INDONESIAKININEWS.COM - Kasus narkoba yang menyeret Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie menjadi sorotan masyarakat luas. Terlebih status Ardi ya...
INDONESIAKININEWS.COM - Kasus narkoba yang menyeret Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie menjadi sorotan masyarakat luas.
Terlebih status Ardi yang berasal dari keluarga konglomerat, membuat keduanya dicecar pertanyaan soal alasan sesungguhnya memakai sabu.
Menurut Dosen Ilmu Komunikasi UI, Ade Armando, kasus narkoba Nia dan Ardi ini menorehkan sesuatu hal yang penting.
Bahwa kecantikan dan popularitas
bukanlah segalanya. Tetapi baik Ardi dan Nia malah harus terjerumus ke dalam lembah hitam narkoba.
"Bayangkan apa sih yang nggak dimiliki Nia? Secara fisik dia bisa dibilang sempurna.
Dia punya suami yang gagah dan kaya, dia punya anak yang lucu dan sehat, dia punya segala hal," kata Ade di kanal YouTube Cokro TV, Senin (12/7).
Ade Armando kemudian menyinggung kasus lain yang tak kalah ngeri dari tertangkapnya Nia dan Ardi karena narkoba.
Hal ini disebut Ade lebih menakutkan, sebab polisi mengaku telah menangkap sejulah spesialisasi yang kerap memasarkan narkoba ke kalangan elite di Tanah Air.
Bukan tak mungkin jika Nia dan Ardi membeli narkoba dari pemasok narkoba yang sengaja memasarkan barang haram tersebut hanya kepada kaum elite.
Bahkan mereka disebut sudah memiliki peta persebarannya. Ade bergidik ngeri mengetahui fakta ini lantaran tak mengira ada orang-orang yang seolah mengorganisir hal ini
"Bayangkan, kalau ada orang penting semisal menteri, penegak hukum, pimpinan partai, bisa dikuasai narkoba, tinggal tunggu waktu kehancuran negeri ini. Ternyata Indonesia adalah pasar yang menggiurkan, ada gerakan terorganisir, bukan tidak mungkin mereka punya agenda politik dan ekonomi untuk menguasai Indonesia," bebernya.
Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, waktu Pemerintah dihabiskan untuk konsentrasi perang melawan virus Corona. Alhasil, bisa dibilang jalan masuk narkoba menjadi lebih longgar.
Tak berhenti di situ, polisi rupanya juga mengungkap ada arus narkoba besar dari Jaringan Timur Tengah. "Diduga hasil penjualan narkoba di RI ini digunakan untuk biayai terorisme di Timur Tengah. Apakah juga untuk biayai di RI? Belum jelas," ujar Ade menambahkan.
Namun dibalik itu semua, rupanya Ade juga menemukan ilustrasi menarik terkait ditangkapnya jaringan Timur Tengah di Jakarta Pusat. Mereka diamankan di Petamburan, dan Petamburan adalah lokasi markas FPI.
"Saya tentu tak ingin simpulkan, tetapi ini menarik untuk menyusun puzzle. Sebab ada upaya besar sistematis untuk hancurkan Indonesia. Karena itu, RI tak boleh lengah dukung BNN untuk bersikap dan bertindak tegas pada narkoba," pungkasnya.
S: Pojoksatu