INDONESIAKININEWS.COM - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyebut Tuhan bisa marah jika masjid ditutup sementara ...
INDONESIAKININEWS.COM - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyebut Tuhan bisa marah jika masjid ditutup sementara karena pemberlakuan PPKM Darurat.
Menaggapi hal itu, Tokoh Nahdhatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir menyebut Anwar Abbas sok tahu.
Gus Nadir menilai ucapan Anwar Abbas yang mengatakan Tuhan bisa marah jika masjid ditutup sementara karena pemberlakuan PPKM Darurat adalah keliru.
Hal itu disampaikan Gus Nadir melalui akun Twitter pribadinya pada Jumat, 2 Juli 2021.
Dosen Universitas Monash itu menegaskan bahwa kaidah fiqih dan maqashid as-syariah membenarkan menutup masjid dalam kondisi darurat.
"Pak Anwar Abbas ini keliru.
1) Menutup masjid sementara (gak selamanya) dalam kondisi darurat itu dibenarkan sesuai kaidah fiqh dan maqashid as-syariah," tulis Gus Nadir.
Rais Syuriah PCINU itu menilai jika Waketum MUI itu tidak memiliki simpati terhadap kondisi masyarakat saat ini.
"2) timing pernyataan tdk tepat. Gak ada simpati beliau thd kondisi masyarakat," lanjutnya.
Tak hanya itu, Gus Nadir juga menuturkan jika Anwar Abbas sok tahu bahwa Tuhan akan marah.
"3) beliau sok tahu bahwa Tuhan akan marah," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyatakan bahwa Allah akan murka masjid di tutup selama PPKM Darurat Jawa Bali.
Anwar Abbas mengkritik penerapan kebijakan tutup masjid selama PPKM Darurat berlangsung. Bagaimana mungkin perkantoran di Jakarta yang masuk zona merah bisa dihadiri 25 persen jumlah karyawan sementara tempat ibadah harus ditutup.
"Jadi kalau kantor tidak ditutup ya masjid juga jangan ditutup kalau kantor ditutup, ya akan menimbulkan masalah dan kalau masjid ditutup bangsa ini bisa dimarahi Tuhan," ucap Waketum MUI.
Tak hanya Gus Nadir, mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga merespon ucapan Anwar Abbas tersebut.
Ferdinand Hutahaean menyatakan bahwa harusnya beliau lebih memahami dasar dari kebijakan ini diberlakukan. Banyak tenaga kesehatan hingga rumah sakit yang kesulitan menampung banyaknya pasien COVID-19.
"Pak MUI, tiap hari korban berjatuhan meninggal, RS penuh, Nakes kelelahan. Mengapa engkau tak bs sedikit memahami bahwa agama itu bukan hanya soal rumah ibadah? Agama itu jg ttg meringankan beban org lain, melakukan ikhtiar demi kehidupan," cuit Ferdinand.
Ia menambahkan bahwa kondisi COVID di Indonesia tak bisa dianggap enteng, khususnya di wilayah Jawa, Jakarta dan Bali. Dia meminta segenap masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan.
"Sahabat, kondisi covid ini semakin menguatirkan terutama di Jakarta, Jawa dan Bali. Tiap hari berita duka hadir dari antara teman. Tolonglah kita disiplin semua, hindari kerumunan baik itu di mana sj termasuk rumah ibadah. Kita lakukan ikhtiar terbaik agar covid sgr terkendali," ujarnya.
s: pikiran-rakyat.com