INDONESIAKININEWS.COM - Polres Pelabuhan Belawan merilis kasus pembacokan yang dilakukan anggota geng motor yang mengakibatkan seorang warg...
INDONESIAKININEWS.COM - Polres Pelabuhan Belawan merilis kasus pembacokan yang dilakukan anggota geng motor yang mengakibatkan seorang warga bernama Retno Suwito tewas.
Dalam paparan yang digelar di Mapolrestabes Medan, Senin (25/4) itu, turut hadir Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak, Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda, Wali Kota Medan Bobby Nasution serta sejumlah Forkopimda lainnya.
Ada sejumlah kasus yang dipaparkan dalam kegiatan tersebut, termasuk pembacokan yang dilakukan geng motor yang terjadi di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Medan, beberapa waktu lalu itu.
Dalam kasus ini, polisi telah mengamankan delapan orang pelaku. Namun, saat kegiatan petugas hanya menghadirkan dua orang pelaku karena enam pelaku lainnya merupakan anak di bawah umur.
Irjen Panca Putra Simanjuntak pun sempat mewawancarai kedua pelaku pembacokan itu.
"Yang menusuk di dada siapa?" tanya Panca.
"Ayub (pelaku)," jawab salah seorang pelaku.
"Kau bagian apa?" tanya Panca lagi?
"Yang bagian belakang pak?"ujarnya.
"Kau bacok?" sebut Panca.
"Iya," jawab pelaku.
Para pelaku mengaku hanya tamatan SMP. Bahkan, salah satu pelaku menyebut sudah tidak memiliki orang tua yang lengkap.
Jenderal bintang dua itu lalu bertanya perasaan para pelaku saat membacok korban di hadapan istri dan kedua anaknya.
"Kau tak kasihan di depan anaknya kau buat dia mati. Kalau bapak mu mati gimana?" tanya Panca.
"Kasihan pak," jawab para pelaku.
Para pelaku mengaku mereka merupakan anggota geng motor yang diberi nama Kumpulan Negara Bebas (KNB).
"Kamu ini bikin geng-geng tak jelas. Diproses ini Pak Tatan (Dirkrimum Polda Sumut)," ujar Panca sembari meninggalkan para pelaku.
Sebelumnya, seorang warga bernama Retno tewas seusai dibacok kawanan geng motor di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Medan.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi menyebut peristiwa pembacokan itu terjadi pada Rabu (20/4) sekitar pukul 23.00 WIB.
Awalnya korban bersama istri dan dua anaknya tengah jalan-jalan bersama dengan abang iparnya ke arah Marelan. Istri dan anak korban berboncengan dengan Abang iparnya, sedangkan korban menaiki sepeda motor yang menggunakan knalpot blong.
Saat korban melintas di Simpang Titi Papan menuju arah Kelurahan Martubung, tiba-tiba korban dipepet oleh kawanan geng motor tersebut. Para pelaku mengatakan bahwa sepeda motor korban berisik sambil mengeluarkan kata-kata kotor.
"Kemudian korban membalas dengan mengucapkan 'apa kau'," kata Hadi, Kamis (21/4).
Kemudian, korban langsung pergi menuju arah Simpang Kantor untuk meminum jamu. Setelah selesai meminum jamu, istri korban langsung pindah dan berboncengan dengan korban untuk pulang menuju rumah.
Tak lama, saat korban berada di sekitaran Kelurahan Sei Mati, para pelaku kembali memaki korban sambil mengikutinya.
"Tepatnya di depan gudang trado sebelum rel kereta api korban dipepet para pelaku sehingga terjatuh bersama kedua anak dan istrinya," sebut mantan Kapolres Biak Papua itu.
Setelah terjatuh, kata Hadi, korban langsung dianiaya oleh para pelaku. Awalnya korban sempat berlari, tetapi langsung dikejar oleh para pelaku hingga akhirnya korban terjatuh ke parit dengan kondisi luka bacok pada bagian dada.
Warga yang melihat kejadian itu, langsung berusaha menolong korban dengan membawanya ke Rumah Sakit Umum Delima untuk mendapatkan pertolongan. Namun, nahas nyawa korban tidak tertolong.
Sementara para pelaku, pergi melarikan diri sesuai melancarkan aksinya. Tak hanya Retno, istri beserta dua anaknya juga mengalami luka-luka akibat kejadian itu.
"Para pelaku melarikan diri dan dan masyarakat membantu korban membawa ke RSU Delima," jelasnya.
Petugas kepolisian yang menerima laporan kejadian itu langsung menyelidiki keberadaan kawanan geng motor itu hingga akhirnya mengamankan pelaku.
Dalam kasus ini, polisi telah mengamankan delapan orang pelaku, sedangkan tiga pelaku lainnya masih dikejar. Dari kedelapan pelaku yang ditangkap, enam diantaranya masih anak di bawah umur.
s; jpnn.com