INDONESIAKININEWS.COM - Seorang karyawati perusahaan retail blak-blakan membongkar cara atasannya memaksa anak buah tetap masuk kerja di ma...
INDONESIAKININEWS.COM - Seorang karyawati perusahaan retail blak-blakan membongkar cara atasannya memaksa anak buah tetap masuk kerja di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Dilansir TribunWow.com, wanita yang tak disebutkan identitasnya itu bahkan mengaku sang pimpinan sudah menyiapkan skenario palsu jika perusahaan digerebek petugas.
Pengakuan itu diucapkan karyawati tersebut dalam acara Mata Najwa, Rabu (14/7/2021).
"Karyawannya sih kurang dari 100 orang tapi ada aja yang disuruh tetap masuk kantor," jelasnya.
"Padahal PPKM sudah berlaku tapi kita tetap bekerja."
Meski bekerja di perusahaan non-esensial, wanita ini mengaku tetap dipaksa bekerja saat PPKM Darurat.
Ia lantas membeberkan skenario bohong yang dibuat atasannya.
"Kalau misalkan 10 orang di satu devisi, sekitar tujuh orang disuruh masuk," ucapnya.
"Menurut aku enggak (esensial) sih."
"Kemarin sempat diwanti-wanti, bos aku tuh tahu kalau perusahaan banyak yang disidak."
Ia menceritakan, sang bos meminta para karyawan untuk berbohong dan mengaku tinggal di kantor jika disidak Satpol PP.
Tak hanya itu, cara masuk hingga pulang kerja para karyawan juga diatur sedemikian rupa agar perusahaan tak ketahuan melanggar PPKM Darurat.
"Bos aku sudah wanti-wanti ke kita kalau kita disidak Satpol PP bilang aja kita tinggal di situ dan kerja di situ," kata dia.
"Padahal kita bentuk kantornya enggak ada bentuk mess yang seolah-olah kita tinggal di situ."
"Kita ada beberapa yang diminta selang-seling masuknya, misalnya hari ini masuk besoknya enggak."
"Dan dipesan kalau kita keluar dari kantor satu-satu aja jangan ramai-ramai, jangan seolah-olah kita habis kerja. Jadi kayak kita keluar rumah aja," lanjutnya.
Karyawati itu lantas membeberkan kondisi di dalam kantor selama pandemi.
Di masa PPKM Darurat, para karyawan tak hanya berinteraksi dengan rekan di kantor.
"Sebenarnya prokes itu tetap jalan sih itu kan kesadaran diri masing-masing ya."
"Cuma kita tetap berinteraksi dengan beberapa orang yang ada di ruang sebelah, kadang ketemu sama orang luar sih," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-3.37:
Respons Ridwan Kamil jika PPKM Darurat Diperpanjang
Dalam kesempatan itu, sebelumnya Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil buka suara soal dilema penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Ridwan Kamil pun menduga akan terjadi lebih banyak drama jika PPKM Darurat diperpanjang.
Dilansir TribunWow.com, sebelumnya, wacana perpanjangan PPKM Darurat hingga enam minggu sudah mencuat di media sosial.
Terkait wacana ini, Ridwan Kamil berharap masyarakat patuh agar pandemi segera berakhir.
Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil mulanya menjawab soal keinginan masyarakatnya mendapat bantuan selama PPKM Darurat.
"Kami betul-betul PPKM Darurat ini mengandalkan pemerintah pusat," ujar Ridwan Kamil.
"Yang dijamin pemerintah pusat juga enggak banyak, hanya sekitar empat sampai lima juga kepala keluarga."
"Dulu waktu 2020 hampir sekitar 60 persen dari 50 juta yang kami berikan bansos."
Karena sulitnya perekonomian, Ridwan Kamil berharap, masyarakat patuh agar PPKM Darurat tak diperpanjang.
Namun, ucapan Ridwan Kamil itu langsung dibantah Presenter Najwa Shihab yang menyinggung wacana perpanjangan PPKM Darurat.
"Itulah kenapa kami memahami kesulitan keuangan ini dan berharap yuk kita disiplin supaya PPKM Darurat tidak diperpanjang," kata Ridwan Kamil.
"Tapi wacana perpanjangan itu sudah mulai muncul dan ini juga disikapinya dilematis juga," sanggah Najwa Shihab.
Menanggapi hal itu, jika PPKM Darurat akhirnya diperpanjang, Ridwan Kamil mempredikasi akan semakin banyak protes yang dilayangkan masyarakat.
Pasalnya, meski PPKM Darurat kini belum mencapai batas, sudah banyak warga yang protes karena tak bisa membuka usahanya.
"Ya orang marah akan makin meningkat, drama viral juga akan makin banyak," ujar Ridwan Kamil.
"Tapi dari semuanya urusan nyawa itu adalah keputusan terpenting dari semua diskursus ini."
"Nyawa di rumah sakit lebih urgent kira-kira yang harus kita dahulukan." (TribunWow.com)