INDONESIAKININEWS.COM - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengomentari berita bahwa warga Singapura antre untuk memperol...
INDONESIAKININEWS.COM - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengomentari berita bahwa warga Singapura antre untuk memperoleh vaksin meskipun berbayar.
Ferdinand menyindir bahwa hal itu bisa terjadi karena di Singapura tidak ada pihak-pihak seperti Partai Keadilan Sejahtera, pendukung khilafah, dan sebagainya.
“Ini bulan Juni 2021, belum lama,” katanya melalui akun twitter FerdinandHaean3 pada Selasa, 13 Juli 2021
“Tapi disana ngga ribut karena di Singapura ngga ada PKS, ngga qadrun, ngga antek-antek khilafah, ngga ada HTI, ngga ada FPI dan ngga ada politisi pemakan bangkai,” tambahnya.
Dilansir dari CNBC, Pemerintah Singapura membuka layanan vaksinasi Covid-19 dengan vaksin Sinovac, CoronaVac, secara komersial sejak pekan lalu.
Pemerintah Singapura memberikan izin penjualan kepada 24 klinik berizin yang bisa mengedarkan dosis vaksin buatan Cina itu.
Menurut Channel News Asia (CNA) dan Today, antrean panjang terjadi di sejumlah klinik untuk mendapatkan vaksin berbayar tersebut. Bahkan, mereka rela masuk daftar tunggu.
Salah satu klinik yang harus menangani antrean dan jumlah panggilan yang tinggi, yakni klinik HeartlandHealth di Bedok bagian selatan.
Klinik itu bahkan harus memasang Google Form di situsnya agar orang bisa mendaftarkan diri secara online.
“Kami sudah sangat sibuk. Beberapa pasien, sayangnya, tidak bisa mendaftar melalui telepon dan harus turun sendiri dan ada antrian panjang di luar klinik, yang benar-benar tidak saya duga,” kata Direktur Klinik Medis Wee Healthfirst, Dr Seow.
Hal yang sama juga terjadi di Rophi Klinik Leong Hoe Nam di Mount Elizabeth Novena Specialist Centre yang memiliki daftar tunggu melebihi 700 orang.
“Peminatnya sanga besar. Kami merasa seperti (antrean) McDonalds BTS Indonesia,” kata pejabat klinik Dr Leong dalam laporan akhir pekan ini.
Menurut media Today, warga Singapura tertarik pada Sinovac karen dianggap lebih cocok untuk mereka yang tak dapat diinokulasi dengan Pfizer dan Moderna.
Disebutkan bahwa hal itu terkait dengan teknologi messenger RNA (mRNA) yang diadopsi kedua vaksin itu.
Vaksin mRNA mengirimkan sel-sel pengajaran kode genetik dalam tubuh untuk membuat protein yang memicu respons imun terhadap Covid-19.
Sementara Sinovac menggunakan partikel virus yang telah dibunuh atau dinonaktifkan untuk merangsang tubuh menghasilkan respons imun.
Pada Mei lalu, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung memang mengungkapkan bahwa ada 30.000 warganya yang tak dapat divaksin mRNA.
Oleh sebab itu, Pemerintah Singapura mencari alternatif vaksin lain yang bisa digunakan kepada warga tersebut.
S:Makassar terkini
