INDONESIAKININEWS.COM - Kabar bahagia yang diterima Sulastri justru berujung duka. Setelah mengurus berkas kelulusannya sebagai Pegawai Pem...
INDONESIAKININEWS.COM - Kabar bahagia yang diterima Sulastri justru berujung duka.
Setelah mengurus berkas kelulusannya sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK ), sang suami, Budi Sadmoko (35) tewas ditembak begal.
Sembari menggendong anaknya yang masih berusia 5 tahun, Sulastri sempat memohon pada sejumlah pengendara lainnya.
Sayangnya, warga dan pengendara justru kebingungan dan tak berani mengangkat tubuh Budi untuk dibawa ke rumah sakit.
"Tolong bawa dulu suamiku, mending bawakan dulu suamiku. Ya Allah cepet pak, kasihan," kata Sulastri sembari menangis menggendong anak perempuannya.
Ada seorang wanita lain yang turut berupaya membantu.
Ia mencoba memberhentikan motor yang melintas.
Namun beberapa kali usaha itu tak berhasil.
Lelaki yang ada ada di lokasi pun hanya mampu menonton.
"Astagfirullah, pak, pak," sesal wanita yang mencoba menolong Sulastri.
Budi dan Sulastri menjadi korban begal di tugu perbatasan antara Desa Cahya Makmur, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Cahya Bumi, Kabupaten OKU Timur pada Selasa (25/1/2022).
Budi dan Sulastri merupakan warga Desa Wana Makmur, Kecamatan Semendawai Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Kasat Reskrim Polres OKI, AKP Sapta Eka Yanto mengatakan saat itu korban melintas dari arah Desa Wana Makmur menuju OKU Timur.
Di tengah perjalanan, mereka diadang dua orang mengendarai motor Honda CRF 150.
Curiga dengan gelagat pelaku, korban memutuskan untuk putar balik.
Pelaku justru masih mengejar Budi dan Sulastri yang mengendarai motor NMAX.
Keduanya lalu mengadang korban dan mengancam menggunakan senjata api.
"Nah ketika itu, antara pelaku dan korban juga sempat terjadi cekcok mulut. Yang akhirnya pelaku langsung menarik pelatuk dan menembakkan senjata api ke arah korban," kata Sapta seperti dikutip dari Tribun Sumsel.
Peluru yang ditembakan mengenai bagian lengan atas, hingga menembus jantung Budi.
Melihat Budi tersungkur, pelaku buru-buru menguasai harta benda korban.
"Tak berdaya mempertahankan harta bendanya, pelaku langsung mengambil sepeda motor korban dan kabur ke arah kabupaten OKU Timur," katanya.
Saat Budi terkapar, Sulastri sempat meminta bahkan memohon pada warga yang datang dan melintas untuk bisa menolong suaminya.
Apa daya, mereka justru ketakutan untuk menolong.
Sampai pada akhirnya, ada seseorang yang mau menolong membawa Budi ke bidang.
"Namun pada saat berada di bidan, nyawa korban sudah tidak tertolong lagi dan korban dinyatakan meninggal dunia," katanya.
Sementara Tokoh Masyarakat Desa Cahya Makmur, Into justru mengaku warga setempat sempat melihat pelaku sebelum kejadian.
Into menerangkan, pelaku sempat membuang tembakan ke udara sebanyak dua kali.
"Korbanpun mendekati pelaku, entah bagaimana meledakkan tembakan itu dan terkena bagian lengan sebelah kanan tembus ke bahu kanan," katanya.
Menurutnya, pelaku berjumlah dua orang menggunakan helm.
Satu dari dua pelaku, menurut Into, menutupi wajahnya menggunakan masker.
Kedua pelaku ini kabur ke arah Martapura.
Ayah Budi, Sunyoto (65) mengenang anaknya sebagai pribadi yang sangat baik.
"Dia baik, apapun kebutuhan orang tuanya diusahakan. Kalau saya sakit cepat-cepat dijenguk, nurut orangnya tidak membantah. Yang paling saya ingat itu dia selalu mengutamakan orang tuanya, " ujar Sunyoto
Budi Sadmoko merupakan seorang security di PT LPI.
Ia sudah melakoni pekerjaan ini selama tujuh tahun lamanya.
Saat gajian, Budi tak pernah melupakan kedua orang tuanya.
"Apalagi momen lebaran, sering ngumpul. Anak saya tidak pernah ada musuh, kehidupan sosialnya bagus," kata Sunyoto.
Kini ia sangat berharap Polisi bisa secepatnya menangkap pelaku.
"Harus cepet dapat. Kami percayakan kepada polisi, hukumannya setimpal, " ujarnya.
s; tribunnews.com