INDONESIAKININEWS.COM - Sosok Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang disebut Ketum terpilih PBNU KH Yahya Cholil Staquf sebagai pendekar Mukta...
INDONESIAKININEWS.COM - Sosok Saifullah Yusuf alias Gus Ipul yang disebut Ketum terpilih PBNU KH Yahya Cholil Staquf sebagai pendekar Muktamar NU.
Saifullah Yusuf alias Gus Ipul adalah ketua PBNU yang menjadi pendukung utama KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat melawan KH Said Aqil Siradj saat Muktamar NU di Lampung.
Padahal sebelumnya, Gus Ipul berhasil memenangkan Said Aqil saat maju menjadi ketum PBNU di Muktamar Makassar dan Muktamar Jombang.
Wali Kota Pasuruan Ini merupakan sosok yang berperan penting dalam menggalang suara karena pengurus PWNU se-Indonesia mayoritas kader Ansor ketika Gus Ipul menjabat Ketua Umum GP Ansor dua periode.
Wakil Gubernur Jatim 2 periode ini menyebut bahwa Gus Ipul adalah pendekar muktamar.
“Pendekar-pendekar yang selama ini merajai dunia persilatan dari muktamar ke muktamar seperti Gus Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Gus Nusron Wahid,” kata Gus Yahya saat penutupan Muktamar NU-34.
“Mereka ini walaupun dalam keadaan sakit seperti apapun, kalau tiba waktunya Muktamar langsung sembuh,” kata Gus Yahya.
Dalam sejarah beberapa kali Muktamar NU memang calon yang didukung Gus Ipul selalu mmenangi pertarungan.
Muktamar NU ke 32 di Makassar pada tahun 2010 misalnya, KH Said yang didukung Gus Ipul menang.
Begitu juga saat Muktamar ke-33 tahun 2015 di Jombang. Gus Ipul menjadi komandan sekaligus dirigen bagi kemenangan KH Said Aqil Siradj.
Begitu juga saat Muktamar NU ke-34 di Lampung 2021 ini, Gus Yahya yang didukung penuh Gus Ipul juga menang.
Muktamar NU ke-34 di Lampung memang telah usai, KH Yahya Cholil Staquf yang didukung penuh Gus Ipul bisa memenangkan Muktamar.
Jauh sebelum Muktamar, beragam Wilayah NU secara bergantian mendeklarasikan dukungan bagi Gus Yahya.
Dalam setiap deklarasi, Gus Ipul menang tak tampak, namun para ketua-ketua Wilayah dan Cabang NU selalu menyebut nama Gus Ipul di balik gerakkan untuk mengusung Gus Yahya kali ini.
Begitu juga di arena Muktamar NU ke-34, Gus Ipul memang tak tampak di arena persidangan, namun konsolidasi-konsolidasi ratusan cabang dan wilayah, selalu dia pimpin untuk satu suara memenangkan Gus Yahya.
“Ketua Umum PBNU menyebutnya sang pendekar. Dialah ‘Panglima Perang’ di Muktamar Lampung. Selalu berbusana putih-putih, tak punya ID Card, dan tak pernah muncul di ruang sidang, kecuali pada saat pemilihan,” kata Amin Said Husni, salah satu Tim Gus Yahya yang ikut terlibat aktif dalam Muktamar Lampung kali ini.
“Dari seberang ruang sidang, dia mendestroy pasukan sebelah. Dan di saat klimaks, dia "bikin ruang” agar kedua kandidat bermusafahah. Maka ketegangan yang memuncak, tiba-tiba berbalik menjadi sejuk dan menebarkan aroma islah. Saya pun tak kuasa menahan air mata,” tulis Amin Said Husni.
Lantas siap sosok Saifullah Yusuf
Saifullah Yusuf lahir di Pasuruan, 28 Agustus 1964.
Putra dari pasangan Ahmad Yusuf Cholil dan Sholichah Hasbullo, awalnya bercita-cita ingin menjadi guru madrasah karena melihat kondisi madrasah yang menyedihkan.
Ayahnya merupakan seorang pagawai Departemen Agama dan juga seorang guru agama di SD dan SMP.
Sejak kecil, Saifullah Yusuf menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang.
Kemudian, Saifullah Yusuf melanjutkan pendidikannya di SMP Islam Pasuruan.
Hingga lulus SMA, Saifullah Yusuf berkuliah di Universitas Nasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Saifullah Yusuf merupakan keponakan dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Ia memperdalam ilmu dari Gus Dur pada masa jabatan sebagai Ketua PBNU.
Saifull Yusuf menikah dengan Fatma Saifullah Yusuf dan telah memiliki empat anak.
Awal karier politik Saifullah Yusuf diawali dengan bergabung di GP Ansor, organisasi sayap pemuda NU.
Pada tahun 1999, Saifullah Yusuf dipercaya untuk menggantikan posisi Ketua Umum karena pimpinan pada saat itu, Iqbal Assegaf wafat.
Selang setahun, Saifullah Yusuf menjadi Ketua Umum GP Ansor.
Saifullah Yusuf juga terpilih sebagai anggota DPR Fraksi PDI-P.
Namun, Saifullah Yusuf memutuskan untuk keluar dari DPR dan PDI-P kemudian pindah ke PKB pada tahun 2001.
Selang setahun, Saifullah Ysuuf terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PKB.
Saifullah Yusuf pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI selama satu periode di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, terdapat konflik internal hingga berujung pencopotan jabatan Saifullah Ysuusf sebagai Sekjen PKB dan jabatannya sebagai menteri.
Saifullah Yusuf juga maju dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Soekarwo.
Keduanya berhasil terpilih dan memimpin sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur selama 2008 hingga 2013.
Soekarwo dan Saifullah Yusuf kembali terpilih pada Pilgub periode 2014-2019.
Pada tahun 2017, Saifullah Yusuf maju sebagai Calon Gubernur dalam Pilgub mewakili PKB.
Saifullah Yusuf berpasangan dengan Bupati Banyuwangi Azwar Anas.
Namun, Azwar Anas mengundurkan diri dengan mengambalikan mandatnya ke PDI Perjuangan.
Akhirnya, Puti Guntur Soekarno dipilih PDI Perjuangan untuk menjadi pendamping Saifullah Yusuf.
Pengalaman Organisasi
Ketua Senat Fisip Unas Jakarta tahun 1988 -1990
Ketua HMI Cabang Jakarta tahun 1990-1992
Pengurus Pusat IPNU tahun 1992-1994
Ketua Pimpinan Pusat IPNU, tahun 1990-1995
Wakil Sekjend PP GP Ansor tahun 1995
Sekretaris Jendral AMNU
Sekretaris Jendral DPP Partai Kebangkitan Bangsa Th 2002-2004
Ketua Umum PP GP Ansor tahun 2000-2005
Ketua Umum PP GP Ansor tahun 2005-sekarang
Riwayat Karier
Wartawan Tabloid Detik (1996-1997)
Koordinator Liputan Tabloid Simponi (1997-1998)
Direktur CV Fatma Press (1997)
Pemimpin Redaksi Harian Masyarakat Baru (1998)
Anggota DPR dari PDI Perjuangan (1999-2002)
Anggota DPR dari PKB (2002-2004)
Menteri Negara Pembangunan Daerah Tinggal RI (2004-2007)
Wakil Gubernur Jawa Timur (2009-2019)
Wali Kota Pasuruan
Penghargaan
Lencana Melati
s: tribunnews.com