INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyinggung kinerja dua pemimpin dalam penanganan Covid-19. Siti memuj...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menyinggung kinerja dua pemimpin dalam penanganan Covid-19. Siti memuji Jokowi bagus dan mempertanyakan apa bukti Anies berhasil.
Jangan ngegas dulu ya Sobat Hopers, penilaian Siti Fadilah ini konteksnya soal PPKM dan penurunan kasus Covid-19 di DKI Jakarta. Yuk simak dulu sampai selesai ya.
Jokowi bagus, apa bukti Anies berhasil?
Mantan Menkes era Presiden SBY itu menyuarakan untuk fokus pada penekanan angka kematian Covid-19 saja kalau pemerintah tak bisa mengantisipasi dan memprediksi kapan pandemi akan terjadi lagi.
Siti Fadilah menyoroti soal klaim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal angka kasus Covid-19 di DKI Jakarta yang belakangan menurun.
Siti nggak puas dengan penjelasan Anies, penurunan kasus Covid-19 di Jakarta itu dampak dari pemberlakuan PPKM. Menurutnya itu hanyalah asumsi Anies saja. Siti mengatakan untuk tahu angka kasus turun itu mestinya diteliti betul jangan pakai asumsi.
“Saya dengar kemarin Gubernur Anies, dia dengan happy-nya klaim berhasil. Sekarang bapak apa buktinya bapak berhasil. Kan turun katanya, apakah tracing Anda juga turun? iya turun. Kalau turun ya pasti itunya (kasus) turun. Nggak ada tracing, ya nggak ada kasus,” kata Siti dalam perbincangan di kanal Youtube Karni Ilyas Club, dikutip Selasa 10 Agustus 2021.
Nah di sisi lain, Siti Fadilah memuji langkah Jokowi yang putuskan tidak mengambil langkah lockdown. Menurutnya Jokowi tepat lho mengambil kebijakan pembatasan dengan skema PPKM atau PSBB.
Dia mengatakan orang nggak tahu saja, kalau Indonesia di-lockdown itu ada ada konsekuensi pemerintah tunduk pada kekuatan dan skenario global.
“Lockdown itu sakit lho untuk suatu negara maju sekalipun. Saya senang dengan pak Jokowi tak pilih lockdown walaupun didemo. Orang yang demo nggak tahu lockdown itu artinya kita 100 persen tunduk dengan mereka,” kata dia.
Mereka yang dimaksud Siti Fadilah adalah kekuatan global yang bisa mengendalikan ekonomi dan politik di masa pandemi ini.
Siti menjelaskan andai Indonesia lockdown, artinya Indonesia menyerah bertekuk lutut pada kekuatan tersebut. Jadinya Indonesia tak kuasa untuk menolak skenario yang diinginkan mereka.
“(Lockdwon) bukan hanya mencegah pergerakan orang tapi juga begitu lockdown, perintah dari mereka akan bersambungan terus,” katanya.
Dia melanjutkan Presiden Jokowi mengambil kebijakan pembatasan berupa PSBB itu justru layak kok bagi karakter rakyat Indonesia.
“Presiden ambil PSBB itu bagus, walaupun ada sebagian yang menilai itu karena pemerintah tak mau berikan uang ke rakyatnya karena lockdown, tapi rakyat Indonesia kan berbeda dengan bangsa lain. Paling pas menurut saya ya PSBB, PPKM. Itu cukup pas untuk orang Indonesia,” jelasnya.
Covid-19 Indonesia kok aneh
Siti Fadilah Supari berpandangan virus Corona bisa menyebar secara alami dan juga direkayasa alias buatan. Nah kata Siti, kalau virus Corona terjadi secara alami, maka kejadiannya nggak seperti kasus ledakan corona di beberapa negara seperti saat ini. Siti kok melihatnya ada yang nggak beres, kasus ledakan Covid-19 kok kompak beriringan gitu.
“Kalau natural, mestinya perjalanannya tidak seperti itu. Ini loh yang akhir-akhir ini, India, Indonesia, Singapura, nah itu rada aneh,” kata Siti di akun YouTube Karni Ilyas Club dikutip dari Suara.com, Senin 9 Agustus 2021.
Dia juga nggak tahu dan belum bisa membuktikan corona itu adalah rekayasa. Sebab kalau pemikirannya demikian, maka Amerika Serikat juga korban dari rekayasa Covid-19.
Makanya untuk memastikan karakter Corona itu asli atau buatan, Siti berpandangan perlu lho diteliti lebih dalam. Apalagi Indonesia punya sejumlah peneliti yang bisa membongkar hal itu.
Siti menjelaskan Indonesia memiliki sejumlah ahli yang bisa meneliti virus corona. Ia mengatakan keterlaluan virus yang memicu ledakan kasus Covid-19 di sejumlah negara itu sama. Kira-kira sama nggak sih karekter virus Covid-19 yang ada di Singapura, Amerika Serikat.
“Kalau sama ya kebangetan. Wong dunia segini lebarnya, hawanya berbeda, lah kok bisa agak sama. Dan mestinya kita manfaatkan itu virolog-virolog Eijkman, untuk mengeksplorasi virus pada waktu meledak itu berkarakter seperti apa, dari mana dia datang, ke mana dia pergi,” saran Siti.
S:HopsID