INDONESIAKININEWS.COM - Sejumlah bocah Afghanistan tergeletak bersimbah darah di ruas-ruas jalan di dekat bandara Kabul, akibat dipukul dan...
INDONESIAKININEWS.COM - Sejumlah bocah Afghanistan tergeletak bersimbah darah di ruas-ruas jalan di dekat bandara Kabul, akibat dipukul dan dicambuk Taliban ketika mencoba kabur dari negara tersebut.
Pemandangan tersebut abadi dalam sejumlah potret hasil jepretan seorang jurnalis koresponden Los Angeles Times yang sedang berada di Afghanistan, Marcus Yam.
Dalam salah satu foto, terlihat seorang bapak menggendong satu anak yang kepalanya bersimbah darah. Seorang bocah lainnya melihat anak itu sembari menangis, dengan pakaian yang juga sudah penuh bercak darah.
Di depan mereka, tergeletak seorang perempuan berbaju hitam. Kepala perempuan itu juga sudah penuh dengan darah yang mengucur hingga ke pipi.
Dalam foto lain, masih terlihat pemandangan yang sama, tapi dengan tambahan seorang bocah menangis sambil menatap ke arah dekat fotografer.
Tak hanya itu, dilansir Cnnindonesia, Yam juga mengabadikan sejumlah momen ketika warga Afghanistan berlarian menuju bandara di Kabul agar dapat segera dievakuasi. Mereka ingin angkat kaki dari Afghanistan karena Taliban sudah memegang kendali sejak Minggu (15/8/2021) lalu.
Tak hanya mata, telinga para anak-anak itu juga sakit karena tembakan peluru anggota Taliban. Menurut Yam, gerilyawan Taliban beberapa kali melepaskan tembakan yang mereka klaim untuk menjaga ketertiban.
Di tengah kekacauan tersebut, para warga Afghanistan tetap berupaya mencapai landasan pacu. Mereka tak peduli bisa naik pesawat apa dan ke arah mana, yang penting keluar dari Afghanistan.
Sebagian besar penduduk mendaftarkan diri ke perwakilan negara asing yang menyediakan layanan evakuasi, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Namun, setiap penerbangan yang disediakan pasti langsung diserbu.
Mereka harus menunggu di posko-posko penampungan yang didirikan masing-masing negara. Seorang tentara Inggris mengatakan kepada The Independent bahwa negaranya mengumpulkan warga Afghanistan yang meminta evakuasi di sekitar Hotel Baron.
Hotel itu terletak di salah satu ruas jalan di dekat bandara. Di sepanjang jalan dari posko-posko tersebut menuju bandara, para anggota Taliban berjaga sambil menenteng senapan AK-47.
Di titik itulah kerap terjadi pemukulan oleh Taliban. Tak hanya lelaki dan anak kecil, Taliban juga memukuli para perempuan, bahkan yang sedang menggendong bayi.
Sejumlah tentara Inggris yang bertugas di bandara mengaku kerap melihat seorang ibu Afghanistan rela memanjat tembok bandara demi melemparkan bayi mereka ke pasukan keamanan.
"Para ibu itu putus asa. Mereka dipukuli Taliban. Mereka berteriak, 'Selamatkan bayi saya,' dan melemparkan bayi mereka ke arah kami. Beberapa bayi jatuh ke kawat berduri," ujar salah satu tentara Inggris itu.
Ia kemudian berkata, "Yang terjadi sangat memilukan. Pada malam hari, tak ada satu pun orang di antara kami yang tak menangis."
Peristiwa pemukulan para warga Afganistan ini juga sampai ke telinga pemerintah Amerika Serikat. Penasihat Keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan, mengaku akan mengontak Taliban, karena kelompok itu sudah berjanji bakal menjaga keamanan para warga yang mau dievakuasi.
"Kami memantau ketat semuanya dan sangat fokus agar Taliban benar-benar memegang janjinya," ucap Sullivan, sebagaimana dilansir The Guardian.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, lantas mengeluarkan ancaman jika sampai Taliban tak memenuhi janjinya.
"Konsekuensinya adalah penggunaan kekuatan militer AS. Kami sudah menegaskan itu," katanya. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Fitrah Nugraha
Lihat artikel asli
S: Intisari