INDONESIAKININEWS.COM - Dosen Universitas Indonesia mengungkap bahwa penyebab muncul desakan turunkan Presiden Joko Widodo adalah akibat von...
INDONESIAKININEWS.COM - Dosen Universitas Indonesia mengungkap bahwa penyebab muncul desakan turunkan Presiden Joko Widodo adalah akibat vonis 4 tahun Habib Rizieq Shihab yang menurut para pendukungnya membuktikan rezim Jokowi jahanam.
“Ternyata ini yang menyebabkan ada gerakan tumbangkan Jokowi?” kata Ade Armando, Kamis 1 Juli 2021.
Ia juga mengunggah salah satu buktinya yaitu video seruan yang dibuat oleh OfficialAnginGunung dengan teks di dalamnya menyatakan:
“Keadian sudah mati di Rezim Jokowi. Dengan Vonis 4 Tahun IB-HRS. Jelas nyata menjadi bukti. Bahwa Keadilan sudah mati. Bukan Lahir kan Keadilan tapi justru hakim tunduk kepada majikan.
Permainkan Hukum atas pesanan. Demi Puaskan syahwat rezim jahannam. Ayo Umat Islam Pecinta Keadilan di manapun berada Segera buat rekaman pernyataan Kecewa Atas Vonis 4 Tahun Hakim Kepada IB-HRS. Tumbangkan Rezim Jahanam.”
Sesudah itu, Ade Armando juga mengunggah gambar seorang mahasiswi sedang ceramah.
“Mahasiswi Universitas Indonrsia sedang menjelaskan mengapa kita sebaiknya meninggalkan Demokrasi untuk diganti dengan Khilafah..,” kata Ade Armando.
Banyak netizen memberikan komentar.
Richardo Pandjaitan: “Kasihan Negri ini... Kasihan pengorbanan Pahlawan2 Kita... Kasihan Budaya Santun Kita... Kasihan Kasihan Kasihan....”
Obith Dyani: “Mudah mudahan Allah kasih umur panjang dan kesehatan buat saya untuk memutus mata rantai kaum KHILAF.. Dengan membentuk generasi tangguh, cerdas , disiplin, berwawasan luas dan berjiwa PANCASILA.. Supaya gak ada lagi generasi cedera otak seperti foto diatas.."
Pudjo Haryono: “Yg dulu di posisi kanan skr trendnya bergeser ke tengah. Sebab mrk sadar tantangan dan perubahan zaman tdk bisa ditahan lagi. Ironisnya, di tempat lain justru bertolak belakang.
Zona aman dan nyaman yg menghargai keberagaman dan perbedaan mrk nafikan. Menyedihkan.....tapi jgn frustasi melihat apa yg terjadi. Buka wawasan dan ingat jati diri mungkin itu salah satu solusi.”
Lihat artikel asli
S: Netralnews