INDONESIAKININEWS.COM - Eks Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua menyebut jenazah Jokowi saat meninggal tak akan...
INDONESIAKININEWS.COM - Eks Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua menyebut jenazah Jokowi saat meninggal tak akan diterima bumi jika hutang negara belum lunas.
Menanggapi hal itu Ali Moctar Ngabalin ngabalin pun ngamuk atau marah. Dia bahkan secara pribadi menasehati Abdullah Hehamahua yang disebutnya kadrun atau kadal gurun agar Belajar menjadi manusia sebelum belajar agama.
“Hei, kadrun. Belajarlah menjadi manusia sebelum belajar agama,” kata Ali Mochtar Ngabalin seperti yang dikutip Hops.ID dari akun Twitter pribadinya @AliNgabalinNew pada Senin, 16 mei 2022.
Ali Mochtar Ngabalin mengatakan belajar menjadi manusia dahulu sebelum belajar agama agar Abdullah Hehamahua ketika nanti Menjelaskan tentang agama tetap menjadi manusia, dan tidak bertindak seperti Tuhan.
“Agar kelak ketika engkau MENJELASKAN ttg agama kamu tetap menjadi manusia, dan tidak bertindak SEPERTI Tuhan.#WatakOtakSumgsang,” tegas Ngabalin yang juga pernah menjadi politisi Partai Golkar itu.
Pada unggahannya, Ali Ngabalin juga turut mengunggah foto Eks penasihat KPK Abdullah Hehamahua dengan sebuah judul artikel pemberitaaan, “Jika Jokowi Meninggal Dunia & Utang Negara belum Lunas, Eks Penasehat KPK: Jenazahnya akan Ditolak Bumi”.
Sebelumnya, eks Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua mengingatkan jenazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa ditolak bumi jika saat meninggal dunia utang negara belum lunas.
Itu disampaikan Abdullah Hehamahua melalui sebuah artikel “Pak Jokowi, Berhentilah Berutang” yang viral belakangan ini.
“Jika pak Jokowi meninggal dunia sebelum melunasi utang-utang tersebut, jenazahnya akan ditolak bumi. Nabi Muhammad SAW mengatakan: Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham (HR Ibnu Majah),” kata Abdullah Hehamahua dalam artikel tersebut.
Sebelumnya, tak hanya menyemprot Abdullah Hehamahua, Ali Mochtar Ngabalin juga sempat berikan tanggapan terkait pernyataan Pakar Hukum Tata Negara serta pegiat media sosial Refly Harun soal sindiran kepada Presiden Jokowi.
Ali Ngabalin mengatakan Refly Harun yang kerap menyentil Jokowi karena masih merasa sakit hati tehadap mantan Gubernur DKI Jakarata itu.
Presiden Jokowi disebut Refly Harun takut kalah pamor dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan memilih shalat Idul Fitri di Yogyakarta. “Rupanya kawan ini sakit hati banget,” cuit Ali Mochtar Ngabalin menanggapi pernyataan Refly Harun
“Ketahuilah wahai sang Profesor tidak ada yang bisa menghancurkan besi kecuali karatnya, tidak ada yang dapat menghancurkan seseorang kecuali pola pikirnya,” sambungnya.
Ali Mochtar Ngabalin juga merasa pernyataan Refly Harun ini dinilai kurang tepat, hingga ia menyinggung pakar hukum itu ‘bersumbu pendek’.
“Bagaimana mungkin ada pakar hukum seperti kamu bersumbu pendek atau small and low mindset,” tegas Ali Ngabalin.
S:HopsID