INDONESIAKININEWS.COM - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi ngamuk ke beberapa orang yang bertanggung jawab dalam penebangan hutan bambu...
INDONESIAKININEWS.COM - Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi ngamuk ke beberapa orang yang bertanggung jawab dalam penebangan hutan bambu dan kemudian diganti menjadi pohon pisang.
Dedi Mulyadi mendatangi dan bermusyawarah dengan orang-orang tersebut setelah mendapat kabar kalau hutan bambu yang selama ini menjadi penghasilan warga justru dibabat habis oleh sebuah perusahaan.
Kabarnya, hutan bambu dengan luas 1.300 hektar itu milik Ki Daim yang lokasinya di Desa Kutamanah, Kecamatan Sukari, Purwakarta, Jawa Barat.
Saat penebangan hutan itu, kabarnya Ki Daim sedang terbaring sakit dan tidak ada pengajuan izin sebelumnya terkait dengan adanya penebangan pada hutan bambu tersebut.
Menurut Dedi Mulyadi, meskipun tanah itu adalah milik Perhutani tetapi hutan bambu itu adalah milik Ki Daim.
Sehingga, setidaknya perusahaan izin terlebih dahulu kepada pemilik hutan bambu yang sudah puluhan tahun menggarap di wilayah tersebut.
“Oke tanahnya tanah Perhutani, tapi barangnya punya dia (Ki Daim), tanya dulu dong pemiliknya mau nebang gitu, orang nanem puluhan tahun pak,” ujar Dedi Mulyadi, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal Youtube miliknya pada Jumat, 13 Agustus 2021.
Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa ia akan mengamuk kepada siapapun apabila berkaitan dengan hutan.
Pasalnya, saat ini orang yang peka terhadap perlindungan hutan itu sangat sedikit padahal manfaat dari hutan itu banyak.
“Saya enggak mau hutan dirusak pak atas nama apapun,” ujarnya.
Mantan Bupati Purwakarta itu menjelaskan kepada petugas pendamping dan ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) kalau apabila hutan bambu itu ditebang maka di wilayah tersebut rentan terjadi longsor.
Sehingga, kehadiran hutan bambu yang terletak di wilayah Waduk Ir H Djuanda, Jatiluhur itu sangat bermanfaat.
“Kebun Bambu dibabat, jalan longsor, itu yang benerin jalan siapa? Dedi Mulyadi. Terus sekarang bapak mengganti dengan pisang. Longsor enggak coba?,” kata Dedi Mulyadi.
“Kedua Kawasan Industri Jatiluhur, Karawang fungsi bambu itu apa? Dari sisi ekologi itu kalau ada angin kencang itu dipecah oleh bambu, sehingga anginnya tidak jadi angin yang berbahaya bagi warga,” sambungnya.
Dengan pelaporan warga dan pemilik hutan bambu tersebut, Dedi Mulyadi akan melaporkan kasus ini kepada Polisi.
Ia juga meminta kepada Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup untuk menghentikan program di wilayah tersebut.***
S:PikiranRakyat