INDONESIAKININEWS.COM - Pengakuan jujur (Jusuf Kalla) JK sebagai saksi sejarah Indonesia bagaimana perjuangan dan keberhasilan Jokowi membu...
INDONESIAKININEWS.COM - Pengakuan jujur (Jusuf Kalla) JK sebagai saksi sejarah Indonesia bagaimana perjuangan dan keberhasilan Jokowi membuat Indonesia lolos dari jerat hutang Rp6000 triliun warisan SBY dan Soeharto.
“Saya termasuk bagian dari Pemerintahan Jokowi, saya tidak pernah melihat Presiden seserius pak Jokowi melihat rakyatnya,” ungkap JK
Pengakuan jujur JK terhadap Jokowi dalam mengelola Negara, Sehingga Indonesia lolos dari beban hutang peninggalan Era SBY dan Soeharto yang membuat Indonesia harus menanggung hutang Hingga Rp6000 Triliun dengan dalih subsidi. Nemun hanya memperkaya diri sendiri dan konco-konconya.
Pejuangan moral Jokowi bagi Indonesia, yang kini Indonesia perlahan menjadi negara hebat di Asia dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama di Era Joko Widodo.
Mantan wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dalam sambutannya di acara simposium ekonomi di MPR senayan mengatakan, kebijakan keliru yang dilakukan Pemerintah era Soeharto dan SBY
“Bahwa ada dua kebijakan keliru yang dilakukan Pemerintah Era Soeharto dan Era SBY, sehingga menghabiskan anggaran Rp6000 triliun,” kata JK
Kebijakan itu menjadi salah satu penyebab ketertinggalan Indonesia dari negara-negara tetangga. Satu ekbijakan era Soeharto dan satu lagi era SBY.
Diketahui, Selama 32 tahun Soeharto berkuasa tidak ada riak yang berarti untuk menghentikannya. Namu, saat Soeharto terjatuh tat kala funda mental ekonomi yang disimpan rapat-rapat dan bertahun-tahun terbuka lebar.
Tidak ada kekuatan ekonomi secara nyata, Soeharto tidak punya soeharto tidak punya rencana hebat untuk membuat Indonesia hebat dalam sektor ekonomi. Kecuali hanya menggali lubang sedalam-dalamnya melalui hutang tanpa rencana reel untuk mengubah Indonesia menjadi lebih baik.
Dari jumlah hutang yang digali Soeharto hanya 30% yang digunakan untuk membangun Indonesia selebihnya, habis dikorupsi oleh mereka yang menopangnya menjadi penguasa selama 32 Tahun.
Akibat kebijakan yang diambilnya sebelum jatuh adalah menandatangani LOL dengan IMF sebagai Blank Ceck yang harus diselesaikan oleh Rezim setelahnya.
Beban masalah yang ditinggalkan Soeharto kalau di Kurs kan sekarang ditambah dengan bunga Obligasi direkap mencapai Rp3000 triliun.
Sedangkan pada Era Habibie, Gusdur, dan Megawati merupakan era tersulit bagi kita untuk berdamai dengan kenyataan.
Indonesia dinyatakan sebagai Negara Insolven semua Financial Resources tertutup pemasukan lebih kecil dari pada pengeluaran. Kehidupan politik tidak jelas, 6 tahun proses transisi dari legislasi era soeharto kepada era reformasi seakan menjadi waktu terpanjang dalam sejarah.
Selama itu tidak ada pembangunan reel negara staf. Namun akhirnya Indonesia bisa keluar dari proses transisi dengan terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden secara demokasi langsung.
Harapan dipaguk dan masa depan disong-song dengan ceria. Tapi, apa yang terjadi selama 10 tahun SBY berkuasa untuk mempertahankan kekuasaan. Dia membakar uang sebesar Rp3000 triliun untuk subsidi.
Pada periode 2004 hingga 2014 subsidi energi rata-rata memiliki porsi sebesar 21 persen dari APBN yang mengalami porsi terbesar pada tahun 2008 sampai yang mencapai 28 persen.
Didalam subsidi energi, Alokasi subsidi BBM adalah yang terbesar dengan mencapai 80 persen dari seluruh subsidi dan menciptakan mega skandal korupsi yang tak terbilang jumlahnya.
Andaikan uang sebanyak itu SBY gunakan untuk membangun jalan tol, maka kita sudah punya jalan tol Trans Sumatera dan Trans Jawa juga kereta cepat Surabaya dan puluhan kawasan industry berskala Internasonal. Puluhan bendungan dan Irigasi serta ketahanan pangan bahkan kota besar sudah punya MRT.
SBY hanya membuat rencana dan membuang untuk ongkos politik agar kekuasaannya stabil selama 2 periode.***
Editor: M. Irzal
S: pikiran rakyat