INDONESIAKININEWS.COM - Mantan presiden RI Jusuf Kalla sering dikabarkan dekat dengan grup ekstremis asal Afganistan, Taliban. Ada apa sebe...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan presiden RI Jusuf Kalla sering dikabarkan dekat dengan grup ekstremis asal Afganistan, Taliban. Ada apa sebenarnya? Baca di sini!
Ini bukan pertama kalinya nama Jusuf Kalla (JK) disangkut pautkan dengan Taliban.
Grup yang kini menguasai kota Kabul, Afghanistan itu pernah dijamu langsung oleh JK di rumahnya.
Saat itu, Kalla masih menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) Indonesia periode 2014-2019.
Tamu yang datang bukan sembarang orang, melainkan pendiri Taliban, Ghani Baradar.
Hubungan JK dan grup Taliban mengundang konflik yang cukup panas di kalangan masyarakat.
Lantas, apa hubungan kedua tokoh politik ini?
Berikut berita selengkapnya.
Jusuf Kalla Dekat dengan Grup Militan Taliban sejak Lama
Melansir dari Liputan 6, mantan Wapres Jusuf Kalla menjelaskan hubungannya dengan Taliban hanyalah sekedar untuk memahami latar belakang.
JK tampaknya tertarik untuk mempelajari niat Ghani Baradar dan mengajukan diri sebagai mediator antara Afghanistan dan Taliban.
Ia juga berhubungan baik dengan presiden Afghanistan kala itu, Ashraf Ghani.
“Saya secara personal hubungan baik dengan Presiden Ashraf Ghani (Afghanistan), secara personal saya (juga) hubungan baik dengan Mullah Baradar, pemimpin Taliban. Banyak orang bertanya, ada apa?” ucap JK pada sebuah diskusi daring seperti dikutip dari Liputan 6, Senin (23/08/2021).
Menurut JK, jika ingin menjadi seorang mediator hebat, ia harus memelajari sifat dan latar belakang kedua belah pihak.
Tanpa hal-hal tersebut, ia tentunya tidak akan bisa menengahi konflik yang terjadi antara pemerintah Afghanistan dan Taliban.
JK Sering Terjun Menjadi Seorang Mediator, Termasuk Konflik Poso dan Ambon
Ini bukan pertama kalinya pria kelahiran 15 Mei 1942 itu menengahi peperangan antara dua kubu.
Sebelumnya, JK juga mengajukan diri untuk menelaah kasus Ambon dan Poso.
“Sama dengan waktu penyelesaian Poso dan Ambon. Dua-dua pihak saya undang dengan adil, yang satu saya undang 20 orang, yang satunya saya undang juga 20 orang,” lanjut JK.
JK membeberkan, untuk menegakkan keadilan, mediator harus menjadi seseorang yang dipercaya oleh dua pihak.
Ini akan membuat mereka lebih nyaman mengutarakan pendapat sehingga konflik terselesaikan dengan cepat.
“Jadi kalau saya kenal semua orang Taliban, itu bukan karena saya berpihak pada grup Taliban. Itu hanya kewajiban saya saja sebagai orang berada di tengah untuk kenal kedua belah pihak,” kata dia.
Lihat artikel asli
S:99.co