INDONESIAKININEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat berbicara di Warsawa mengatakan, Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak ...
INDONESIAKININEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat berbicara di Warsawa mengatakan, Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak boleh dibiarkan berkuasa. Biden juga menyebut Putin sebagai tukang jagal.
Komentar keras Biden tersebut membuat Presiden Prancis, Emmanuel Macron gerah. Ia mengatakan, negaranya memilih menjauh dari komentar keras seperti itu.
Ia mengatakan, penyaataan Biden tersebut tak bisa disepakati.
“Kita harus faktual dan melakukan apa pun agar situasi tidak berada di luar kendali,” kata Macron dalam wawancara dengan kanal televisi France-3 dikutip Associated Press, Minggu (27/3/2022).
“Saya tidak akan menggunakan istilah-istilah itu (yang diucapkan Biden), karena saya terus berbicara dengan Presiden Putin, karena apa yang ingin kami lakukan bersama-sama adalah menghentikan perang yang diluncurkan Rusia di Ukraina, tanpa mengobarkan perang lain dan eskalasi,” lanjutnya.
Sejak awal invasi, Macron telah beberapa kali melakukan pembicaraan dengan Putin. Ia dijadwalkan kembali bertelepon dengan Putin pada Minggu (27/3) atau Senin (28/3).
Sementara itu, Gedung Putih telah mengklarifikasi pernyataan keras Biden di Warsawa. Washington menegaskan mereka tidak ingin menggulingkan rezim Rusia saat ini.
Di lain pihak, Macron menegaskan bahwa AS masihlah sekutu penting dalam isu invasi ke Ukraina. Namun, ia mengingatkan Washington bahwa yang akan terdampak secara langsung adalah negara-negara Eropa yang berada di dekat Rusia.
“Kita (AS-Prancis) memiliki banyak nilai yang sama, tetapi siapa yang tinggal di samping Rusia adalah orang-orang Eropa,” pungkas Macron.
Pada pembicaraan dengan Putin mendatang, Macron dilaporkan akan membahas koridor evakuasi bagi warga Mariupol yang dikepung Rusia. Pembicaraan ini juga akan melibatkan Turki dan Yunani.
Tanggapan Rusia
Rusia menolak pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa Vladimir Putin "tidak dapat tetap berkuasa". Kremlin menegaskan keputusan memilih presiden mereka sendiri adalah hak Rusia.
Dilansir Reuters, ketika ditanya tentang komentar Biden, juru bicara Kremlin menegaskan bahwa Biden tak punya hak apapun. Baca juga: Mantan Presiden Rusia: Sanksi Barat Tak Akan Pengaruhi Kremlin
"Bukan Biden yang memutuskan. Presiden Rusia dipilih oleh Rusia," ujar jubir Kremlin.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Biden, yang berbicara di Warsawa, tidak menyerukan "perubahan rezim" di Rusia tetapi bahwa "Putin tidak dapat diizinkan untuk menjalankan kekuasaan atas tetangganya atau wilayahnya".
Peskov tidak segera menanggapi permintaan tindak lanjut untuk reaksi terhadap klarifikasi Gedung Putih.
Biden memang telah meningkatkan serangan pribadi terhadap Putin sejak presiden Rusia memerintahkan invasi ke Ukraina bulan lalu.
Kremlin telah menjawab dengan mempertanyakan keadaan pikiran pemimpin AS tersebut.
Pekan lalu, Rusia menuduh Biden membuat "penghinaan pribadi" terhadap Putin setelah dia mencapnya sebagai "penjahat perang" dan "diktator pembunuh".
Rusia mengatakan bahwa pernyataan Biden tampaknya dipicu oleh kejengkelan, kelelahan, dan kelupaan.
Dmitry Rogozin, kepala badan antariksa Rusia Roscosmos yang blak-blakan, mengejek di media sosial bahwa klarifikasi pernyataan terbaru Biden datang dari unit medis Gedung Putih.
Rogozin sebelumnya mencemooh apa yang disebutnya "sanksi Alzheimer" yang dijatuhkan pada Rusia oleh AS. Sanksi terkait perang di Ukraina, yang disebut Moskwa sebagai operasi militer khusus.(*)
S:Tribun Timur