INDONESIAKININEWS.COM - Bukan kader Demokrat namanya kalau tidak cari sensasi sekaligus menjadi pengecut. Berani ikut dalam permainan sindi...
INDONESIAKININEWS.COM - Bukan kader Demokrat namanya kalau tidak cari sensasi sekaligus menjadi pengecut. Berani ikut dalam permainan sindir menyindir, tapi merengek ketiak disindir balik.
Berani menyerang pemerintah, tapi ketika pembela pemerintah menyerang balik, mereka hanya bisa teriak BuzzerRp biadab dan laknat.
Dipikirnya orang lain tidak bisa bisa marah dan habis kesabaran. Melihat kelakuan mereka belakangan ini, mungkin paling bagus kalau Demokrat nyungsep dari politik di negara ini. Setidaknya berkurang satu partai yang hanya bisa bikin sensasi tak bermutu.
Rachland Nashidik sempat menjadi perbincangan (memangnya kapan orang ini tidak jadi perbincangan karena ulahnya?) publik usai mengunggah gambar lagu Indonesia Raya untuk menyindir Presiden Jokowi.
Bahkan, sejumlah netizen di media sosial menggaungkan tagar ‘Tangkap Rachland Nashidik’ lantaran mereka menilai unggahan tersebut telah menistakan lagu Indonesia Raya.
Menanggapi tagar tersebut, Rachland pun menantang Presiden Jokowi agar dirinya ditangkap sesuai harapan netizen yang disebutnya sebagai pendukung Jokowi.
Selain itu, dia juga menantang Jokowi agar menangkap pembuat gambar tersebut dan pihak-pihak yang telah lebih dulu memposting gambar lagu Indonesia Raya itu sebelum dirinya.
“Ayo, Pak Jokowi, penuhilah harapan para pendukung Anda yang sudah berpayah payah begini. Tangkap saya. Tangkap pembuat gambar. Tangkap para aktivis yang sudah lebih dahulu mengunggah,” kata Rachland Nashidik.
Sok berani, kan? Lantas kenapa cuitan tersebut dihapus? Juga sempat diisukan kalau akunnya diretas dan diganti dengan akun lain. Nah, dengan pernyataan di atas, artinya dia secara tidak langsung membantah itu dong. Artinya dia keceplosan mengakui kalau dia yang mengunggah itu dan bukan diretas?
Rachland menepis spekulasi akunnya diretas hanya sebagai alasan mengingkari cuitan. "BuzzerRp mengira akun saya dihacked cuma dalih untuk mengingkari twit saya yang mengunggah gambar Jokowi. Lucu juga. Saya tidak pernah menganggap gambar itu salah. Bagus, malah," kata Rachland.
Kalau diretas, kenapa tidak laporkan ke polisi? Lucunya lagi, kabarnya akunnya diretas sejak tanggal 29 Juli sampai 7 Agustus. Dan kenapa ketika ada cuitan kontroversial, baru klarifikasi kalau akunnya diretas? Aneh, bukan? Bilang aja deh penakut dan sempat ketakutan. Tak usah malu-malu mengakui.
Rachland juga menyebut bahwa demokrasi di era kepemimpinan Presiden Jokowi telah mati. “Mari bersama kita catat pada kertas sejarah Republik ini bahwa di bawah Anda demokrasi: mati,” katanya.
Hahaha, inilah sikap pengecut. Berlindung di balik demokrasi, padahal dia sendiri kebablasan dalam menyikapi demokrasi. Lihat saja cuitannya. Lihat juga cuitan Andi Arief.
Ada cuitan yang tak beradab dan tidak pantas. Apakah orang seperti mereka layak berlindung di balik demokrasi? Padahal merekalah yang duluan menodai demokrasi dengan cuitan-cuitan yang sangat keterlaluan.
Pengecut itu ketika terjepit masalah, lantas ngeles dan cara yang memalukan. Bicara demokrasi mati?
Rachland Nashidik menjelaskan bahwa gambar lagu Indonesia Raya yang dia unggah tersebut sebagai tanggapan dari warganet yang meminta agar SBY melukis Hambalang. “Kasus pemicu kejahatan peretasan agaknya gambar di bawah.
Saya mengunggah gambar sebagai jawaban pada akun yang minta Pak SBY melukis Hambalang. Kita tahu, Cebongs selalu menyangkutkan apapun tentang Pak SBY dan Demokrat dengan Hambalang, meski kasus sudah lama selesai diadili,” kata Rachland.
Apa salah minta SBY melukis Hambalang? Kenapa harus baperan? Kan, katanya kasus sudah selesai. Artinya secara tidak langsung Rachland masih merasa risih dan tidak terima, kan? Kalau tidak merasa, harusnya biasa-biasa aja lah.
Rachland juga menegaskan bahwa gambar Indonesia Raya itu bukanlah karya miliknya. “Gambar ini bukan karya saya. Ia, dalam tafsir saya, seperti mengontraskan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi,” katanya.
Tadi dia menantang Jokowi agar menangkap pembuat gambar tersebut dan pihak-pihak yang telah lebih dulu memposting gambar lagu Indonesia Raya itu sebelum dirinya.
Yakin berani menantang?
Jangan nanti mirip imam besar tukang pembual itu. Lagaknya tak tertandingi. Sok berani nantang pemerintah. Begitu dikejar, langsung lari terbirit-birit ke luar kota di kawal laskar khusus.
Lagipula, pemerintah tidak punya waktu untuk itu. Tingkah Rachland sudah cukup untuk menumbangkan Demokrat. Ini sudah cukup bagi publik untuk mencatat bahwa Demokrat partai yang tidak layak, harus ditinggalkan.
Salam nyungsep aja deh.
Bagaimana menurut Anda?
https://makassar.terkini.id/tantang-jokowi-soal-gambar-indonesia-raya-rachland-nashidik-tangkap-saya/
S: Seword