INDONESIAKININEWS.COM - Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina berakhir dengan kesepakatan melakukan gencatan senjata pada Mei la...
INDONESIAKININEWS.COM - Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina berakhir dengan kesepakatan melakukan gencatan senjata pada Mei lalu. Baru-baru ini, pihak Israel dikabarkan membuka kerja sama dengan Indonesia, namun ditolak.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah memastikan menolak ajakan Israel untuk membuka kerja sama dan komunikasi. Hal ini lantaran terkait dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang mendukung akan kemerdekaan Palestina.
Bagus Hendraning Kobarsyih menyatakan bahwa perselisihan di antara Israel dan Palestina merupakan penjajahan. Indonesia menganggap bahwa Israel menjadi pihak yang menjajah tanah dan rakyat Palestina.
Seperti yang diketahui, Indonesia menjadi negara yang dengan tegas menolak adanya permasalahan penjajahan. Hal ini juga dimuat dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
"Indonesia posisinya telah jelas, jika Palestina tidak mendapatkan kemerdekaannya, sepanjang itu pulalah kita tidak akan mengakui Israel sebagai negara," terang Bagus kepada Kumparan, Jumat (18/6). "Kita anggap Israel itu sebagai negara penjajah."
Selain itu, Bagus juga mengatakan bahwa dukungan penuh atas kemerdekaan Palestina telah ditegaskan sejak masa kepemimpinan Presiden pertama RI Soekarno. Tidak hanya dukungan penuh kepada Palestina, tetapi juga kecaman terhadap Israel telah dikumandangkan sejak saat itu. Hal inilah yang menjadi dasar Kemlu RI tidak ingin untk membuka hubungan diplomatik dengan Israel dalam waktu dekat.
"Sudah ditegaskan oleh Presiden pertama kita Presiden Soekarno bahwa selama Israel masih menjajah negeri Palestina, selama itu pula Indonesia tidak akan mengakui keberadaan Israel," tegas Bagus. "Indonesia tidak berpikir untuk mengakui Israel sebagai negara."
Di sisi lain, Kemlu juga tengah geram dengan tudingan Israel yang menyatakan bahwa Indonesia tidak jujur soal konflik Gaza di Palestina. Hal ini bermula dari pernyataan Sagi Karni selaku Duta Besar (Dubes) Israel untuk Singapura yang menyebut bahwa negara-negara mayoritas Islam di Asia Tenggara mengabaikan sifat asli konflik antara kedua negara tersebut.
Mengetahui tudingan miring tersebut, Jubir Kemlu RI Teuku Faizasyah langsung membantahnya. Menurut Faizasyah, akar permasalahan dari konflik antara Israel dan Palestina adalah penjajahan.
Faizasyah menegaskan seharusnya Israel lah yang jujur dan mengakui bahwa akar permasalahannya adalah penjajahan atas Palestina yang dilakukan oleh negaranya. Faizasyah menyebut bahwa Hamas merupakan bagian dari bangsa Palestina yang berupaya memperjuangkan kemerdekaannya.
S:Wowkeren