INDONESIAKININEWS.COM - Ada satu lowongan kerja yang menurut hemat penulis peluangnya kecil banget, yakni jadi presiden. Bayangkan, dari 23...
INDONESIAKININEWS.COM - Ada satu lowongan kerja yang menurut hemat penulis peluangnya kecil banget, yakni jadi presiden.
Bayangkan, dari 237,5 juta penduduk Indonesia, cuma 1 doang yang bisa.
Itu pun harus melalui proses pemilihan yang panjang. Dan tentunya sangat melelahkan.
Eh, ketika terpilih pun sudah harus siap menghadapi berbagai resiko yang sangat besar.
Pertama, dia yang menjadi penentu bangsa ini kedepannya. Baik dan buruknya.
Kedua, privasi hilang.
Kita perhatikan saja Presiden Jokowi. Kemana dia pergi pasti orang mengenalinya. Dan tidak sedikit yang minta foto. Sehingga waktu untuk sendiri nyaris tidak ada lagi.
Ketiga, siap-siap dibully.
Sebagaimana kita ketahui bahwa netizen Indonesia ini maha kejam ferguso. Semuanya mereka bully. Tidak peduli pemimpin negara atau bukan.
Apalagi kaum Kadrun, lebih parah lagi kalau mencaci orang.
Sampai-sampai hoax pun mereka sebarkan untuk menyerang Presiden.
Keempat, presiden juga tidak lepas dari ancaman maut lho.
Tidak sedikit kepala negara yang tewas ditangan orang yang tidak menyukainya. Seperti di Amerika saja sudah lebih dari satu presidennya yang dibunuh. Mulai dari James A. Garfield, Wiliam McKinley, John F. Kennedy hingga Abraham Lincoln.
Begitupun dengan persiden RI pertama, Soekarno. Ia sudah mengalami 7 kali percobaan pembunuhan. Untung semuanya gagal.
Sedangkan Presiden Jokowi pernah hendak dipenggal kepalanya oleh pendukung Prabowo pada 2019 silam. Pelakunya adalah Hermawan Susanto.
Terakhir, jadi presiden itu sibuk banget ferguso.
Gak peduli lagi gak mood, capek, lelah, letih dan lesu, mesti bekerja melayani rakyat.
Jokowi itu, selama dia jadi presiden jarang banget bisa tidur siang. Padahal tidur malamnya cuma 2 jam doang.
Bahkan, saat masa kampanye Pilpres 2014 dulu, ia pernah tidak tidur selama dua hari lho. Saking sibuknya.
Jadi, selain peluangnya sangat sedikit ternyata jadi presiden itu juga banyak gak enaknya.
Namun, meskipun demikian, banyak banget orang yang pengen jadi presiden di negeri ini. Dan mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.
Ada yang mantan musisi (Giring Nidji dan Rhoma Irama). Ada yang berlatar belakang advokat (Farhat Abbas). Ada yang berlatar belakang pengusaha (Sam Aliano). Dan ada juga yang berlatar belakang kalah di Pilkada DKI yakni AHY.
Termasuk juga ada yang berlatar belakang menteri pecatan serta tukang nyinyir, Rizal Ramli.
Si Rizal ini yang menarik. Setiap ada Pilpres, pasti ia selalu mendeklarasikan diri sebagai Capres.
Sampai-sampai orang bosan melihat ulahnya tersebut.
Pada Pilpres 2009, ia mencalonkan diri dengan mendeklarasikan blok perubahan.
Kala itu Rizal didukung oleh 14 partai lho. Tapi sungguh sayang partai yang mengusungnya itu gurem semua.
Pada Pilpres 2014, Rizal maju Pilpres lewat konvensi rakyat. Tapi tidak ada satupun partai yang tertarik untuk mengusungnya.
Pada Pilpres 2019, ia kembali mendeklarasikan diri sebagai Capres.
Lagi-lagi partai tidak tertarik mendukung politisi yang tidak lancar ngomong 'R' itu.
Nah, untuk Pilpres 2024 mendatang si Rizal ini juga sudah siap mau maju lagi.
Memang uda putus urat malu nih orang. Hehehe
Tapi uniknya rencananya untuk bertarung di Pilpres 2024 itu sudah mendapat dukungan. Salah seorang yang mendukungnya adalah Dewan Penasehat Ormas LBH Bang Japar yang juga bapak dari Fahira Idris, Fahmi Idris.
Hanya saja, yang namanya Capres gak cukup hanya didukung oleh LBH Bang Japar doang ferguso. Apalagi Fahmi bukan ketua partai yang berhak menentukan siapa Capres yang akan diusung.
Mau tidak mau suka tidak suka, seorang Capres harus mendapat restu atau dukungan dari Parpol kalau mau maju.
Kalau ngotot mau nyapres lewat jalur independen, sudah bisa dipastikan ia tidak lolos verifikasi KPU.
Dan bisa saja orang tersebut disebut gila kalau ngomong 'bisa jadi presiden lewat jalur perorangan'.
Karena di konstitusi negara kita tidak mengatur yang demikian.
Celakanya sampai sekarang tidak ada satupun partai yang tertarik untuk mengusung si Rizal ini.
Bahkan partainya sendiri, Partai Gelora, tidak pernah sekalipun menyatakan niatnya mendukung Rizal pada Pilpres mendatang.
Tapi karena nafsu berkuasanya sudah memuncak, Rizal pun melakukan hal yang ngenes sebenarnya, yakni cari dukungan lewat Google Form.
Hahaha
Seumur hidup baru dia yang melakukan hal ini.
Hati-hati lho banyak orang yang stress gara-gara politik.
"Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang"
Kwkwkwk
S:Fery fadli