INDONESIAKININEWS.COM - Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO rupanya melihat Indonesia sebagai partner strategis dalam melawan klaim N...
INDONESIAKININEWS.COM - Pakta Pertahanan Atlantik Utara alias NATO rupanya melihat Indonesia sebagai partner strategis dalam melawan klaim Nine Dash Line China yang menyerempet ZEE Natuna.
Posisi Natuna memang sangat strategis dimana selain kaya Migas, pulau paling utara Indonesia itu langsung menghadap ke Pasifik, calon arena perang antara China dan NATO.
NATO tahu akan posisi Natuna, maka tak heran bila mereka memepet Indonesia agar jangan berpihak terlalu lebih ke China.
Tapi sebuah kabar mengejutkan datang dimana Rusia akan mendukung China apabila Natuna berhasil direbut oleh Beijing dari tangan Indonesia.
"Terkait aksi China Coast Guard di Offshore Field Rusia di Natuna, posisi Rusia 50-50 di Laut China Selatan," tulis akun @forummp dalam instastorynya.
"Mengutip dari kabel-kabel diplomatik, apabila Natuna dikuasai China bisa saja Rusia ber partner dengan China," tambahnya.
Tapi bila Natuna tetap dalam bingkai NKRI, Rusia justru akan ikut mengamankannya.
"Tapi kalau Natuna masih dibawah Indonesia, Rusia masih bisa membantu tapi dengan catatan hanya mengamankan lokasinya saja," jelas @forummp.
Adanya hal ini bagai durian runtuh bagi NATO.
Mereka langsung mengadakan rapat di Brussels, Belgia, beberapa waktu lalu untuk menentukan tindakan apa yang akan diambil dalam menghadapi China.
Sebuah solusi cepat dan praktis kemudian diputuskan NATO dimana mereka harus membantu dengan dukungan militer bagi negara-negara di Asia yang hendak menentang klaim Nine Dash Line China.
"NATO bersama strategic partner nya di Asia Pasifik seperti Jepang dan Australia, tengah menyusun strategi diplomatik dan militer untuk mencegah dominasi unilateral China di Laut China Selatan dengan meningkatkan interaksi dengan negara yang terlibat dalam sengketa maupun terkait dengan LCS.," tulis @forummp dalam postingannya pada 3 September 2021.
NATO akan memberikan bantuan militer entah itu hibah kapal perang atau kemudahan pembelian alutsista buatan negara anggota pakta pertahanan.
Indonesia termasuk yang mendapat bantuan militer ini.
NATO secara khusus memberikan izin agar Indonesia bisa memiliki fregat FREMM dari Italia.
"Sebagai solusi, NATO menyiapkan opsi hibah kapal yang terbilang wah dan memberikan ijin pembelian kapal ke negara-negara yang siap menghadapi konflik di Laut China Selatan, salah satunya dengan diberikannya ijin Indonesia oleh Italia untuk membeli FREMM, dimana keputusan tersebut tidak lepas dari konsolidasi anggota negara NATO di Brussels yang menyetujui upaya tersebut," jelas @forummp.
Kenapa hal ini dilakukan NATO? karena mereka ingin melakukan Buying Time.
Dimana bila konflik meletus menjadi perang, negara-negara yang berseteru dengan China bisa membela dirinya sendiri terlebih dahulu.
Setelah itu armada gabungan NATO akan datang untuk membantu lantas melakukan serangan balik memukul China hingga ke jantung pertahanannya bila perlu.
"Tujuan diatas jelas, apabila ada pelanggaran yang berpotensi memunculkan serangan terbuka di Laut China Selatan, negara-negara tersebut yang dipersenjatai oleh kapal dari NATO tersebut masih mampu dan mumpuni menghadapi serangan tersebut, sebagai strategi buying time NATO dalam upaya gelar militer di Laut China Selatan," ujar @forummp.
Menarik diamati apakah NATO akan memberi Indonesia bantuan militer lainnya demi mengamankan Natuna yang posisinya strategis tersebut.*
S: pikiran rakyat
