INDONESIAKININEWS.COM - Rapat virtual yang digelar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan jajaran keamanan di Papua berubah mencekam. ...
INDONESIAKININEWS.COM - Rapat virtual yang digelar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan jajaran keamanan di Papua berubah mencekam.
Letkol Ade Afri Verdaniex yang sedang melaporkan secara langsung situasi keamanan Papua dari Pos Koramil Gome di Kabupaten Puncak, Papua kepada Jenderal Andika Perkasa tiba-tiba ditembaki oleh KKB ( Kelompok Kriminal Bersenjata) Papua.
Letkol Ada yang semula hanya mengenakan rompi antipeluru tiba-tiba hilang dari layar virtual, namun beberapa saat berikutnya muncul sudah mengenakan helm pelindung tambakan sambil mengatakan "Izin Bapak ada tembakan. Ada tembakan" dengan suara terputus-putus.
Berikut sosok Letkol Ade Afri Verdaniex yang ditembaki KKB Papua saat laporan kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Letkol Ade merupakan perwira menengah TNI AD yang saat ini menjabat sebagai Dansatgas Yonif 408/SBH.
Sebelum dikirim ke Papua, Letkol Ade menjabat sebagai Komandan Yonif Raider 408/Suhbrastha Sragen.
Pada Selasa (8/12/2020), Letkol Ade resmi menggantikan Letkol Infantri Yefta Sangkakala sebagai Komandan Yonif Raider 408/Suhbrastha Sragen.
Saat itu, serah terima jabatan dipimpin oleh Komandan Korem 074/Warastratama, Kolonel Rano Tilaar.
Sertijab dilakukan di Gedung Olahraga Ahmad Yani Satria Wibawa Yonif Raider 408/Suhbrastha Sragen.
Letkol Ade menggantikan Letkol Infantri Yefta Sangkakala yang mendapat promosi jabatan sebagai Komandan Kodim 0731/Kulon Progo.
Kronologi Letkol Ade Ditembaki KKB Papua saat Rapat dengan Jenderal Andika
Saat itu, Letkol Ade memberikan laporan kepada Jenderal Andika Perkasa secara virtual, terkait aksi penyerangan KKB Papua yang menewaskan Praka Rahman Tomilawa.
Tapi laporannya tiba-tiba terputus karena terdengar suara tembakan yang diduga dari KKB Papua.
Melansir dari tayangan di channel youtube Jenderal TNI Andika Perkasa, kronologinya berawal saat Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa melakukan kunjungan ke wilayah Timika, Papua terkait dengan insiden penyerangan posramil Gome, Kabupaten Puncak, Papua.
Kunjungan Panglima TNI adalah untuk menyampaikan rasa duka cita yang mendalam secara langsung, dan juga memberikan penghormatan terakhir kepada tiga prajurit TNI yang gugur.
Terkait insiden penembakan ini, Panglima TNI kemudian mengikuti rapat koordinasi khusus bersama jajaran Menko Polhukam dan Kepolisian.
Rapat koordinasi khusus ini digelar untuk mengetahui langkah-langkah evaluasi yang akan dilakukan terkait insiden penembakan terhadap tiga prajurit yang gugur.
Panglima TNI kemudian mempelajari kronologi insiden penembakan yang terjadi.
Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui evaluasi apa yang dapat dilakukan agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Jenderal Andika Perkasa juga terus memberikan arahan agar seluruh jajaran prajurit TNI memahami betul, tugas dan tanggung jawabnya sebagai satgas Kodim dan Koramil.
Letkol Ade yang sedang berada di Pos Koramil Gome bergabung ke dalam rapat tersebut melalui video conference.
Awalnya, dengan mengenakan rompi anti peluru Letkol Ade tampak tenang menjelaskan kronologi penyerangan tersebut.
Di belakangnya tampak dua perajurit TNI yang mendampinginya.
Saat Letkol Ade dan Jenderal Andika Perkasa sedang melakukan tanya jawab mengenai kronologi penyerangan, tiba-tiba Jenderal Andika Perkasa kehilangan kontak dengan Letkol Ade.
Jenderal Andika sampai berulangkali memanggil-manggil Letkol Ade dari mikrofon.
"Letkol Ade? Bagaimana, apakah suara saya bisa didengar? Sudah bergabung lagi ini Letkol Ade," kata Jenderal Andika dalam tayangan di kanal Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa yang diunggah pada Kamis (10/3/2022).
Letkol Ade kemudian muncul sudah mengenakan helm antipeluru dan mengatakan ada tembakan.
"Izin Bapak ada tembakan. Ada tembakan," kata Ade dengan suara yang terputus-putus.
Jenderal Andika Perkasa kemudian menanyakan dari arah mana suara tersebut.
Letkol Ade kemudian menjawab, anggotanya masih mencari informasi asal tembakan tersebut.
Jenderal Andika Perkasa kemudian menghentikan tanya jawab, memerintahkan Letkol Ade untuk segera memberikan anggotanya perintah untuk tetap pada perlindungan.
"Oke ya sudah. Yang penting yang lain kasih perintah dulu. Letkol Ade kasih perintah ke anggota untuk tetap pada perlindungannya. Saya akan berikan instruksi saja. Untuk Letkol Ade mikrofonnya bisa dimute," kata Jenderal Andika Andika.
"Siap, Bapak," kata Ade.
Tiga Prajurit Gugur
Seperti diberitakan, Praka Rahman Tomilawa gugur diserang KKB Papua bersama dua rekannya, Serda M Rizal Maulana Arifin asal Bandung dan Pratu Tuppal Halomoan Baraza asal Jambi.
Juru Bicara OPM, Sebby Sambom mengatakan penyerangan itu di bawah komando Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Gen Goliath Tabuni, Komandan Operasi Umum Lekagak Telenggen, Panglima Kodap Ilaga Penny Murib, Panglima Kodap Sinak Militer Murib, dan Komandan Lapangan Numbuk Tekenggen.
Ketiga prajurit yang tewas ditembak KKB tersebut diserang saat sedang berjaga di pos TNI.
Kodam Cendrawasih mengatakan bahwa serangan terjadi saat aparat melakukan pergantian jaga.
Serangan secara tiba-tiba membuat baku tembak antara KKB Papua dan prajurit TNI tidak terhindarkan.
Prajurit Serda Rizal mengalami luka tembak di bagian pinggang, sementara Pratu Tuppal Baraza mengalami luka tembak di perut bagian bawah.
Saat tiba di Puskesmas, Serda Rizal dan Pratu Tuppal Baraza dinyatakan meninggal dunia.
Sementara itu, kontak tembak di lokasi kejadian masih berlangsung.
Penyerangan berikutnya membuat prajurit yang bernama Pratu Rahman dan Pratu Saeful terkena tembakan.
Keduanya juga dilarikan ke Puskesmas Ilaga. Namun, Pratu Rahman dinyatakan meninggal dunia oleh dokter Puskesmas.
S: tribunnews.com