalah hukum itu.
Tapi Sugiyono telah mengamankan MSB. Salah satu pengamannya adalah kritpo.
“Crypto itu hanya salah satu bisnis pengaman. Ibu bukan tempat simpanan uang. Tapi ketika nanti memungkinkan, bisa saya jadikan sebagai salah satu sumber untuk menyelesaikan pengembalian uang mitra. Sebab, kita tahu faktanya crypto tidak bisa dipastikan. Jadi, itu bukan jadi sumber utama (untuk mengembalikan uang mitra),” bebernya.
s; okezone.com