INDONESIAKININEWS.COM - Warga Ukraina memberi makan dan minum kepada sejumlah tentara Rusia yang menyerah di medan pertempuran. Bahkan, war...
INDONESIAKININEWS.COM - Warga Ukraina memberi makan dan minum kepada sejumlah tentara Rusia yang menyerah di medan pertempuran.
Bahkan, warga Ukraina juga membantu tentara Rusia itu dengan meminjamkan ponsel untuk menghubungi ibunya.
Dalam tayangan video, seorang tentara muda meneguk secangkir teh dan kue saat dia ditenangkan oleh seorang wanita yang menawarkan teleponnya.
Tak lama setelah kontak telefon terhubung, tentara muda itu langsung menangis ketika berbicara dengan ibunya.
Tawanan muda itu tak lupa mencium wajah ibunya yang terlihat di kamera ponsel sambil tak henti-henti menangis.
Dari tayangan video terdengar berkata dalam bahasa Ukraina: "Para pemuda ini, itu bukan salah mereka. Mereka tidak tahu mengapa mereka ada di sini."
"Mereka menggunakan peta lama, mereka hilang."
Klip emosional yang dibagikan di Twitter menunjukkan warga Ukraina setempat menyambut tentara itu dengan makanan setelah dia dilaporkan menyerah.
Itu diberi judul: "Tentara Rusia, menyerah, orang Ukraina akan memberi Anda makan, menyerah saja."
Pasukan Vladimir Putin yang mengalami demoralisasi melarikan diri dari perang di Ukraina dan menyerah tanpa perlawanan, klaim laporan yang dikutip The Sun.
Rekaman telah muncul dari tentara Rusia yang ditangkap menangis karena mereka mengklaim mereka tidak tahu apa yang diharapkan di Ukraina.
Pesan radio yang disadap menunjukkan pasukan tidak mematuhi perintah dari Moskow untuk menyerang kota-kota Ukraina, dan mengeluh tentang kehabisan makanan dan bahan bakar.
Rekaman yang diperoleh oleh perusahaan intelijen Inggris ShadowBreak, termasuk seorang tentara yang terdengar seperti sedang menangis.
Dalam rekaman lain, seorang tentara kehilangan kesabaran ketika dia bertanya kapan makanan atau bahan bakar akan tiba.
"Kami sudah di sini selama tiga hari! Kapan itu akan siap?" teriaknya, seperti dilansir The Telegraph.
Rekaman ketiga menampilkan pertukaran tegang di mana tentara yang sama menolak untuk menggunakan artileri di suatu daerah sampai warga sipil pergi.***
S:zonapriangan