INDONESIAKININEWS.COM - Kerajaan Arab Saudi mulai memberlakukan aturan baru selama bulan Suci Ramadhan di Masjidil Haram, Mekkah dan Masjid...
INDONESIAKININEWS.COM - Kerajaan Arab Saudi mulai memberlakukan aturan baru selama bulan Suci Ramadhan di Masjidil Haram, Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
Mulai 4 Maret 2020, Arab Saudi menutup ibadah umrah bagi warga asing dan penduduk.
Hal itu di tengah kekhawatiran penyebaran Covid-19.
Untuk kunjungan jamaah ke Masjid Nabawi di Madinah juga dibatasi.
Walaupun demikian, Ramadhan tahun ini terjadi pelonggaran pembatasan Covid-19 di Arab Saudi.
Shalat di masjid-masjid, termasuk tarawih, atau shalat larut malam akan dilanjutkan setelah dua tahun absen karena pembatasan pertemuan sosial.
Bazar dan kegiatan meriah lainnya juga telah diberi izin untuk beroperasi, menambah suasana kemeriahan.
Pada Maret 2022, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mencabut sebagian besar tindakan pencegahan dan pencegahan terkait dengan pandemi Covid-19.
Termasuk pemakaian masker di depan umum, dan mejaga jarak sosial di ruang publik dan pribadi.
Orang-orang yang tinggal di Kerajaan berbagi kegembiraan mereka saat menjelang bulan suci Ramadhan.
“Saya senang melihat Ramadhan dirayakan dengan lancar,” kata Wid Massoud (26), warga Jeddah kepada Arab News, Jumat (1/4/2022).
“Sudah dua tahun yang sulit, secara sosial, ekonomi dan psikologis, jadi mengembalikan suasana meriah adalah sesuatu yang dinanti-nantikan.”
“Dalam dua tahun terakhir benar-benar membuka mata saya," katanya.
"Menghabiskan waktu di masjid selalu menjadi salah satu cara favorit saya untuk melepas lelah dan terhubung dengan Tuhan selama Ramadhan," jelasnya.
"Sekarang, hanya waktu yang akan menjawab, apakah tahun ini akan kembali nyaman dalam beribadah," tanyanya.
Massoud, anak bungsu di keluarganya dan masih tinggal di rumah.
“Rumah kami sebenarnya, rumah kakek-nenek di mana semua orang berkumpul setiap hari," ungkapnya.
"Akan menyenangkan memiliki semua keponakan saya setiap hari, walau bagian dari Ramadhan pasti telah terlewatkan," jelasnya.
Penduduk Jeddah mengatakan juga merindukan menjadi bagian dari “Khair for All.”
Sekelompok sukarelawan muda yang menyumbangkan waktu dan upaya membantu menyediakan makanan dan kebutuhan lainnya bagi mereka yang tinggal di daerah miskin.
Selama dua tahun terakhir, 35 juta orang Kerajaan telah menunggu saat dapat menghentikan pembatasan yang terkait dengan pandemi di belakang mereka.
Dengan kasus harian yang sekarang mencapai ratusan dan terus turun, kehidupan tampaknya kembali normal.
“Saya pikir luar biasa, semua pembatasan Covid-19 telah dicabut, karena selama dua tahun orang hidup dalam ketidakpastian dan ketakutan tertular virus,” kata Saud Al-Saud, 26, juga warga Jeddah.
“Pencabutan pembatasan ini menunjukkan virus dapat diatasi," klaimnya.
"Lebih baik lagi ini terjadi pada saat Ramadhan, sehingga orang dapat mempraktekkan semua kegiatan Ramadhan dengan benar," harapnya.
Al-Saud menambahkan dirinya Ramadhan menyatukan seluruh komunitas dan semua orang tampaknya berada dalam suasana hati yang jauh lebih baik.
Dia menjelaskan Ramadhan, waktu di mana lebih dekat dengan Tuhan, jadi Ramadhan tentang menjadi Muslim terbaik.
“Ramadhan ini, saya menantikan untuk pergi ke daerah-daerah yang kurang beruntung di kota saya dan memberikan paket makanan," harapnya.
"Ini adalah kegiatan yang terlewatkan selama dua tahun terakhir," ungkapnya.
Arab Saudi tidak lagi mewajibkan pelancong untuk menunjukkan bukti vaksinasi terhadap Covid-19, memberikan tes PCR negatif, atau menjalani karantina pada saat kedatangan di Kerajaan.
Namun, masker di dalam ruangan masih menjadi persyaratan dan orang masih perlu menunjukkan status kekebalan di aplikasi Tawakkalna untuk memasuki tempat-tempat seperti hotel dan restoran.
s; tribunnews.com