INDONESIAKININEWS.COM - Pendeta Henry Tan Dianta secara tegas membela agama islam dan meminta Saifuddin Ibrahim segera ditangkap. Dirinya m...
INDONESIAKININEWS.COM - Pendeta Henry Tan Dianta secara tegas membela agama islam dan meminta Saifuddin Ibrahim segera ditangkap. Dirinya menilai bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci yang sakral bagi umat islam dan dihormati.
Selain itu, Pendeta Henry juga menilai bahwa Saifuddin Ibrahim bukanlah seseorang yang beragama kristen. Menurutnya, Saifuddin Ibrahim adalah seorang nasrani.
Selanjutnya, Pendeta Henry juga berpendapat bahwa pernyataan kontroversial Saifuddin Ibrahim merupakan sebuah penistaan agama. Dirinya juga menegaskan bahwa Saifuddin Ibrahim tidak mewakili orang kristen, karena kristen memahami pentingnya toleransi di Indonesia.
Video itu diunggah oleh channel youtube BAMTRI CHANNEL, dengan judul ‘SAIFUDIN MINTALAH ROH KUBUSMU UNTUK MENOLONGMU’, sebagaimana dilansir pada Rabu, 23 Maret 2022.
“Tangkap Saifuddin Ibrahim yes or no?!,” ujar Pendeta Henry Tan Dianata menjelaskan.
“Kita Indonesia yah bapak ibu saudara yah, bingkainya adalah saling menghargai, saling menghormati,” ujar Pendeta Henry Tan Dianata melanjutkan.
“Tidak boleh caci maki terhadap keyakinan lain, kalau sama keyakinan lain itu toleransi!,” ujar Pendeta Henry Tan Dianata melanjutkan.
Kemudian Pendeta Henry Tan Dianta menjelaskan bahwa ia diminta menanggapi video Pendeta Saifuddin yang menyampaikan pernyataan kontroversial, yaitu meminta Menteri Agama menghapus 300 ayat Al-Qur’an.
“Saifuddin Ibrahim itu bukan orang kristen! dia adalah orang nasrani! jadi bukan orang kristen! ia sama sekali tidak mewakili kristen! artinya sesat!,” ujar Pendeta Henry Tan Dianta emlanjutkan.
“Al-Qur’an itu kan yang disakralkan, sangat disakralkan, sangat dihormati oleh umat islam! lah kok diobok-obok, disuruh menghapus 300 ayat, jelas ini saya tidak tahu secara hukum ya, secara pikiran waras ini adalah penistaan!,” ujar Pendeta Henry Tan Dianta.
“Bapak, ibu, saudara, ini Al-Qur’an ya misalnya ya, anggap ajalah sudah rada mau copot terus anda sobek, anda dimarahi gak? dimarahi! gak boleh! karena itu kitabnya umat islam, jadi menurut saya ini sudah penistaan!,” ujar Pendeta Henry Tan Dianta menandaskan.
S:Makassar terkini