INDONESIAKININEWS.COM - Polemik pemberhentian Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) dari IDI (Ikatan Dok...
INDONESIAKININEWS.COM - Polemik pemberhentian Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, Sp. Rad (K) dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) terus memicu reaksi berbagai pihak utamanya dari kalangan dokter Indonesia.
Salah satu yang memberi reaksi atau tanggapan adalah dokter Firman Parulian Sitanggang, Sp.Rad(K) RI, Kepala Instalasi Radiologi RSUP Sanglah Denpasar.
Dokter Firman mengatakan, asal muasal dari kekisruhan tersebut adalah masalah internal Radiologi dimana dokter Terawan berprestasi sangat pesat dan tak mudah dibendung.
"Lalu ada senior yang kurang suka dengan kondisi tersebut. Kebetulan senior tersebut cukup berpengaruh di PB IDI, tentu tidak susah dari beliau untuk cari celah," ujar Firman, mengutip 60menit.co.id, Jumat (8/4/2022).
DSA (Digital Subtraction Angiography), kata dokter yang berdiam di Bali ini, adalah celah yang dimanfaatkan sebagai pintu masuk hingga dianggap DSA tersebut tidak berdasar pada ranah ilmiah.
Tetapi seiring berjalannya waktu, dokter Terawan terus berkarya dan masyarakat yang terlayani makin banyak datang dari segala lapisan, mereka merasa tertangani dengan baik dan tidak ada yang dikecewakan.
Di sisi lain, jelas Firman Parulian, MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) terus mendesak dokter Terawan agar mau menjelaskan semuanya kepada majelis.
Sebagai seorang prajurit TNI AD, yang kebetulan dipercaya menahkodai RSPAD Gatot Soebroto, dokter Terawan tidak bisa seenaknya meninggalkan tempat tugas kecuali atas izin Kepala Staf Angkatan Darat.
"Dokter Terawan sudah menginformasikan hal tersebut kepada majelis, agar pemanggilan ditujukan kepada KSAD. Dan KSAD yang akan memerintahkan dokter Terawan menghadiri panggilan tersebut," tandas dokter radiologi ini.
S: askara.co