INDONESIAKININEWS.COM - Kelompok mahasiswa yang mengatasnamakan diri dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI akan demo...
INDONESIAKININEWS.COM - Kelompok mahasiswa yang mengatasnamakan diri dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI akan demo besar-besaran di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/4/2022) lusa.
Mereka akan menyuarakan sejumlah persoalan yang melanda negeri, antara lain wacana perpanjangan masa jabatan Presiden RI hingga 3 periode, janji kampanye Jokowi dan Maruf Amin yang belum tuntas, mahalnya harga kebutuhan pokok, UU IKN, dan konflik agraria.
Sementara, kelompok mahasiswa di Makassar, Sulawesi Selatan ( Sulsel ), mendesak Presiden Jokowi mencopot menterinya yang bikin gaduh.
Unjuk rasa di Makassar telah digelar secara besar-besaran sejak, Kamis (7/4/2022).
Jalanan utama di sekitar kampus macet total pada sore hari hingga ada yang berakhir ricuh.
Unjuk rasa di Jakarta pada Senin lusa juga diprediksi berpotensi melumpuhkan arus lalu lintas di Ibu Kota sebab BEM SI berencana mengerahkan 1.000-an pengunjuk rasa.
Para demonstran yang direncanakan hadir itu berasal dari 18 perguruan tinggi di Indonesia.
Ke-18 perguruan tinggi itu, yakni UNJ, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIE Dharma Agung, STIS Al Wafa, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, Unand, Unram, PPNP, Undip, UNS, UNY, Unsoed, SSG, dan STIEPER.
Koordinator BEM SI, Kaharuddin menjelaskan alasan pihaknya kembali menggelar aksi demonstrasi setelah aksi mereka pada 28 Maret 2022.
Menurut Kaharuddin, aksi kali ini merupakan lanjutan dari aksi sebelumnya.
Sekaligus menagih janji terkait tuntutan pihaknya yang telah disampaikan sebelumnya.
"Betul. Aksi tanggal 11 April 2022 ini meminta jawaban dari aksi tanggal 28 Maret 2022, bagaimana pemerintah atau Bapak Presiden Jokowi menjawab tuntutan kita selama 14 hari ini," kata Kaharuddin dikutip dari Kompas.com, Kamis (7/4/2022).
Adapun tuntutan BEM SI yaitu, pertama, mendesak Jokowi bersikap tegas atau memberi pernyataan sikap menolak penundaan Pemilu atau masa jabatan tiga periode.
"Karena sangat jelas hal itu mengkhianati konstitusi negara," ujar Kaharuddin.
Tuntutan kedua, mendesak Jokowi menunda dan mengkaji ulang Undang-undang tentang Ibu Kota Negara (UU IKN).
Ketiga, mendesak Jokowi menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di masyarakat.
Keempat, mendesak Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait.
Kelima berkaitan dengan penyelesaian konflik agraria di Indonesia.
Keenam, mendesak Jokowi dan wakilnya, Ma'ruf Amin, berkomitmen penuh dalam menuntaskan janji-janji kampanye di sisa masa jabatannya.
Menurut Kaharuddin, tuntutan-tuntutan yang disampaikan pihaknya belum dipenuhi oleh pemerintah dalam kurun 14 hari sejak aksi sebelumnya.
"Sehingga tanggal 11 April kami akan turun menagih jawaban dari tuntutan tersebut, karena kajian sudah kita berikan dan sebelumnya disambut oleh staf presiden," ujar dia.
Kaharuddin menegaskan, bahwa aksi demonstrasi ini tidak ditunggangi oleh kubu politik mana pun, melainkan murni aspirasi dari berbagai daerah yang diserap para mahasiswa untuk disampaikan kepada penguasa.
Kaharuddin menuturkan independensi BEM SI dari kepentingan politik tertentu dapat dibuktikan lewat kajian yang mendasari tuntutan-tuntutan kepada Istana.
"Bisa dilihat, setiap BEM SI melakukan aksi, itu ada kajian dari tuntutan yang dibawa. Ketika ada kajian, maka tidak bisa digerakkan oleh siapa pun," ujar Kaharuddin.
Lebih lanjut, ia memastikan bahwa pihaknya tak membawa aspirasi untuk menurunkan Jokowi sebagaimana tertera dalam poster-poster liar yang beredar di media sosial.
Ia pun membantah jika dikaitkan dengan hal tersebut.
Menurut dia, tuduhan tersebut banyak dilontarkan di media sosial.
Adapun pemicunya yaitu karena keberadaan poster yang mengatasnamakan BEM SI dan mencantumkan pernyataan "Turunkan Jokowi dan kroninya".
Kaharuddin menegaskan bahwa poster yang beredar di media sosial tersebut hoaks.
Sebab, pihaknya belum mengeluarkan poster untuk aksi itu.
"Belum ada poster aksi yang kami keluarkan. Poster-poster yang beredar itu poster-poster liar. Kita tidak bisa mengatur semuanya," ujarnya.
"Di sini kami bukan untuk menggulingkan (Jokowi), kami tegas mahasiswa berdiri tegak sebagai oposisi, sebagai pengawas dan pengontrol kebijakan pemerintah, karena hari ini oposisi itu lemah."
Ganti Luhut dan Lutfi
Tuntutan BEM SI hampir sama dengan tuntutan kelompok mahasiswa pengunjuk rasa di Makassar.
Namun, di Makassar, demonstran menyebut nama anggota Kabinet Indonesia Maju yang harus digulingkan karena jadi akar persoalan di negeri ini.
Anggota kabinet dimaksud pengunjuk rasa, yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Juga Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Berikut ini kelompok pengunjuk rasa di Makassar dan isi tuntutannya.
- Aliansi Rakyat Miskin Kota
1. Menolak penundaan Pemilu 2024,
2. Mendesak Ketua DPR RI Puan Maharani mundur dari jabatannya,
3. Tuntaskan persoalan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng, dan
4. Tuntaskan persoalan kelangkaan solar dan kenaikan harga BBM.
- PMKRI Cabang Makassar
1. Tangkap mafia minyak goreng,
2. Stabilkan ketersediaan dan harga minyak goreng,
3. Minimalisirkan ekspor minyak goreng keluar negeri,
4. Tolak rencana amandemen konstitusi,
5. Laksanakan amanat Reformasi,
6. Laksanakan amanat UU Tahun 1945, dan
7. Stabilkan distribusi BBM jenis Pertalite dan Solar.
- Aliansi Unismuh Satu
1. Menolak penundaan Pemilu 2024,
2. Menolak wacana Presiden tiga periode,
3. Evaluasi kinerja Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi,
4. Copot Ketua DPR RI Puan Maharani,
5. Menolak kenaikan harga BBM,
6. Tuntaskan polemik BBM,
7. Mendesak DPR merevisi UU pemindahan IKN,
8. Menolak kenaikan PPN 11 persen,
9. Reshuffle Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Pandjaitan, dan
10. Kembalikan marwah demokrasi.
s; tribunnews.com