INDONESIAKININEWS.COM - Pasca menyebut Presiden Joko Widodo The King Of Lip Service, BEM UI mendapat dukungan dari banyak kalangan, termasu...
INDONESIAKININEWS.COM - Pasca menyebut Presiden Joko Widodo The King Of Lip Service, BEM UI mendapat dukungan dari banyak kalangan, termasuk BEM di sejumlah kampus. Antara lain BEM UGM, Aliansi Mahasiswa, BEM Malang Raya, organisasi masyarakat sipil, dan lainnya. Mereka mulai bersatu melawan ketidakbenaran, suarakan kebenaran dan melakukan perubahan.
Sementara itu di sosial media beredar undangan para mahasiswa akan melakukan aksi besar-besaran pada 5 Juli 2021. Aksi tersebut disebut sejumlah kalangan sebagai tanda mahasiswa yang juga agen perubahan itu mulai bersatu untuk bersama-sama melawan kezhaliman dan ketidakbenaran.
Juga menyampaikan aspirasi dan kritik kepada pemerintahan Joko Widodo untuk memperbaiki kondisi Indonesia yang secara ekonomi terpuruk, menegakkan supremasi hukum dan keadilan. Benarkah kritik yang disampaikan mereka sebuah sinyal kejatuhan Jokowi?
“Essensi yang disampaikan mahasiswa adalah sinyal awal kejatuhan Jokowi, apalagi sudah mendapat reaksi dan dukungan luas mahasiswa maupun rakyat. Rezim ini tak punya prestasi sebaiknya mundur secara legowo. Jangan lagi memproduksi kebohongan, rakyat sudah muak dan semakin susah," kata pengamat politik Rusmin Effendy kepada Harian Terbit, Kamis (1/7/2021).
Selain itu, lanjut dia, antara realitas dan fakta kan sudah terbukti, apalagi yang mau ditutupi. Ibarat bangkai yang disembunyikan pasti ketahuan.
Logikanya, lanjut mantan aktivis mahasiswa ini, mana ada seorang pemimpin yang dihina-hina oleh rakyatnya sendiri. Jadi, harus disadari Jokowi bukan pemimpin yang memiliki kharismatik bahkan tidak punya kemampuan untuk memperbaiki negeri ini.
"Rakyat sudah bosan dengan style kepimpinan yang tak punya kapasitas dan kemampuan serta komunikasi yang buruk. Jadi wajar saja kalau mendapatkan penghargaan The King of Lip Service," tegas dia.
Aksi 5 Juli
Sementara itu, Ketua Badan Relawan Nusantara (BRN) Edysa Tarigan Girsang mengatakan, bisa saja mahasiswa menggelar aksi besar-besaran pada tanggal 5 Juli 2021. Aksi digelar mahasiswa terkait Jokowi The King Of Lip Service yang disematkan BEM UI).
"Mungkin mereka (mahasiswa) gelar aksi. Tapi infonya PKPM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) diperketat mulai 3 Juli. PPKM sangat kecil kemungkinan mahasiswa gelar aksi besar-besaran. Oleh karena butuh nyali gerakan yang besar untuk menggelar aksi guna mengkritik pemerintah," ujar Edysa kepada Harian Terbit, Rabu,(30/6/2021).
Edysa mengakui, saat ini mahasiswa memang mulai bersatu untuk menyuarakan kondisi bangsa yang semakin tidak jelas baik terkait ekonomi, hukum dan politik. Pernyataan BEM UI terkait Jokowi The King Of Lip Servuce memang bisa jadi pemantik agar mahasiswa yang lainnya dari beragam kampus turun aksi.
"Tapi realitasnya butuh nyali menghadapinya. Situasi saat ini sama seperti pra 98, situasinya saja berbeda," tandasnya.
Sebelumnya beredar ajak aksi besar - besaran yang akan digelar 5 Juli 2021. Ajakan aksi tersebut tersebar diaplikasi percakapan WhatApps (WA). Adapun ajakan aksi tersebut yakni, "rencana mau demo seluruh mahasiwa tanggal 5 Juli. Setelah BEM UI, UGM dan Malang Raya bergerak dan lawan Jokowi.
Dibungkam
Dihubungi terpisah, pengamat politik INdro Tjahyono mengatakan, kebebasan berpendapat universitas seharusnya tetap dipertahankan, karena pandangan dan pikiran yang muncul dari kalangan akademisi berangkat dari nilai dan teori yang benar.
“Ketika suara rakyat dibungkam, universitas biasanya tetap bersuara lantang menanggapi realitas. Kembalikan universitas tetap mampu memberi solusi konseptual dan ilmiah terhadap kelemahan atau kesalahan kebijakan pemerintah. Andaikata kemudian solusi itu tidak digubris dan muncul perlawanan rakyat untuk menggulingkan atau minta presiden mundur itu bukan urusan perguruan tinggi,” paparnya.
Indro mengatakan, tempatkan universitas dan mahasiswa sebagai pendukung gerakan rakyat, karena mahasiswa telah menginspirasi dan mempelopori rakyat dengan pikiran dan gagasannya.Ujian para ilmuwan adalah tetap mensuarakan kebenaran berdasar fatsun akademisi dan tidak tergiur oleh politik praktis.
s: law-justice.co