INDONESIAKININEWS.COM - Seorang kepala desa membuat baliho dengan pesan makian. Diketahui hal itu sengaja dilakukannya karena kesal dengan ...
INDONESIAKININEWS.COM - Seorang kepala desa membuat baliho dengan pesan makian.
Diketahui hal itu sengaja dilakukannya karena kesal dengan tindakan pemerintah.
Hal tersebut terkait dengan hajatan warganya.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com , foto baliho tersebar di sejumlah platform media sosial seperti Facebook dan Instagram.
Terlihat baliho tersebut terpasang di pinggir jalan dekat tiang listrik.
Sedangkan isinya memuat foto seorang pria berseragam cokelat khas Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pria itu berkumis dan memakai masker di atas kepalanya.
Kemudian terdapat kalimat sebagai berikut:
AYO PEJABAT MIKIR NASIBE RAKYAT.
PEJABAT SENG SENENG NGUBER UBER RAKYAT KUI B*****T
PEGAWAI SENG GOLEKI WONG DUWE GAWE IKU KERE
PEGAWAI SING SIO KARO SENIMAN SENIWATI KUWI B*****AN
(Sekarang zaman reformasi
Masih enak zaman PKI
Ayo pejabat memikirkan nasib rakyat
Pejabat yang suka mengejar rakyat itu b*****t
Pegawai yang suka mencari orang punya hajat itu kere
Pegawai yang menyia-nyiakan seniman seniwati itu b*****an)
Pengakuan kepala desa
Dilansir dari Kompas.com, baliho tersebut milik Kepala Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah bernama Samto.
Ia juga mengaku sengaja memasangnya di lapangan desa setempat pada Rabu (14/7/2021) sekitar pukul 12.00 WIB.
Sedangkan alasan pembuatan baliho karena kekesalan Samto.
Ia kesal ada warga yang akan menggelar hajatan selalu dibatalkan petugas.
Padahal, kegiatan hajatan itu tinggal dua hari dilaksanakan.
Dengan alasan masih pandemi Covid-19, akhirnya kegiatan hajatan dilarang.
"Baliho saya pasang karena banyak warga saya menggelar hajatan selalu dibubarkan dan dilarang," kata Samtonya, Kamis (15/7/2021).
Samto mengatakan, sikap petugas yang membubarkan kegiatan hajatan tersebut bukan merupakan solusi yang baik.
Petugas seharusnya bisa memberikan sikap yang baik sehingga warga tidak mengeluhkan dengan keputusan pemerintah.
"Jadi, saya kecewa berat. Ada warga menggelar hajatan tinggal dua hari dibatalkan. Kan kasihan," ungkap dia.
Samto ingin ada solusi yang baik dari pemerintah agar masyarakat bisa menggelar hajatan tanpa melanggar protokol kesehatan (prokes).
"Saya pasang baliho untuk membela rakyat kecil. Tidak ada yang lain," tutur Samto.
Baliho diturunkan
Camat Jenar, Edi Widodo membenarkan keberadaan baliho tersebut.
Dirinya kemudian langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk mengambil langkah.
"Iya benar, langsung kita (Muspika) Jenar tindak lanjuti untuk penurunan," ungkapnya dikutip dari TribunSolo.com.
"Karena sifatnya yang provokatif terhadap pemerintah," tegasnya.
Menurut Edi, penurunan baliho dilakukan tanpa perlawanan dari Kades Samto.
Hal senada diungkap Kepolsek Jenar, AKP Suparjono.
Ia mengatakan, sudah menurunkan baliho berisi makian terhadap pejabat yang terpasang di Desa Jenar.
"Sudah diturunkan langsung kemarin sore (saat itu juga)," kata Suparjono dikutip dari Kompas.com.
Respons Bupati
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengungkapkan, Kesbangpol telah melakukan tindak lanjut terhadap baliho yang dipasang Kades Jenar.
"Sudah melakukan proses klarifikasi, terkait dengan adanya baliho yang dipasang di lapangan Desa Kenari, dan beliau mengakui memang dia yang menyuruh baliho," ujarnya dikutip dari TribunSolo.com.
Bupati Yuni kemudian minta Inspektorat untuk menindaklanjuti.
Dirinya menyarankan untuk menghubungi dulu, sebelum diserahkan ke Polres.
Bupati Yuni menuturkan, saat ini Samto tengah menderita sakit stroke.
Mobilitasnya pun terbatas, dengan berpangku pada kursi roda.
"Saya menduga Ia kekesalan dari kepala desa secara pribadi," tuturnya.
"Apabila diperlukan pakai asesment dokter, untuk melakukan pendalaman," harap dia.
s: tribunnews.com