INDONESIAKININEWS.COM - Pawang hujan baru-baru ini menjadi topik yang ramai diperbincangkan usai Rara Isti Wulandari viral dengan ritual pa...
INDONESIAKININEWS.COM - Pawang hujan baru-baru ini menjadi topik yang ramai diperbincangkan usai Rara Isti Wulandari viral dengan ritual pawang hujannya di ajang MotoGP Mandalika. Anggota DPR RI Fadli Zon lantas sempat membuat cuitan terkait pawang hujan.
Uniknya, Fadli menyebut bahwa Indonesia tak hanya butuh pawang hujan namun juga "pawang utang". "Selain pawang hujan, kita juga memang perlu pawang utang," cuit Fadli beberapa waktu lalu.
Twitter/@fadlizon
Kekinian, Fadli memberikan penjelasan soal cuitannya tersebut. Menurut Fadli, Indonesia harus mencari cara untuk melunasi utang-utangnya agar tidak membebani masyarakat.
"Kita kan banyak utang ya, kita harus ada cara dong bagaimana bisa mengembalikan utang itu dan tidak membebani masyarakat," papar Fadli Zon usai menghadiri acara Democracy on Human Right IPU ke-144 di Bali. "Terutama utang itu kan harus kita bayar."
Lebih lanjut, Fadli memaparkan bahwa hampir seperlima APBN digunakan untuk membayar utang. Fadli menyebut ada sekitar Rp 400 triliun dana APBN yang digunakan untuk membayar utang negara.
"Sekarang ini untuk membayar pokok dari utang saja, membayar bunga utang saja kita berada. Menghabiskan kalau tidak salah sampai 400-an triliun untuk utang," jelas politisi Partai Gerindra tersebut. "Bayangkan, hampir seperempat APBN kita seperempat atau seperlima APBN kita untuk membayar bunga utang."
Oleh sebab itu, Fadli meminta pemerintah untuk tidak menambah jumlah utang Indonesia. Menurutnya, penambahan utang justru akan menimbulkan bahaya.
"Jangan kita menambah utang. Utang negara akan memberi kita dan bahaya kalau pada saat kita tidak bisa membayar," tukasnya.
Di sisi lain, Fadli selaku etua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI sempat mendesak anggota parlemen dunia untuk melawan korupsi lintas negara kala berbicara dalam agenda IPU ke-144 di Bali. Fadli juga mendesak anggota parlemen dunia untuk memulihkan aset-aset yang dicuri.
"Sebanyak USD 2,6 triliun dana atau lebih dari 5 persen PDB global hilang setiap tahun gara-gara korupsi," ungkap Fadli. Menurutnya, peran parlemen dibutuhkan karena korupsi lintas negara merupakan tindak pidana yang sangat kompleks, sistematik, dan merusak hubungan negara-negara berkembang.
S:Wowkeren