INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Wapres, Jusuf Kalla (JK) kena sindir terkait aksi kelompok Islam Taliban yang menyiksa dan membantai kaum mi...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Wapres, Jusuf Kalla (JK) kena sindir terkait aksi kelompok Islam Taliban yang menyiksa dan membantai kaum minoritas di Afghanistan yakni etnis Hazara.
Adapun pihak yang menyindir Jusuf Kalla soal Taliban bantai etnis Hazara tersebut yakni mantan Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Lewat cuitannya di Twitter, Sabtu 21 Agustus 2021, Ferdinand membagikan link artikel pemberitaan berjudul ‘Amnesty International: Taliban Siksa dan Bantai Pria-pria Etnis Hazara’.
Terkait hal itu, ia pun menyindir Jusuf Kalla dan Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Prof Musni Umar, yang disebut mendukung gerakan Taliban di Afghanistan.
Ferdinand mempertanyakan kepada kedua orang itu, apakah mereka sudah membaca artikel pemberitaan soal Taliban membantai etnis Hazara tersebut.
“Pak JK sama Musni Umar sudah baca ini belum ya?,” cuit Ferdinand Hutahaean.
Diketahui, Musni Umar lewat cuitannya di Twitter memuji pasukan Taliban yang berhasil menguasai sejumlah wilayah provinsi di Afghanistan.
“Taliban hebat sekali Makin Gencar Rebut Provinsi Strategis di Afghanistan. Zaranj Jumat (6/8) sudah jatuh ditangan Taliban. Hari ini Sabtu (7/8) Provinsi ke-2 Sheberghan sudah ditaklukkan pula. Sila baca penaklukan Taliban kota Zaranj,” tulis Musni Umar beberapa waktu lalu.
Sementara Jusuf Kalla menuai sorotan publik lantaran pernyataannya dalam sebuah wawancara di stasiun televisi yang dinilai membela Taliban.
Dalam video wawancara tersebut, Jusuf Kalla awalnya menyebut Pemerintah Afghanistan di tahun 1996 sampai 2001 cenderung radikal dan otoriter terhadap rakyat Afghanistan.
“Pemerintah (Afghanistan) tahun 1996 sampai 2001 itu sangat keras, radikal, ototiter sehingga rakyat Afghanistan trauma akan pemerintahan itu,” ujar JK.
Namun, kata JK, sekarang ini Taliban pastinya akan belajar dari sikap pemerintahan Afghanistan yang otoriter itu.
“Tapi sekarang saya kira Taliban juga belajar bahwa dengan cara begitu (otoriter) mereka tidak bisa mengembangkan negaranya,” tuturnya.
Jusuf Kalla pun mengaku yakin bahwa Taliban usai berhasil menggulingkan Presiden Abdul Ghani, tidak akan radikal dan otoriter terhadap rakyat Afghanistan.
“Oleh karena itu, saya yakin mereka akan berubah, tidak lagi radikal dan se-otoriter zaman pemerintah mereka tahun 1996 itu,” ujarnya.
S:Makassar terkini