INDONESIAKININEWS.COM - Kasus adu jotos pria berkepala plontos dan pemotor akhirnya berujung damai. Dua pria tersebut diketahui bernama Har...
INDONESIAKININEWS.COM - Kasus adu jotos pria berkepala plontos dan pemotor akhirnya berujung damai.
Dua pria tersebut diketahui bernama Hari Saptari alias Boyor dan Ronald Sopasoni.
Pria yang berkepala pelontos merupakan anggota ormas Pemuda Pancasila, sedangkan pria yang berhelm merupakan debt collector.
Keduanya sempat bikin geger warga usai video adu jatosnya viral, hingga pada akhirnya dua pria itu akhirnya memutuskan berdamai di Polres Jakarta Pusat, pukul 16:00 WIB sore, Sabtu (17/7/2021).
"Kami menyatakan tidak ada lagi permasalahan di kemudian hari, terimakasih," ucap mereka.
Menanggapi peristiwa tersebut, Ketua MPC Pemuda Pancasila Faris Royan M Khalifah menjelaskan terkait viralnya video yang beredar kemarin hari hari Jumat kemarin.
"Di video tersebut terjadi perkelahian antara kawan-kawan atau keluarga kami dan Pemuda Pancasila dengan kawan-kawan depkolektor 16 Juli 2021 yang mana video tersebut terjadi perkelahian antara kawan-kawan atau keluarga kami dari Pemuda Pancasila dengan kawan-kawan depkolektor (pria berhelm)
Kejadian tersebut berawal dari tatapan atau Saling pandang, sebelumnya saya sampaikan bahwa tidak ada upaya penarikan kendaraan dari kawan-kawan debt collector kepada Boyor lalu tidak ada pengeroyokan dari kawan-kawan debt collector kepada Boyor," ujar Royan berikan klarifikasi.
Royan mengatakan, perkelahian berawal kesalahpahaman yaitu saling pandang antara kedua belah pihak yang berkelahi.
Royan meminta seluruh masyarakat untuk tidak membesar-besarkan, menjadikan perdebatan, atau perbincangan panas yang tak layak, berkomentar yang bersifat memprovokasi terkait peristiwa perkelahian tersebut.
“Saya rasa sudahi komentar-komentar yang tidak sehat atau memprovokasi satu dan lainnya, sekian dan terima kasih,” ujar Royan, Sabtu (17/7/2021).
Royan juga mengimbau kepada seluruh Keluarga Besar Pemuda Pancasila dan segenap pemuda lainnya untuk terus menjaga perdamaian di tengah pandemi Covid-19.
"Semua yang bergabung di Pemuda Pancasila maupun yang tidak bergabung untuk kiranya kita bisa saling menjaga emosi, mungkin masa pandemi covid 19 ini perekonomian sedang sulit ini membuat sensitif lebih menggebu-gebu," ujarnya. (cr09)
S :Poskota