INDONESIAKININEWS.COM - Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Tatak Ujiyati menilai surat Pemprov DKI Jakarta ke para d...
INDONESIAKININEWS.COM - Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Tatak Ujiyati menilai surat Pemprov DKI Jakarta ke para duta besar di Ibu Kota terkait bantuan fasilitas penanganan Covid-19 bukanlah dalam konteks meminta sumbangan. Surat tersebut, kata Tatak, merupakan ajakan Pemprov DKI Jakarta kepada seluruh elemen bangsa untuk berkolaborasi menangani pandemi Covid-19.
“Bukan minta sumbangan tetapi ajakan kolaborasi. Kolaborasi itu gotong royong, Pemprov mengajak siapa pun elemen masyarakat termasuk pengusaha dan lain-lain untuk bergandeng tangan atasi pandemi. Sumbangan tidak dalam bentuk uang tetapi barang, dan langsung diserahkan kepada Rumah Sakit dan masyarakat yang membutuhkan,” ujar Tata dalam akun twitter @tatakujiyati sebagaimana dikutip Beritasatu.com, Sabtu (3/7/2021).
Tatak menjelaskan Pemprov DKI sudah memiliki program yang dinamakan Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) sejak menangani pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu.
KSBB ini merupakan platform online agar distribusi bantuan lebih merata, sekaligus untuk memudahkan para donatur membantu warga Jakarta di masa pandemi Covid-19.
"Donasi diperoleh dalam bentuk barang yang sudah ditentukan, bukan uang, sehingga memperkecil potensi korupsi. Bantuan disalurkan langsung kepada RS dan masyarakat yang membutuhkan. Ada website-nya (corona.jakarta.go.id), pembukuan dilakukan secara transparan," tandas dia.
Tatak mencontohkan dashboard KSBB Pangan dalam situs corona.jakarta.go.id. Tercatat 582 kerja kolaborasi dengan 120 kolaborator dalam KSBB pangan. Dari kolaborasi tersebut, sebanyak 134.666 paket sembako tersalurkan ke 179 RW, 15 pesantren, dan 4 panti.
“Jadi, ini bukan soal apakah Pemprov punya uang/tidak sebab Pemprov juga salurkan bansos. KSBB lebih pada upaya mendorong kepedulian sosial warga,” terang dia.
Tatak mengatakan Pemprov DKI Jakarta mempunyai anggaran yang memang fokus untuk menangani pandemi Covid-19 mulai dari pengadaan fasilitas kesehatan, APD, bansos dan kebutuhan lain untuk penanganan pandemi Covid-19. Menurut dia, dengan adanya kolaborasi maka lebih banyak orang yang dibantu dalam situasi pandemi Covid-19 ini.
“Dengan adanya kolaborasi, kita bisa bantu lebih banyak. Lebih banyak bansos, lebih banyak uang isolasi dan lain-lain. Siapa yang paling diuntungkan? Ya rakyat kebanyakan, terutama yang paling miskin dan terpinggirkan,” tutur dia.
Lebih lanjut, Tatak menegaskan bahwa ini bukan lagi zamannya pemerintah bekerja sendirian. Menurut dia, ini adalah zaman kolaborasi untuk bersama-sama mengatasi masalah termasuk pandemi Covid-19.
“Ini bukan zamannya pemerintah bekerja sendirian berhadap-hadapan dengan warga dalam framing pemerintah VS yang diperintah, pelayan VS yang dilayani. Ini zamannya kolaborasi, di mana pemerintah dan warga secara bersama-sama bergandeng tangan, gotong royong, merawat kota dan menyelesaikan masalah bersama,” pungkas Tatak.
Sebelumnya, beredar di media sosial surat permintaan bantuan fasilitas penanganan Covid-19 dari Pemprov DKI Jakarta kepada para duta besar di Jakarta. Surat ini ditandatangani oleh Kepala Biro Kerja Sama Daerah DKI Jakarta Andhika Permata pada tanggal 28 Juni 2021.
Dalam surat tersebut, Andhika menjelaskan, bantuan yang diperlukan Pemprov DKI Jakarta, yakni sejumlah fasilitas di lokasi isolasi mandiri pasien Covid-19 yang berada di Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara dan sejumlah fasilitas di ruang isolasi yang berada di Rumah Sakit daerah di Jakarta.
Disebutkan, Pemprov DKI Jakarta membutuhkan sejumlah fasilitas untuk mendukung proses isolasi pasien Covid-19 di Rusun Nagrak Cilincing, antara lain 5.000 vellbed, 5.000 kursi lipat, 5.000 pel lantai, 5.000 kipas angin, 5.000 handuk, 5.000 meja lipat kecil, 5.000 gayung mandi, 5.000 sapu, 500 unit dispenser air, 5.000 ember, 520 tong sampah berukuran 20 liter, 2 unit kotak pembeku, 8 unit komputer, 5 unit printer dan 2 unit laptop.
Sementara, fasilitas yang dibutuhkan Pemprov DKI Jakarta di ruang isolasi yang berada di Rumah Sakit daerah di Jakarta, antara lain 20 tenda serba guna, 300 kasur vellbed, 30 unit ventilator, 120 unit HFNC, 600 unit BMHP HFNC, 150 unit monitor samping tempat tidur, 30 unit defibriliator/AED, 30 unit Hepa Filter portabel, 50 unit infuse pump, 150 unit syringe pump, 300 unit pulse oximetry dan 300 matras.
Di bagian akhir surat, Andhika berharap meningkatnya solidaritas dan kekompakan masyarakat untuk mengatasi pandemi dan Pemprov DKI akan menyambut baik jika para duta besar berpartisipasi dalam upaya pengendalian Covid-19 di Jakarta.
s: beritasatu.com