INDONESIAKININEWS.COM - Inilah sosok suami Uut Permatasari yang merupakan seorang perwira polisi. Mesmi memiliki jabatan mentereng, namun b...
INDONESIAKININEWS.COM - Inilah sosok suami Uut Permatasari yang merupakan seorang perwira polisi.
Mesmi memiliki jabatan mentereng, namun banyak warganet yang mencibir sosok Tri Goffarudin Pulungan dengan sebutan suami Uut Permatasari kurang tampan.
Tak diam, Uut Permatasari pun memberikan pembelaan menohok kepada warganet yang mencibir suaminya.
Seperti yang diketahui, setelah resmi menikah, kabar Uut Permatasari sudah mulai jarang terdengar publik.
Sejak menikah dengan Kapolres Gowa, Kompol Tri Goffarudin Pulungan pada 16 Februari 2015 lalu, Uut Permatasari memutuskan rehat dari dunia hiburan.
Hal ini dikarenakan Uut Permatasari ikut suaminya tinggal di Gowa, Sulawesi Selatan.
Sebagai istri perwira Polisi, Uut Permatasari hanya ingin sang suami bisa menjadi kepala keluarga bagi dirinya dan anak-anaknya.
"Saya enggak minta banyak. Saya minta suami saya jadi imam, bapak yang baik, yang soleh, terbaik untuk keluarga, tanggung jawab dan bijaksana."
"Kita juga minta semoga keluarga kecil saya dikasih adem ayem, terteram," kata Uut dalam acara Brownis, dikutip dari YouTube TRANS TV Official, Minggu (13/3/22).
Dirinya pun menyinggung soal jabataan sang suami yang kini menjadi Kapolres Gowa.
"Jadi pinginya enggak muluk-muluk. Saya berpikir, kalau saya mencintai suami karena jabatan, jabatan itu akan hilang."
"Sebaliknya, suami mencintai saya karena popularitas itu juga akan hilang, karena semua hanya titipan," sambungnya.
Selama menjadi istri, Uut Permatasari sering kali mendapatkan pertanyaan yang menohok terkait sang suami.
Banyak orang bilang suaminya ;tak tampan' yang dinilai tak pantas bersanding dengan seorang Uut Permatasari.
Tak tinggal diam, Uut Permatasari pun beri pembelaan menohok untuk sang suami.
"Sering kadang-kadang, 'Ih suaminya kok enggak balance sama Mba Uut, maksudnya kurang tampan deh'. Saya selalu jawab gini, pria itu memimpin enggak dengan ketampanannya, tapi dengan tanggung jawab dan bijaksana," ungkapnya.
Hal itu juga yang membuat Uut Permatasari selama tujuh tahun menikah tak pernah meminta macam-macam dari suaminya, termasuk barang mewah.
Lalu seperti apa gaya hidup yang diterapkan Uut Permatasari selama menjadi istri polisi?
Bagi Uut Permatasari, kesetiaan sang suami menjadi kunci keharmonisan keluarga yang juga yang membuat Uut merasa cukup dengan apa yang dimilikinya.
Meski menjadi istri seorang perwira, Uut Permatasari tak tergiur dengan gaya hidup mewah.
"Jadi kesetiaan suami saya itu yang buat saya enggak pernah minta apa-apa. Dari tujuh tahun itu enggak pernah minta barang-barang mewah. Saya merasa saya dikasih gaji saja, aduh sayang ya kalau dibuat boros-boros, jadi saya simpan buat anak ke depan," kata Uut.
Uut pun mulai beradaptasi dengan kehidupan baru sebagai istri perwira polisi dan mesti mengetahui batasan dan menjaga nama baik suami.
"Jadi saya memposisikan diri bukan sebagai publik figure, tapi benar-benar ibu rumah tangga, istri pegawai negeri yang dipersenjatai. Semua orang kan pasti sudah tahu gajinya, di situ saya harus hati-hati," ujar Uut.
"Jadi enggak bisa mau ini, pingin ini, karena dulu Allah sudah kasih saya rezeki waktu single. Apa yang ada saya syukuri, saya pakai, enggak mau boros, yang penting saya mau rumah tangga bahagia, adem ayem, tenteram sampai anak-anak besar, enggak mau lebih. Kalau untuk karier, saya mengalir," pungkas Uut Permatasari.
Sebagai istri perwira polisi, Uut juga mencoba memberikan pemahaman serupa pada sang buah hati.
Sang putra, Rafif Athallah Pulungan, mulai dijelaskan tentang aturan kedinasan sang ayah yang tidak boleh disalahgunakan.
Uut Permatasari mulai memberikan pengertian pada putranya, Rafif, tentang pekerjaan sang suami.
Terutama ketika keluarga mereka berkunjung ke luar Gowa.
Salah satu hal penting yang dijelaskan ke anak adalah mobil kedinasan.
Rafif yang selama ini terbiasa diajak sang ayah naik mobil dinas, belum mengerti tentang aturan yang kedinasan.
"Dia suka dengar sirine. Kita kan di Jakarta pakai mobil pribadi, tidak pakai sirine karena tidak boleh menyalahgunakan itu, ada aturanya. Kita harus menghormati peraturan," ujar Uut.
Selain memberikan pengertian, Uut membiarkan sang putra bereksplorasi dengan idenya.
Rafif kini sering membawa mobil mainan polisi untuk menggantikan suara sirine.
"Jadi anakku lucu, itu mobil polisi (mainan) yang gede kan ada sirinenya, jadi sekarang dibawa. Jadi di dalam mobil kalau macet, dibunyiin mobil mainan itu karena saya bilang enggak boleh dipasang sirinenya, itu hanya untuk kedinasan, saya kasih penjelasan," ungkapnya.
S:Surya Malang