INDONESIAKININEWS.COM - Nasib tragis dialami seorang ayah mertua di distrik Changning, kota Yibin, provinsi Sichuan, China. Ayah mertua ter...
INDONESIAKININEWS.COM - Nasib tragis dialami seorang ayah mertua di distrik Changning, kota Yibin, provinsi Sichuan, China.
Ayah mertua tersebut meregang nyawa akibat ulahnya sendiri usai mengintip menantu perempuannya di tengah malam.
Hal ini terjadi setelah menantu perempuan mengetahui perbuatannya.
Dilansir dari Eva.vn, Jumat (25/3/2022), seorang ayah mertua melakukan tindakan tak pantas pada menantu perempuannya
Menantu wanita yang diketahui bermarga Zhang berusia 44 tahun, telah menikah dan memiliki 2 putra dan seorang putri.
Kehidupan pernikahan Zhang dan suaminya seperti rumah tangga pada umumnya.
Suami Zhang bekerja di luar negeri selama bertahun-tahun terakhir, dan hanya pulang sesekali.
Sementara itu, putri kedua mereka bersekolah yang jaraknya jauh dari rumah dan hanya pulang pada akhir pekan.
Di rumah, hanya Zhang dan dua putranya. Selain itu, di depan rumah mereka ada rumah ayah mertuanya yang bernama Xie.
Hubungan Zhang dengan ayah mertua Xie sama seperti hubungan keluarga lainnya.
Karena suaminya bekerja jauh, Zhang juga sering mengunjungi ayah mertuanya, memberikan makanan, dan merawatnya.
Pada suatu malam, Zhang sedang menonton TV di rumahnya.
Dia tiba-tiba melihat sosok bayangan melewati jendela rumahnya.
Awalnya, Zhang mengira itu hanya seseorang yang lewat, jadi dia tidak peduli.
Tetapi sekitar 2 jam kemudian, Zhang mematikan lampu untuk bersiap tidur ketika dia melihat sosok itu masih berjalan di depan jendelanya.
Bingung dan takut, Zhang mengumpulkan keberanian untuk membuka pintu dan menemukan bahwa sosok itu adalah ayah mertuanya.
Xie telah menunggu di luar jendela untuk mengintip Zhang sepanjang malam.
Setelah ketahuan oleh menantu perempuannya yang berperilaku mesum, Xie bingung dan marah, segera mengambil tongkat kayu untuk menyerang Zhang.
Xie berulang kali memukul menantu perempuannya itu dengan tongkat kayu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Zhang dipukul berkali-kali di tubuh hingga terluka.
Setelah itu, dia berhasil menghindari beberapa pukulan dari ayah mertuanya.
Kemudian meraih balok kayu di belakang gerbang untuk melawan, dan memukul wajah ayah mertuanya.
Xie yang mencoba menghindar malah tersandung di dekat pintu gerbang yang membuatnya jatuh dan kepalanya membentur lantai.
Hal itu menyebabkan kepala Xie mengeluarkan darah tanpa henti.
Melihat ini, Zhang sangat ketakutan, segera menelepon polisi.
Pada saat yang sama dia memanggil tetangga untuk membantu membawa ayah mertuanya ke rumah sakit.
Sayangnya, Xie kehilangan terlalu banyak darah dan menderita cedera kepala parah membuat dia meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.
Dokter memastikan bahwa Xie telah meninggal karena cedera otak traumatis.
Setelah menyelidiki semuanya secara menyeluruh, polisi menangkap Zhang karena diduga terlibat dalam kematian Xie.
Namun, setelah insiden itu terjadi, sebagian besar anggota keluarga dan tetangganya syok dan prihatin atas tindakan Zhang.
Mereka berharap pengadilan dapat memberinya hukuman ringan.
Pengadilan Kota Yibin mengatakan bahwa meskipun motif Xie tidak murni, tindakan Zhang memiliki konsekuensi serius, yang menyebabkan kematian Xie.
Dalam kasus ini, Zhang melukai Xie untuk tujuan membela diri, sehingga membentuk kejahatan dengan sengaja menyebabkan kematian.
Namun sebelum itu, Xie memiliki perilaku tidak senonoh dengan menantu perempuannya.
Terlebih lagi, Zhang bersikap sopan dan jujur selama persidangan.
Pada akhirnya, hakim memutuskan bahwa Zhang menerima hukuman penjara tiga tahun.
Saat ini, Zhang masih mendekam di penjara untuk menjalani hukumannya.
s; tribunnews.com