INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Rais Syuriah Nahdatul Ulama (NU) KH. Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus sudah sejak lama mengkritik Maj...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Rais Syuriah Nahdatul Ulama (NU) KH. Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus sudah sejak lama mengkritik Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Gus Mus mempertanyakan status MUI yang sampai saat ini dianggapnya semakin tidak jelas. Menurut Gus Mus, MUI semakin aneh dan membingungkan.
Gus Mus mempertanyakan, apakah MUI termasuk dalam organisasi kemasyarakatan, partai politik, atau institusi pemerintah.
Lebih mengherankan lagi, kata Gus Mus, MUI mendapatkan sokongan dana dari pemerintah.
"MUI itu makhluk apa? Kelaminnya apa? Organisasi masyarakat, parpol, kepemudaan, atau apa? Ini semakin tidak jelas, tapi anehnya dapet APBN," kata Gus Mus dilansir dari kanal YouTube HMWI Official, Sabtu 20 November 2021.
Gus Mus mengatakan, tidak semua orang yang ada di MUI adalah ulama. Tapi, Gus Mus heran, orang yang ada di MUI selalu menganggap dirinya seorang ulama.
Akibatnya, lanjut Gus Mus, banyak umat Islam yang menganggap MUI sebagai penentu fatwa yang wajib diikuti.
"Kalau kalian mau jadi ulama ya masuk MUI, langsung jadi ulama. Meskipun hanya tukang ketik atau juru ketik. MUI dengan mudah mengeluarkan fatwa, lucunya banyak umat Islam yang mengikuti, bahkan sampai mengurusi halal dan haram yang gampang dikeluarkan," ujar Gus Mus.
Gus Mus menyoroti beberapa fatwa yang dikeluarkan MUI yang begitu fenomenal dan melahirkan pro kontra.
Pertama, fatwa terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat kontestasi Pilkada DKI.
Kedua, Gus Mus menyesalkan sikap MUI yang menyerang mantan Ketua PP Muhammadiyah Achmad Syafii Ma'arif lewat media massa maupun di media sosial, terkait tanggapannya atas dugaan kasus penistaan agama oleh Ahok.
"Itu gimana Buya Syafii saja didebat dan dihujat. Ilmu agama Islam Buya itu lebih tinggi dari mereka yang di MUI," sindir Gus Mus.
Gus Mus mengatakan MUI merupakan buah tangan dari Orde Baru (Orba). Presiden Soeharto, kata Gus Mus, selalu mempunyai cara untuk menguasai masyarakat. Hal ini, kata Gus Mus dikarenakan Soeharto sangat pintar dan memiliki kepiawaian dalam mengendalikan kekuasaannya.
"Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, orang sering lupa, ini diciptakan oleh Pak Harto. Pak Harto itu pintarnya luar biasa untuk menguasai kita semua," kata Gus Mus.
Ulama kharismatik yang hidup dan melewati beberapa rezim di Indonesia ini, menceritakan, ketika era Soeharto setiap organisasi tak bisa berdiri sendiri.
Gus Mus mengingat, setiap organisasi yang memiliki haluan yang sama harus digabungkan dengan organisasi yang lain.
Baik partai politik, organisasi kepemudaan, dan organisasi masyarakat. Gus Mus melihat Soeharto melakukan hal ini, lantaran untuk mempermudah dirinya mengontrol aktivitas masyarakat.
"Zaman Pak Harto, organisasi gender atau apapun dibuat jadi satu. Partai politik yang basisnya agama jadi satu yaitu PPP, basisnya Nasionalis jadi satu PDI, basis kekaryaan jadi satu Golkar. Organisasi pemuda, ansor, ampi jadi satu KNPI," ujar Gus Mus.***
S:Jurnalgarut