INDONESIAKININEWS.COM - Foto-foto Duta Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional di Maluku Utara, pada Jumat (15/10), sontak viral di media so...
INDONESIAKININEWS.COM - Foto-foto Duta Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional di Maluku Utara, pada Jumat (15/10), sontak viral di media sosial. Foto-foto tersebut membuat warganet geram karena dianggap busana yang dipakai para duta tak sesuai dengan kegiatan yang bernuansa Islam.
Salah satu akun Facebook, Bendoeth Abuobakar, menulis, "Deng juta kali kita (saya) ikut MTQ dari tingkat kelurahan sampai nasional, hampir semua provinsi kita sampai, dan baru di kita provinsi sendiri, duta STQ pe (punya) pakaian sama dengan Miss Universe."
Akun atas nama, Hasby Yusuf, menulis, "STQ bukan lomba busana apalagi busana yang tidak adab dan jauh dari spirit Alquran. Kalau harus ada duta STQ, maka paling pantas adalah para hafiz dan hafizah...."
Hasby sendiri merupakan Ketua Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Maluku Utara. Ia juga mengaku sudah bertemu ketua panitia STQ Nasional dan meminta untuk tidak perlu menggunakan para duta seperti yang sudah beredar luas di media sosial.
Akun atas nama, Eman Soleman, juga menulis, "Panitia so (sudah) terlalu sibuk kasih mewah panggung sampai lupa beli duta STQ punya busana muslim."
Menanggapi polemik ini, Panitia Daerah STQ Nasional ke XXVI Maluku Utara, Rahwan K Suamba, meminta maaf kepada seluruh warganet, khususnya masyarakat Maluku Utara atas penampilan 20 putri sebagai Duta STQ yang viral di media sosial.
"Permohonan maaf, jika dalam persiapan kepanitiaan terdapat hal yang tidak sempurna. Kami akan memerhatikan semua bentuk kritik dan saran atas kekurangan yang terjadi selama penyelenggaraan STQ Nasional di Sofifi," ungkap Rahwan dalam konferensi pers di Gedung Media Center STQN, Sofifi.
Ia menjelaskan, penampilan para putri sebagai Duta STQ itu disiapkan tim LO dalam rangka persiapan penjemputan dan pelayanan para kafilah dan tamu undangan.
"Mereka adalah putri-putri pilihan dan berprestasi yang bersedia dengan ikhlas dan sukarela untuk menjadi bagian dalam kegiatan ini. Kemudian yang disoroti oleh nitizen adalah busana yang menurut nitizen tidak elegan dengan momentum keagamaan," ujarnya.
Foto busana tersebut, kata dia, adalah busana geladi. Namun, busana muslim sudah disediakan oleh tim LO pada pembukaan kegiatan Sabtu besok (16/10).
"Karena itu, saya meminta kepada semua warganet, khususnya dari Maluku Utara untuk tidak lagi menjustifikasi atau menghujat anak-anak kita, dengan kata-kata yang tidak etis yang dialamatkan kepada mereka sehingga berdampak secara psikologis," harapnya.
Ia menegaskan, sebagai panitia daerah juga telah menegur dengan keras bidang LO supaya tidak terulang lagi kesalahan yang sama.
S:Kumparan