INDONESIAKININEWS.COM - Budayawan, Ridwan Saidi yang kerap dipanggil Babe, menyebut Habib Rizieq sebagai sosok Satrio Piningit atau orang y...
INDONESIAKININEWS.COM - Budayawan, Ridwan Saidi yang kerap dipanggil Babe, menyebut Habib Rizieq sebagai sosok Satrio Piningit atau orang yang ditunggu-tunggu.
Pernyataan tersebut disampaikan Babe Ridwan Saidi dalam dialog bersama Refly Harun dan sejumlah tokoh lainnya, seperti Rocky Gerung, dan Aziz Yanuar.
Ridwan Saidi menyoroti soal perbedaan penyampaian kritik saat ini dengan kritik di tahun 1950.
"Habib Rizieq itu adalah Satrio Piningit, orang yang ditunggu-tunggu. Selama ini nggak ada idol type di dalam kita bergerak," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Refly Harun.
"Kalau kritik kepada partai-partai cuma satu saja, dalam perbandingan kita dengan tahun 1950. Tahun 1950 ada yang mereka katakan politikus, politikus itu mempunyai syarat intelektualitas, punya syarat punya etika," tutur Babe Ridwan menjelaskan.
Lebih lanjut, pria berusia 78 tahun itu mengatakan bahwa saat ini politikus yang tidak memiliki intelektualitas dan etika, tokoh tersebut lebih cocok disebut sebagai pekerja politik.
"Sekarang memang pekerja politik, itu istilah orang-orang tahun 50. Kalau nggak ada intelektual, nggak ada etika, diistilahkan walaupun dia tokoh partai politik, sebenarnya dia pekerja politik," katanya menerangkan.
Namun, ada perbedaan mencolok dengan politik tahun 1950, yang mana saat ini sosok idol type itu sudah muncul, yakni Habib Rizieq.
Halaman:
Sumber: YouTube Refly Harun
"Sekarang sudah ada idol type yang bernama Habib Muhammad Rizieq Shihab, sudah ada. Yang ditunggu-tunggu sudah tiba," ujar Ridwan Saidi.
Ia lantas menyarankan agar Front Persaudaan Islam atau FPI merinci program-program yang dapat membantu untuk mencerdaskan bangsa.
"Kalau serius kawan-kawan kita di Front Persaudaraan Islam itu tinggal dirinci program yang tadi, yang termasuk ada, intelektualitas kayaknya belum ada ya?" ujarnya kepada Aziz Yanuar.
"(Intelektualitas) masuk di dakwah dalam pendidikan," tutur Aziz.
"Oh dakwah dalam pendidikan, jadi itu mesti ada karena ini penting untuk pencerdasan bangsa. Karena pendidikan, apalagi setelah di daring, materi pendidikan itu sudah nggak tertolong," katanya.
Oleh karena itu, ia meminta agar FPI sekarang bisa bekerja untuk seluruh bangsa.
Ridwan Saidi menilai, Habib Rizieq akan merasa senang jika FPI mau bekerja untuk bangsa Indonesia.
"FPI juga bekerja untuk seluruh bangsa, berkhidmat untuk seluruh bangsa. Sehingga itu akan menggembirakan Habib Rizieq yang mempunyai tesis S2 maupun S3 tentang Pancasila kalau nggak salah, itu akan lebih baik kalau gitu," tutur Babe.***
Lihat artikel asli
S: Tribunnews