INDONESIAKININEWS.COM - Sebuah video kini viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan kecerdikan TNI saat meringkus anggota KKB Pa...
INDONESIAKININEWS.COM - Sebuah video kini viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan kecerdikan TNI saat meringkus anggota KKB Papua tanpa korban jiwa.
Tak diketahui di tempat mana prajurit TNI tersebut berhasil melumpuhkan anggota KKB tanpa satu pun korban jiwa.
Tak disebutkan pula di distrik mana TNI meringkus gerombolan pengacau keamanan di tanah Papua itu.
Namun dari video yang viral tersebut terungkap informasi bahwa momen itu terjadi saat TNI melakukan patroli di wilayah pedalaman Papua.
Ketika prajurit TNI itu berada pada ketinggian, mereka menemukan gerakan mencurigakan di salah satu titik yang letaknya tak jauh dari posisi mereka berada.
Melalui kamera pengintai, TNI menemukan sekelompok KKB Papua yang sedang bergegas menuju perkampungan yang berada di lembah.
Menilik gestur para pengacau tersebut, tampak jelas betapa gerombolan pengacau itu hendak melakukan sesuatu di lokasi yang dituju.
Setelah dilakukan analisa, prajurit TNI pun bergegas menuruni lereng untuk menggapai sungai dimaksud.
Tak dinyana, pada saat yang hampir bersamaan, anggota kriminal bersenjata itu pun tiba di titik yang sama.
Melihat fakta tersebut, prajurit TNI tak langsung melakukan penyergapan. Anggota KKB itu dibiarkan menyeberangi sungai terlebih dahulu.
Pada kesempatan itulah diketahui bahwa anggota KKB itu sebanyak lima orang. Tiga di antaranya menenteng senjata api sementara dua lainnya berbekal busur dan anak panah.
Setelah berada di seberang sungai, salah seorang anggota KKB terlihat menangkap seekor babi. Entah untuk apa.
Tapi mereka sepertinya sedang dalam perjalanan menuju sebuah perkampungan yang berada tak jauh dari tepi sungai.
Dan, tatkala anggota KKB itu memasuki daerah berbatu, prajurit TNI mencoba melepaskan tembakan untuk memancing KKB tersebut.
Tembakan itu diarahkan ke salah satu batu tepat dimana anggota KKB itu berlindung.
Tatkala diberondong peluru, anggota KKB tersebut tidak memberikan tembakan balasan.
Bahkan respons lain pun tidak terlihat sama sekali. Padahal sudah diketahui bahwa anggota KKB tersebut membawa senjata api laras panjang.
Lantaran tak ada respon, prajurit TNI pun lantas bergerak mendekat. Pada saat yang sama dilepaskan pula beberapa tembakan susulan.
Meski diperlakukan demikian, lagi-lagi KKB tidak membalas tembakan. Malah anggota KKB tersebut sepertinya tak berkutik.
Atas kondisi itulah TNI pun langsung memanfaatkan kesempatan emas itu. Hanya dengan sekali gerakan taktis, moncong senjata TNI langsung mengarah ke tubuh lawan.
Pada saat itu, disaksikan prajurit TNI, anggota KKB yang dihadapi, ternyata masih berusia ingusan.
Usia lima anggota KKB tersebut, diperkirakan baru mencapai 13-15 tahun.
Mungkin karena faktor itu, sehingga anak-anak itu tak sanggup menghadapi prajurit TNI yang sesungguhnya sudah sangat terlatih.
Anak-anak tersebut kemungkinan baru saja direkrut dan dilatih menjadi anggota separatis.
Makanya, ketika disergap TNI, lima anggota KKB itu ketakutan luar biasa.
Bahkan tanpa disadari celana mereka basah oleh ngompol yang tidak disadari.
Dari sejumlah fakta yang terungkap belakangan ini diketahui bahwa pimpinan KKB Papua sering merekrut anak-anak dan pemuda menjadi anggota separatis.
Setelah direkrut, para pemuda itu digembleng. Mereka juga diwajibkan mengikuti latihan perang.
Latihan itu dimaksudkan agar saat menghadapi musuh, (TNI Polri) anggota KKB itu minimal mampu berlindung agar tak menjadi korban tembakan.
Kabar terbaru tentang latihan perang itu dilakukan oleh Panglima KKB Papua di Kabupaten Nduga, Egianus Kogoya.
Fakta itu terlihat dari banyaknya anggota KKB yang berkumpul di suatu tempat pada saat yang sama.
Para pemuda itu tak hanya menenteng senjata api, tetapi juga memegang peralatan perang tradisional, seperti busur dan anak panah serta parang dan tombak.
Yang memegang senjata api, adalah pemuda yang kemungkinan telah menjadi anggota KKB Papua dan dianggap telah mampu menggunakan senjata api.
Sedangkan anggota yang baru direkrut umumnya memegang peralatan perang tradisional.
Tak diketahui kapan latihan perang itu dilaksanakan. Tak diketahui pula dimana lokasi itu berada.
Namun dari tangkapan kamera, lokasi itu berada di ketinggian dan jauh dari pemukiman penduduk.
Apakah lokasi-lokasi tersebut telah terpantau oleh aparat keamanan, hingga kini belum diketahui secara pasti.
Tapi diharapkan agar aparat TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Operasi Damai Cartenz mampu mencegah latihan perang seperti itu.
Caranya, adalah memberikan penyadaran kepada para remaja dan anak-anak muda untuk tidak tergiur oleh janji muluk KKB.
Anak-anak muda juga harus diberi pemahaman bahwa tindakan kriminal merupakan perbuatan melawan hukum.
s; tribunnews.com