INDONESIAKININEWS.COM - Nama Edy Mulyadi belakangan menjadi sorotan sesuai pernyataannya menyinggung masyarakat Kalimantan. Edy Mulyadi dik...
INDONESIAKININEWS.COM - Nama Edy Mulyadi belakangan menjadi sorotan sesuai pernyataannya menyinggung masyarakat Kalimantan.
Edy Mulyadi diketahui menyebut bahwa tak ada yang mau tinggal di ibu kota baru nantinya.
Seorang pria yang duduk tepat di samping Edy Mulyadi lantas berceletuk bahwa hanya monyet yang mau tinggal di ibu kota negara baru di Kalimantan.
Sosok pria yang menyebut 'Hanya Monyet' dalam video viral yang menyeret nama Edy Mulyadi kini ramai dibicarakan publik.
Belakangan, beredar kabar bahwa sosok pria tersebut adalah Azam Khan.
Azam Khan merupakan seorang pengacara.
Bahkan dari penelusuran yang dilakukan TribunVideo.com, Azam Khan pernah menjadi pengacara atau tim kuasa hukum dari Habib Rizieq Shihab.
Azam Khan ini juga beberapa kali menjadi narasumber di program televisi.
Dalam video yang viral, Edy Mulyadi juga diketahui menyebut bahwa sosok Azam ini enggan tinggal di IKN di Kalimantan.
"Mana mau dia (Azam Khan) tinggal di Gunung Sahari pindah ke Kalimantan, Penajam sana, untuk beli rumah di sana ... Mana mau!" kata Edy Mulyadi dalam video yang viral di media sosial itu.
Kemudian Azam Khan tiba-tiba melontarkan celetukan bahwa hanya monyet lah yang mau pindah atau pun membeli rumah di Penajam Paser Utara, Kaltim.
"Hanya monyet," ucap Azam Khan memotong pernyataan Edy Mulyadi yang disertai tawa orang-orang dalam forum tersebut.
Dalam video tersebut, Edy Mulyadi juga sempat menyebut bahwa Kalimantan adalah tempat jin buang anak.
Terkait pernyataan tersebut, Edy Mulyadi sendiri sudah meminta maaf.
Ia mengklarifikasi apa maksud dari ucapannya dan meminta maaf pada warga Kalimantan.
"'Tempat jin buang anak' itu hanya istilah untuk menggambarkan tempat yang jauh, terpencil," kata Edy.
Ia kemudian meminta maaf kepada masyarakat jika perkataannya tersebut dianggap salah dan melukai banyak orang.
"Saya minta maaf sedalam-dalamnya kalau itu dianggap salah saya minta maaf, saya minta maaf kalau itu dianggap melukai masyarakat Kalimantan," ucap Edy.
Permintaan maaf Edy Mulyadi ini disampaikan langsung saat pertemuannya dengan sejumlah tokoh Kalimantan yang dipimpin Muhammad Uhaib As'ad, Dosen FISIP Universitas Islam Kalimantan di Jakarta.
s; tribunnews.com