INDONESIAKININEWS.COM - Meski Rusia terbilang sukses menginvasi dan menduduki Ukraina. Bukan berarti Rusia tidak mengalami dalam perang ter...
INDONESIAKININEWS.COM - Meski Rusia terbilang sukses menginvasi dan menduduki Ukraina.
Bukan berarti Rusia tidak mengalami dalam perang tersebut.
Dikabarkan sudah ribuan tentara Rusia tewas sejak perang itu meledak pada tiga pekan lalu.
Dilansir Tribunpekanbaru.com dari Daily Mail pada Minggu (20/3/2022) disebutkan,
Militer Ukraina mengklaim lebih dari 14.000 tentara Kremlin tewas sejak invasi Rusia pada 24 Februari silam.
Sementara itu, perkiraan dari intelijen AS menyebutkan jumlahnya tentara Rusia yang tewas sekitar 7.000.
Sedangkan, Kementerian Pertahanan Moskow mengatakan bahwa kurang dari 500 tentara tewas akibat invasi itu
Sementara itu, dalam sebuah video yang diposting oleh Radio Free Europe/Radio Liberty menunjukkan busa ambulans militer Rusia melintas di Kota Homel Belarusia pada awal Maret lalu,
Diduga, bus ambulans itu mengangkut ribuan tentara yang tewas akibat perang di Ukraina.
Seorang stfa medis di sebuah rumah sakit di Homel, Belarusia mengatakan, lebih dari 2.500 mayat telah dikirim kembali ke Rusia pada 13 Maret.
Staf medis itu juga mengatakan, saat ini kamar mayat di rumah sakit itu melimpah.
Seorang dokter di rumah sakit kota utama Mazyr, Belarusia memperingatkan, di rumah sakit itu tidak cukup ahli bedah untuk menangani tentara yang terluka.
Seorang warga yang dirawat di rumah sakit mengatakan, begitu banyak orang Rusia yang terluka di sana
"Erangan mereka memenuhi seluruh rumah sakit.” sebutnya.
Homel adalah kota di Belarusia yang berbatasan dengan Rusia di timur dan Ukraina di selatan.
Kota Homel adalah yang terbesar di Belarus setelah Minsk, dan pusat utama untuk perdagangan dan transportasi.
Belarusia sendiri menjadi perlintasan tentara Rusia untuk memasuki Ukraina.
Rusia meluncurkan rudal hipersonik ke wilayah Ukraina dan menyebabkan kehancuran di negara itu pada Jumat (18/3/2022).
Rudal Hipersonik
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa rudal hipersonik Kinzhal terbarunya digunakan Jumat untuk pertama kalinya untuk menghancurkan situs penyimpanan senjata di barat Ukraina.
"Sistem rudal penerbangan Kinzhal dengan rudal aeroballistik hipersonik menghancurkan gudang bawah tanah besar yang berisi rudal dan amunisi penerbangan" di desa Deliatyn di wilayah Ivano-Frankivsk, kata Kementerian Pertahanan Rusia, Sabtu (19/3/2022).
Kantor berita negara RIA Novosti mengatakan itu adalah penggunaan pertama senjata hipersonik Kinzhal selama apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina yang pro-Barat seperti dilansir dari Saabah Daily.
Seorang juru bicara kementerian pertahanan menolak berkomentar ketika dihubungi oleh Agence France-Presse (AFP).
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut rudal Kinzhal (Belati) sebagai "senjata ideal" yang terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan dapat mengatasi sistem pertahanan udara.
Rudal Kinzhal adalah salah satu dari serangkaian senjata baru yang diungkapkan Putin.
Dilansir dari BBC, rudal hipersonik itu menghancurkan pabrik senjata dan bengkel jet tempur Ukraina di kota Lviv, Ukraina barat.
Ledakan keras itu menimbulkan kepulan asap yang tinggi dan membuat gempar warga kota.
"Beberapa rudal menghantam pabrik perbaikan pesawat," kata Wali Kota Andriy Sadovyi di aplikasi pesan Telegram, seraya menambahkan bahwa pabrik itu telah hancur.
s; tribunnews.com