INDONESIAKININEWS.COM - Penganut Syiah di Indonesia dituding punya agenda politik makar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ...
Bahkan penganut Syiah dituding merencanakan revolusi Syiah untuk menguasai Indonesia.
Tuduhan itu disampaikan Ustadz Adi Kurniawan dalam video yang kini beredar secara luas di you tube atau media sosial. Video itu jadi perbincangan masyarakat di Jawa Timur.
Bahkan, menurut Adi, sebanyak 6.500 orang Syiah dari Iran mau didatangkan ke Indonesia. Dan itu, menurut Adi, terdeteksi oleh TNI dan BIN.
Adi mengaku melihat sendiri para intel yang menyebar untuk mendeteksi orang-orang Syiah yang akan melakukan revolusi Syiah itu.
Namun, kata Adi, revolusi Syiah yang direncakan pada tahun 2018 itu gagal. Karena saat itu di negara Iran sendiri sebagai pusat Syiah mengalami chaos.
“Dan cahosnya benar-benar brutal,” katanya sembari mengatakan bahwa kekacauan di Iran itu sempat dimuat media internasional.
Lalu kemana sekarang orang-orang Syiah di Indonesia? Menurut Adi, mereka masuk ke semua lini strategis, termasuk di pemerintahan. Adi menyebut, orang-orang Syiah membonceng komunis.
“Tak tanggung-tanggung, mereka menguasai semua lini. Termasuk buzzer Istana Denny Siregar. Itu tokoh Syiah,” tegas Adi.
Menurut Adi, penganut Syiah terbesar se-Asia Tenggara adalah Jawa Timur. “Terbesar se-Asia Tenggara secara kuantitas,” tegas Adi Kurniawan yang dikenal sebagai penganut paham Salafy.
Ia lalu merinci daerah di Jawa Timur yang menjadi pusat Syiah. Antara lain Bangil, Bondowoso, Malang, Probolinggo, Puger Jember, dan daerah lainnya.
Ia juga menyatakan bahwa Syiah yang berkembang di Malang – dan juga di dunia – adalah Syiah Rafidhah. Mereka adalah pengikut Abdullah Bin Saba.
Adi Kurniawan menyebut bahwa pusat pendanaan Syiah terbesar berada di Malang Jawa Timur. Bahkan, menurut Adi Kurniawan, pertemua besar penganut Syiah juga dilaksanakan di Malang.
“Pertemuan 300 Syiah di Malang itu diadakan di aula gereja Katolik di Lawang (Malang),” kata Adi Kurniawan. “Itu pertemuan 300 yayasan Syiah se-Jawa Timur,” tambahnya.
“Kenapa diadakan di Malang, karena pendanaan terbesar itu di Malang. Tokoh-tokohnya yang paling tua pangkatnya Letnan Kolonel. Letnan Kolonel Purnawirawan Khoiron Yusuf, termasuk di lembaga Pendidikan Al-Kautsar, ” tegas Adi sembari menyatakan bahwa Syiah di Indonesia punya perumahan elit real astate.
Yang membuat kita pening, kata Adi, kader-kader pesantren pada masa ketua PBNU Prof Dr Said disekelolahkan di Iran. Kurang lebih 4.000 orang.
“Pada tahun 2018 mereka telah lulus bergelar master,” katanya. Itulah, kata Adi, yang menjadi beban bagi badan intelijen negara.
Adi juga menyebut bahwa ada pondok pesantren di Puger Jember juga menjadi agen Syiah. Padahal, menurut dia, selama ini masyarakat mengira itu pondok pesantren NU. Menurut dia, kedoknya itu terbongkar setelah para pengurus MWCNU mau mengadakan sosialisasi buku yang berisi penyimpangan Syiah di pesantren tersebut.
“Habib Umar marah,” kata Adi. Yang dimaksud Habib Umar adalah pengasuh pondok pesantren tersebut yang diyakini sebagai penganut Syiah. Namun, kata Adi, MWCNU setempat ngotot sehingga terjadi pembunuhan.
Menurut dia, membunuh itu perintah aqidah Syiah. “Pembunuhan itu adalah pengamalan aqidah Syiah,” katanya. Menurut dia, bagi Syiah membunuh penganut ahlussunan adalah ibadah.
“Kenapa? karena orang-orang Syiah punya keyakinan bahwa (penganut) Alhlussunnah itu najis, darah, harta kerhormatannya halal,” katanya.
Adi menyatakan bahwa satu-satunya lembaga MUI yang berani menyatakan bahwa Syiah bukan Islam adalah MUI Jawa Timur yang saat itu dipimpin oleh KH Abdusshomad Buchori. Fatwa MUI Jatim itu kemudian diikuti MUI seluruh Indonesia.
Bagaimana tanggapan para kiai NU? Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Prof Dr KH A Halim Soerbahar mengungkapkan bahwa permusuhan antara Salafy dan Syiah sudah lama. Ironisnya, dua kubu itu sama-sama ingin memanfaatkan NU.
"Wahabi mau nyerang Syiah pinjam tangan NU. Syiah mau nyerang Wahabi juga mau pinjam tangan NU," kata Kiai Halim Soebahar yang kini Wakil Ketua Umum MUI Jatim.
Kiai Halim Soebahar mengungkap pengalamannya saat menjadi pengurus MUI Jember. "Ketika sedang kajian Syiah, yang Wahabi menawarkan jasa mau minjamin kitab-kitabnya. Ketika sedang kajian Wahabi, yang Syiah melakukan trik yang sama," ungkapnya.
Kiai Halim Soebahar kemudian mengungkap pernyataan KH Hasyim Muzadi, ketua umum PBNU dua periode. "Sewaktu Abah KH A Hasyim Muzadi ke rumah saya tahun 2013 beliau dawuh," katanya.
Bagaimana dawuhnya?
"Syiah tidak akan jadi masalah kalau berada diluar Islam. Yang dipermasalahkan karena tetap berada dalam Islam tetapi memiliki ajaran yang berbeda," kata Kiai Hasyim Muzadi seperti diungkap kembali Kiai Halim Soebahar.
Cukup banyak penonton video tokoh Salafy, Adi Kurniawan, itu. Saat berita ini ditulis video itu sudah ditonton 270 ribu penonton.
S: bangsaonline.com