INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial Teddy Gusnaidi menyebut gerakan Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tu...
INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial Teddy Gusnaidi menyebut gerakan Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tumbuh subur di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) karena SBY tak punya nyali.
Teddy menyebutkan hal itu saat membalas cuitan netizen yang menyebutkan bahwa suburnya gerakan radikalisme di Indonesia telah berlangsung pada tahun 2004 hingga 2014.
Cuitan yang menyebutkan hal itu berasal dari akun Twitter @bambangmulyono2.
"2004 2014 jaman keemasan. Radikalisme. HTI dan FPI tumbuh subur," tulis cuitan @bambangmulyono2.
Teddy Gusnaidi melaui akun Twitter @TeddyGusnaidi pada Minggu 22 Agustus 2021, pun menimpali.
Menurutnya, penyebab suburnya gerakan radikaslime di Tanah Air adalah karena SBY tidak memiliki keberanian untuk memberantas FPI maupun HTI.
"Rezim @SBYudhoyono tidak punya nyali untuk berantas Hizbut Tahrir dan FPI," kata Teddy Gusnaidi, seperti dikutip SeputarTangsel.Com dari cuitannya.
Akibatnya, menurut Teddy Gusnaidi, pemerintahan Jokowi yang harus berbenah atas kerusakan tersebut.
"Pak Jokowi yang harus membereskan semua kerusakan ini," ujar Teddy Gusnaidi.
Seperti diberitakan, HTI dibubarkan sejak 19 Juli 2017 silam. Sementara itu, pemerintah telah membubarkan FPI pada 30 Desember 2020.
Cuitan Teddy Gusnaidi pun mendapatkan respons dari netizen.
"Tidak punya nyali? Sepengetahuan sy mlah mendukung," tulis @ImamGozhali8.
"Salah, HTI sama FPI dibubarin itu bukan karna radikalisme, itu kepentingan politik. mengamankan kekuasaan. SBY orang yang demokratis, ga kaya rezim sekarang. ama mural aja kejang kejang," tulis @LDiablome1.
"Karena SBY berafiliasi dengan HTI & FPI UNTUK AMANKAN KEKUASAAN 10 TAHUN BROO," tulis @RKornusa.***
Lihat artikel asli
S: Seputar Tangsel